Bola.com, Jakarta - Beberapa pemain asing memperlihatkan performa impresif sepanjang fase grup Piala Jenderal Sudirman (PJS). Salah satu yang menarik perhatian adalah performa bek impor anyar Arema Cronus, Kiko Insa. Bek jangkung asal Spanyol itu tampil apik walau baru bergabung dengan Singo Edan beberapa hari jelang laga perdana di Piala Jenderal Sudirman.
Selain Kiko Insa, ada beberapa nama pemain asing yang memberikan dampak signifikan bagi performa tim yang mereka perkuat. Siapa saja mereka? Berikut daftarnya seperti dirangkum bola.com:
Emile Mbamba (Persela Lamongan)
Striker impor berusia 33 tahun tampil bagus meski Persela harus tersingkir di fase grup Piala Jenderal Sudirman. Bermain dalam tiga pertandingan, pemain asal Kamerun sukses mencetak tiga gol. Dua gol ia cetak saat Persela takluk 3-4 dari Surabaya United sedangkan satu gol lainnya diceploskan Mbamba ke gawang PS TNI.
Baca Juga
Menariknya, Mbamba baru bermain di tiga partai terakhir Laskar Joko Tingkir. Mantan pemain Arema Malang itu menggantikan posisi Mahmoud El-Ali yang dicabut pengesahannya oleh operator turnamen. Striker asal Lebanon itu dijatuhi sanksi larangan bermain seumur hidup oleh FIFA karena kasus pengaturan skor.
Kiko Insa (Arema Cronus)
Tim Singo Edan tidak salah mendatangkan pemain impor asal Spanyol ini. Bersama kompatriotnya, Toni Mossi, Insa sukses mengangkat performa tim asuhan Joko Susilo. Hal itu dibuktikan dengan kelebihan Insa dalam urusan mencetak gol. Dua gol ia cetak di penyisihan grup bersama Arema.
Selain produktif untuk ukuran pemain yang menempati pos bek tengah, Insa juga kuat dalam duel udara dan tenang dalam membaca pergerakan lawan. Sosoknya di jantung pertahanan membuat Joko Susilo bisa tenang pasca kepergian Fabiano Beltrame.
1
Otavio Dutra (Surabaya United)
Pemain berusia 32 tahun ini merupakan salah satu sosok pemimpin di skuat Surabaya United selain kiper berpengalaman, Jendry Pitoy. Sepanjang fase grup, peran Dutra juga terbilang sentral. Ia mampu beradaptasi dengan baik saat dipasangkan dengan Firly Apriansyah, Munhar, dan juga eks pemain timnas U-19, Sahrul Kurniawan.
Nilai plus juga dicatat Dutra karena ia berhasil mencetak satu gol di penyisihan grup C. Satu gol itu dijaringkannya saat anak asuh Ibnu Grahan mengalahkan Persela 4-3, 27 November. Sepanjang fase grup, peran Dutra sebagai bek sentral tidak tergantikan oleh pemain lain.
Esteban Vizcarra (Arema Cronus)
Berbeda dengan Kiko Insa yang langsung nyetel dengan gaya bermain Arema, Vizcarra justru sempat kesulitan beradaptasi. Maka wajar, performa mantan pemain Semen Padang itu tidak terlalu memikat pada dua laga Singo Edan di penyisihan grup A.
Baru di laga ketiga melawan Sriwijaya FC, Vizcarra memperlihatkan kemampuan sebenarnya. Gelandang serang asal Argentina mencetak satu gol lewat tendangan akrobatik. Sepanjang pertandingan, pergerakan, dan umpan Vizcarra juga merepotkan pertahanan Sriwijaya FC.
Penampilan impresif itu diperlihatkan kembali saat Arema menang tipis 1-0 atas Persija Jakarta. Berkali-kali, Vizcarra menghadirkan ancaman bagi pertahanan tim ibu kota walau Singo Edan hanya menang tipis di laga terakhir penyisihan grup.
2
Robertino Pugliara (Persipura Jayapura)
Mantan pemain Persija Jakarta ini dikenal karena permainannya yang tidak kenal lelah selama 90 menit. Tanpa Boaz Solossa yang cedera, Robertino memang harus bekerja lebih keras untuk mengangkat performa tim Mutiara Hitam.
Di penyisihan grup, peran Robertino bisa dikatakan tak tergantikan oleh pemain lain. Kerja kerasnya di lini tengah terbayar lunas karena Persipura berhasil lolos ke babak 8 besar dengan status juara grup.