Bola.com, Jakarta - Tuti Sucipto (71 tahun), ditemani dua anaknya, Tantri dan Bisma Sucipto, saat melayat mendiang Sinyo Aliandoe, beberapa waktu lalu di Rumah Duka Carolus, Jakarta.
Tuti adalah istri almarhum Sucipto Suntoro, striker legendaris Persija Jakarta yang wafat pada tahun 1994. Dalam kesempatan yang hangat, kepada bola.com Tuti menceritakan kehidupan sang suami kala menjadi pemain Persija hingga besar di tim nasional. Bisa dibilang, Tuti menjadi saksi perjuangan Sucipto saat memasuki Persija pada usia 16 tahun.
“Saya kenal dengan bapak waktu umur 15 tahun karena rumah kami berdekatan di Kebayoran. Kami sudah pacaran tapi masih malu-malu. Zaman dahulu hanya bisa kirim salam,” kenang Tuti.
Dalam sebuah kesempatan, Sucipto atau akrab dengan sapaan Gareng, mengutarakan rasa suka alias ‘nembak’. Usia Sucipto kala itu sudah 17 tahun dan telah menjadi pemain muda Persija Jakarta, setelah sebelumnya memperkuat PS Setia Jakarta dan IPPI Kebayoran.
Baca Juga
Di mata Tuti, punya pacar seorang pesepak bola adalah kebanggaan. Apalagi, Sucipto memperkuat Persija, klub yang pamornya lumayan mentereng di kompetisi Perserikatan pada era 1950 hingga 1960-an. Tuti semakin jatuh cinta karena Sucipto juga terkenal sebagai pemain timnas. Para tetangga dan teman sebaya Tuti sering membicarakan Sucipto.
“Bangga sekali. Apalagi saat bapak foto bersama presiden dan membela Indonesia di luar negeri dan cetak banyak gol,” lanjutnya.
Prestasi Sucipto sebagai bomber Persija dan timnas tercatat di lembar sejarah. Di antaranya, jadi pencetak gol terbanyak kompetisi Perserikatan 1964 dan juara bersama Persija, mencetak delapan gol pada Merdeka Games 1969, dan menjadi top scorer Piala Asia Junior.
Tuti Sucipto Suntoro: Persija Bikin Pacaran Kami Putus Nyambung
Akan tetapi, lama-lama Tuti cemburu juga. Kecintaan Sucipto kepada Persija dan timnas membuat keduanya jarang bertemu. Hampir setiap sore, saat mereka sudah janjian, Sucipto memilih latihan atau nongkrong dengan rekan klub. Alhasil, hubungan pacaran mereka putus-nyambung.
“Sebelum menikah, pacaran kami putus-nyambung. Maklum, bapak sangat sibuk dan sering sekali ikut pemusatan latihan dan tidak diizinkan pacaran. Saya sempat kesal, tapi lama-lama bisa memahami karena bapak meraih banyak prestasi dari sepak bola,” kata Tuti.
Tuti setia menjadi pendamping hidup Sucipto, hingga keduanya menikah pada 1967. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua anak, Tantri dan Bisma Sucipto. Setelah menikah, kesibukan Sucipto makin bertambah. Apalagi saat dia melatih tim nasional pada tahun 1970-an. Salah satu yang membuat keluarga Sucipto bangga adalah kala Pak Gareng menangani timnas junior di Piala Dunia Junior Tokyo 1979.
Maut memisahkan Tuti dari Sucipto pada 1994. Saat itu jadi masa yang berat bagi Tuti karena tengah membesarkan kedua anaknya. Nama besar Sucipto di sepak bola membuat Tuti tegar. Ia tetap membawa kebanggaan terhadap sang suami hingga masa senja.
“Hati saya senang bapak adalah pemain sepak bola meski anak kami tak ada yang jadi pemain. Sampai sekarang hubungan dengan rekan bapak dan pemain Persija Jakarta dan timnas yang pernah dilatih masih terus terjaga,” demikian Tuti menutup pembicaraan.