Bola.com, Sidoarjo - Promotor Piala Jenderal Sudirman Mahaka Sports and Entertainment menantang PSSI buktikan tudingan terkait dugaan match fixing alias pengaturan skor pertandingan di Piala Jenderal Sudirman.
CEO Mahaka Sports and Entertainment Hasani Abdulgani meminta PSSI tidak hanya membuat wacana, tapi melaporkan ke kepolisian dan membawa ke meja hijau jika memang memiliki bukti kuat. Ia menyatakan, komentar anggota Komite Etik PSSI Haryo Yuniarto terkait dugaan match fixing tidak beralasan. Pasalnya, tak ada satu pun pertandingan yang diatur untuk memenangkan salah satu kontestan.
Salah satu contoh yang dikemukakan Hasani adalah soal tumbangnya tiga tim yang memiliki basis pendukung besar macam Persib Bandung, PSM Makassar, dan Bali United. Bali dan Bandung adalah dua tempat yang rencananya bakal digunakan sebagai venue babak delapan besar. Namun karena dua tim calon tuan rumah tumbang, Mahaka berencana memindahkan lokasi atau mengubah format pertandingan di fase ini.
"Logikanya, kalau kami mau atur skor, kami akan paksakan Persib dan Bali United untuk lolos ke putaran selanjutnya. Tapi faktanya, mereka tersingkir," jelas Hasani dalam acara konferensi pers, Senin (30/11/2015) di ruang serbaguna Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.
Ia merasa, PSSI sengaja mengembuskan isu tersebut agar ada kesan Mahaka dan Piala Jenderal Sudirman dijamah oleh tangan-tangan kotor. Padahal, sejak Piala Presiden 2015 dan PJS yang sedang bergulir, Mahaka memberlakukan standar sangat ketat dalam memilih dan menugaskan wasit maupun inspektur wasit.
Baca Juga
Pemulangan dua wasit, satu asisten wasit, dan satu inspektur wasit di Bali adalah bentuk dari penerapan standar tersebut. Hasani menyatakan, selain rotasi yang sudah disepakati oleh komisi wasit TNI, pemulangan ini sebagai upaya panpel pusat menghindari persoalan yang akan muncul kemudian hari.
"Kami memulangkan mereka karena kami menganggap mereka tidak cakap saat menjalankan tugas," sebut Hasani.
Namun, ia heran isu yang berkembang di luar justru menohok dirinya. "Saya tidak tahu apa yang terjadi, yang jelas setelah kepulangan mereka (wasit), ada isu soal pengaturan skor ini. Sepertinya saya di-kick balik oleh mereka. Padahal, belum tentu mereka tidak memimpin lagi setelah dipulangkan karena ada kemungkinan mereka bakal bertugas saat babak 8 besar, semifinal atau final," katanya.
Hasani tak menyangka jika ucapannya yang bernada canda soal pembekuan PSSI yang memberikan peluang bagi Mahaka Sports and Entertainment untuk menjalankan sepak bola Indonesia beberapa waktu lalu justru dipelintir.
Hasani meminta Haryo dan PSSI melaporkan temuannya itu ke kepolisian agar semuanya jelas. Hasani pun mengakui siap meladeni upaya yang dinilainya merugikan dirinya dan Mahaka itu. Tak main-main, Hasani berujar bakal menyiapkan pengacara jika ada tuntutan atau tudingan pada dirinya.
Kalau pun Hasani sempat memasuki ruang ganti wasit, ia mengaku tak melakukan apa yang dihembuskan Haryo. Sebab, hampir setiap kali datang ke kota-kota yang ditunjuk sebagai tuan rumah babak penyisihan, Hasani selalu menyempatkan untuk mengunjungi para wasit dengan tujuan memberikan ucapan selamat bertugas, tidak lebih. Karena itu, Hasani dengan lantang bakal melawan jika ada pihak-pihak tertentu yang sengaja membunuh karakternya atau merusak citra PJS.
"Saya akan serang balik mereka (PSSI)kalau tidak terbukti. Saya ingin memperbaiki sepak bola Indonesia malah dituding macam-macam," katanya.