Bola.com, Solo - Bagi kiper Pusamania Borneo FC, Galih Sudaryono, agenda training (TC) menghadapi babak delapan besar Grup E Piala Jenderal Sudirman di Kota Solo jadi berkah tersendiri.
Saat berbincang dengan bola.com, dia mengaku program latihan di Kota Bengawan sekaligus mendekatkan eks penjaga gawang Persija Jakarta itu dengan keluarga. Maklum, istri dan anaknya tinggal di Perumnas Palur, Kecamatan Jaten, Karanganyar, atau sekitar 30 menit dari Kota Solo.
''Setiap hari saya pulang ke rumah mas, karena pengen kumpul bareng anak dan istri. Kalau mau latihan baru kembali ke Solo, mumpung ada kesempatan balik, kalau jauh tidak bisa ketemu,'' ungkap Galih, Minggu (6/12/2015).
Beberapa bulan yang lalu, kiper asli Karanganyar itu menghebohkan publik sepak bola Indonesia. Bagaimana tidak, vakumnya agenda olahraga paling populer se-jagat raya membuat para pemain tak punya pemasukan.
Baca Juga
Beberapa personel harus banting setir melakukan pekerjaan apa pun demi mendapatkan rezeki. Termasuk Galih. Dia rela menjadi operator kereta mini atau sering disebut odong-odong di depan gerai minimarket di Karanganyar.
Galih juga tak jarang membuka lapak dari bazar ke bazar yang digelar oleh karang taruna di desanya. Dengan seperangkat kereta mini yang digerakkan tenaga listrik, dia harus menggaet anak-anak untuk bermain, bersaing dengan aneka permainan lain.
Lalu, setelah dia kembali bermain, bagaimana nasib odong-odong itu? Galih mengaku wahana itu dia serahkan ke tetangga untuk disewakan seperti biasa.
''Sekarang sudah ada proyek ikut turnamen-turnamen, Mas. Jadi odong-odongnya saya titipkan ke tetangga. Biasanya diputar di kampung, tapi kalau minggu pindah ke lingkungan (Stadion) Manahan,'' ucap dia.
Meski banyak turnamen yang diikuti klubnya, pemain berusia 28 tahun itu tetap berharap kisruh sepak bola Tanah Air segera berakhir. Sebab, turnamen yang digelar semacam Piala Presiden maupun Piala Jenderal Sudirman belum mengatasi masalah. Para pelaku sepak bola Indonesia menurutnya membutuhkan kompetisi yang berjenjang.