Bola.com, Bandung - Manajemen Persib Bandung menanggapi tudingan sejumlah pemain yang menyebut kontrak jangka pendek di Piala Jenderal Sudirman bermasalah. Gara-gara merasa tak nyaman dengan sejumlah pasal dalam kontrak tersebut lima pemain memutuskan keluar dari Tim Maung Bandung.
Salah satu pemain pilar Persib yang menyatakah berhenti, Firman Utina menyebut banyak aspek dalam draft kontrak yang membuatnya merasa tidak nyaman. Mulai dari pemain yang tidak boleh berbicara kepada media terkait manajemen, tidak boleh berkeluh kesah di media sosial, dan pemain tidak boleh menjalin kerja sama dengan sponsor di luar sponsor tim Persib.
“Sponsor yang ada di Persib tidak memberikan kompensasi jika ada kegiatan. Di sisi lain nilai kontrak yang disepakati jauh dari standar seperti kompetisi penuh. Jadi banyak yang memberatkan bagi pemain. Kalau saya harus buka semua, berarti saya membuka kinerja yang tidak bagus di Persib itu sendiri," ujarnya.
Baca Juga
Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Kuswara S. Taryono angkat bicara merespons pernyataan Firman. Ia menilai aneh jika Firman dkk. tiba-tiba keberatan dengan isi klausal kontrak yang disodorkan Persib, karena sejak Indonesia Super League kontrak model sama diterapkan.
“Tidak ada perubahan pasal sama sekali. Firman menandatanganinya kontrak model serupa dua musim terakhir. Ia tidak pernah bilang keberatan. Kenapa sekarang tiba-tiba mempermasalahkannya?” ujar Kuswara.
Kuswara mengakui kalau Firman salah satu pemain yang tidak meneken kontrak jangka pendek Persib buat keperluan tampil di Piala Jenderal Sudirman (berlaku hingga Februari 2016). Walau begitu pihak PT PBB tetap akan membayar kewajiban sang pemain.
“Kami akan akan menyelesaikan seluruh kewajiban, karena kita menilai Firman bagian yang tidak terpisahkan dengan Persib,” ujar Kuswara.
Selain Firman, Ahmad Jufriyanto, Supardi Nasir, dan Abdul Rahman menolak membubuhkan tanda tangan di draf kontrak baru pasca Piala Presiden.
Mantan manajer Maung Bandung, juga ikut angkat bicara. Menyangkut keputusan meninggalkan Tim Pangeran Biru, ia mempersilahkan para pemain megikuti kata hati. “Itu hak anak-anak. Saya juga tidak bisa intervensi mereka, kita harus hormati
Umuh Muchtarkeputusan mereka,” ujar Umuh.
Ia memahami kondisi psikologis pemain yang tengah galau dengan masa depannya. Mereka ingin dikontrak klub dengan durasi panjang minimal setahun. Sayangnya keinginan mereka sulit direalisasikan, karena manajemen PT PBB tidak mau berjudi mengeluarkan banyak uang sementara kompetisi Indonesia Super League tidak jelas kapan akan digelar
“Sekarang masa-masa sulit bagi pemain dan klub. Saya tidak mau berpolemik,mudah-mudahan ke depan ada kompetisi resmi ,” tutur Firman.
Pasca gagal di ajang Piala Jenderal Sudirman kondisi internal Persib Bandung tengah memanas. Para pemain secara beruntun bersuara ke media menyangkut ketidakpuasan mereka terhadap manajemen PT Persib Bandung Bermartabat.