Air Mata Iringi Akhir Petualangan Firdasari di Kancah Bulutangkis

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 02 Des 2015, 23:21 WIB
Pemain tunggal putri, Adriyanti Firdasari, resmi gantung raket setelah menjalani laga melawan pemain Tiongkok, Chen Yufei, di ajang Indonesia Masters 2015 di Malang, Jawa Timur, Rabu (2/12/2015). (PBSI)

Bola.com, Malang - Perjalanan Adriyanti Firdasari di kancah bulutangkis selama 20 tahun akhirnya tuntas di Gedung Graha Cakrawala, Malang, Jawa Timur, Rabu (2/12/2015). Pemain tunggal putri berusia 28 tahun ini resmi gantung raket setelah menjalani pertandingan pamungkas di ajang Indonesia Masters 2015 melawan pemain Tiongkok, Chen Yufei.

Namun, pertandingan itu tak sanggup dituntaskannya. Firda mesti mundur karena cedera lututnya kambuh. Pemain kelahiran Jakarta ini menyerah saat kedudukan 12-21, 4-9.

Momen yang mengharukan hadir menjelang laga. Firda tak kuasa menahan air mata saat namanya dipanggil untuk memasuki lapangan pertandingan.

Advertisement

“Kalau mau jujur, rasanya berat sekali. Waktu nama saya dipanggil masuk lapangan, air mata saya menetes. Rasanya dalam hati ini campur aduk, sedih, terharu dan ada rasa bangga,” kata Firda, seperti dilansir situs PBSI.

“Ini adalah hal yang harus dilalui, karena semua atlet akan merasakan hal yang sama. Ternyata waktu saya datang juga,” ucapnya.

Setelah malang melintang selama 20 tahun di dunia bulutangkis, Firda memutuskan mengakhiri kariernya dan beralih menjadi pelatih.

“Saya sudah memutuskan untuk tidak bermain bulutangkis lagi. Saya ingin menjadi pelatih. Rencana terdekat mau melatih di klub asal saya, Jaya Raya Jakarta. Tapi, saya juga tidak menutup kemungkinan kalau ada tawaran lain,” tutur Firda.

Firda menuturkan banyak pelajaran hidup yang didapatnya selama menjadi pemain bulutangkis. Dari usia muda, Firda sudah belajar mengemban tanggung jawab, disiplin, dan kerja keras. Maklum saja persaingan bulutangkis di Indonesia memang ketat.

“Saya juga bisa merasakan seperti apa bangganya jadi juara dan bagaimana mengatasi rasa down ketika kalah. Saya bangga mendapatkan kesempatan membawa nama Indonesia. Mungkin tidak semua orang punya kesempatan seperti ini, dan saya sudah mengalaminya dari kecil. Nah, sekarang saatnya saya menularkan ilmu yang saya dapat selama ini kepada junior-junior saya.” tambahnya.

Salah satu prestasi terbaik Firdasari di kancah bulutangkis adalah mempersembahkan medali emas untuk Indonesia dari nomor tunggal putri di SEA Games 2005. 

Ia telah memperkuat tim nasional bulu tangkis Indonesia sejak 2004. Pada turnamen Piala Uber di Jakarta, 2008, dia menjadi tunggal kedua putri setelah Maria Kristin Yulianti.

Berita Terkait