Bola.com, Palembang - Manajemen Sriwijaya FC (SFC) berang dengan pernyataan sejumlah pihak usai laga melawan Persija Jakarta (25/11//2015) di penyisihan Grup A Piala Jenderal Sudirman.
Manajemen Laskar Wong Kito bahkan mempertimbangkan untuk menuntut balik bila masih ada pihak yang mengeluarkan pernyataan mendiskreditkan Sriwijaya FC tanpa konfirmasi terlebih dulu.
"Ini bukan pembelaan, namun sekadar meluruskan beberapa pemberitaan yang simpang siur, bahkan ada beberapa yang tanpa konfirmasi terlebih dulu ke kami," ujar asisten manajer SFC, Achmad Haris, saat dihubungi Jumat (27/11/2015).
Menurut Achmad, pernyataan yang beredar bahwa manajer SFC melakukan perusakan di ruang ganti Stadion Kanjuruhan, Malang, tidaklah benar.
"Justru manajer SFC berusaha menenangkan pemain yang masih terbawa emosi seusai pertandingan. Sejak pertandingan berlangsung panas di lapangan, beliau melakukan hal yang sama sudah menenangkan pemain. SFC tidak pernah mendidik pemain untuk berbuat tidak sportif, kalah menang adalah hal biasa dalam sebuah pertandingan," ungkapnya.
Pihaknya menyayangkan sikap Mahaka Sports and Entertainment, sebagai operator turnamen, yang tidak mengonfirmasi kepada SFC terkait hal ini.
"Ada asas praduga tak bersalah. Apa benar mereka melihat manajer SFC ngamuk di ruang ganti, siapa saksi dari mereka yang menyaksikan kejadian tersebut secara langsung. Jadi terlalu berlebihan bila disebut kami yang merusak. Justru nanti kami bisa bertanya balik dan menuntut bila sudah berujung fitnah," tegasnya.
Selanjutnya
Manajer SFC, Nasrun Umar, mengungkapkan hal sama dan heran dengan pemberitaan yang menyudutkan dirinya. Apalagi dari semua bentuk informasi itu, tidak ada pihak yang langsung mengonfirmasikan tentang kebenaran tersebut kepadanya.
"Kapan saya melakukan perusakan (fasilitas kamar ganti). Saya justru mengingatkan Ferdinand yang menendang kotak sampah. Begitu juga di lapangan, saya yang justru menarik Ferdinand saat melakukan protes ke wasit," ujarnya.
Baca Juga
Nasrun mengungkapkan kalaupun dirinya akan di nonaktifkan pada pertandingan berikutnya, dia akan mematuhi kalau, asal sudah ada surat resminya.
"Saya ini taat aturan. Tapi, kalau ada yang menyebut nama saya yang melakukan kesalahan, ya buktikan apa salah saya. Kalau mau menonaktifkan ya silakan, tapi mana suratnya. Saya juga bisa tuntut kalau ada pihak yang coba mencemarkan nama baik saya," ungkapnya.
Manajer yang juga menjabat Kepala Dishubkominfo Sumsel ini menuturkan sebenarnya banyak kejanggalan yang diterima Sriwijaya FC pada Piala Jenderal Sudirman ini. Mulai padatnya jadwal yang diterima, berbeda dari jadwal Arema Cronus, PBR, Gresik United, dan Persija Jakarta.
Bila SFC seolah dipaksa bermain empat kali dalam sembilan hari, perlakuan berbeda terjadi dengan seluruh tim yang akan menjadi lawan Tibo dkk, yang semuanya mendapat istirahat selama lima hari terlebih dulu.
"Dari sisi jadwal, kami tidak diuntungkan, tim lain memainkan pertandingan di grup A di atas sembilan hari. Anehnya lagi, seluruh tim yang melawan Sriwijaya FC kondisinya bugar karena punya recovery lebih lama yakni lima hari. Belum lagi penunjukan wasit yang kami protes kemarin,” keluh Nasrun.