Aksi Persib di PJS: Konate Terbaik, Lini Depan Lemah Tanpa Zulham

oleh Sirajudin Hasbi diperbarui 07 Des 2015, 19:20 WIB
Persib Bandung secara menyakitkan tersingkir sejak penyisihan grup Piala Jenderal Sudirman. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Jakarta - Persib Bandung gagal melangkah ke delapan Besar Piala Jenderal Sudirman (PJS). Maung Bandung kalah bersaing dengan PS TNI, Surabaya United, dan Pusamania Borneo FC.

Anak asuh Djajang Nurjaman hanya menempati peringkat keempat dari lima kontestan. Mengemas tiga angka hasil kemenangan atas Persela, tiga pertandingan lainnya selalu berakhir dengan kegagalan meraih angka.

Advertisement

Ada apa dengan Persib, sang juara Indonesia Super League (ISL) 2014 dan Piala Presiden 2015 sehingga melempem di Piala Jenderal Sudirman? Berikut ini analisis dari Labbola.

2 dari 4 halaman

1

Pemain Persib Bandung Spasojevic saat berlaga di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu, (18/10/2015). (Bola.com / Nicklas Hanoatubun)

Lemah saat menyerang

Tanpa Zulham Zamrun yang mengalami cedera, Maung Bandung seperti kehilangan taringnya. Ditambah pula Ilija Spasojevic yang tidak fit sejak awal bergulirnya turnamen. Lini depan Persib bisa dikatakan tumpul pada ajang yang digagas Panglima TNI ini.

Persib hanya mencetak 3 gol dari 5 pertandingan yang dijalani. Lebih buruk lagi, 3 gol itu dicetak saat meraih kemenangan 3-2 atas Persela di laga perdana. Itu berarti Maung Bandung gagal mencetak gol saat bertemu dengan Surabaya United, Pusamania Borneo FC, dan PS TNI. Catatan yang tentunya sangat buruk untuk tim seperti Persib.

Hanya Makan Konate dan Yandi Sofyan yang mampu mencetak gol. Konate dengan 2 gol dan Yandi 1 gol. Padahal saat Piala Presiden, meski Zulham menjadi top scorer dengan 6 gol, ada banyak pemain lain yang mampu mencetak gol, mulai dari Makan Konate, Spasojevic, hingga bek Achmad Jufriyanto.

Peluang yang diciptakan oleh Persib sebenarnya tak terlalu buruk. Total 36 peluang diciptakan. Total tembakannya 48 dengan 15 di antaranya menemui sasaran. Dari sini bisa dinilai bahwa Pangeran Biru lemah dalam penyelesaian akhir karena akurasi tendangannya juga hanya 31%.

Firman Utina dan kawan-kawan melakukan 1688 umpan dengan akurasi 79%. Catatan yang tak bisa dikatakan impresif. Umpan silangnya juga memiliki akurasi rendah, yaitu hanya 27% dari total 86 percobaan umpan silang. Sementara jumlah dribble 42 kali dengan tingkat sukses 67%. Bisa dikatakan ini catatan yang baik tapi tak bermanfaat banyak jika dilihat dari tujuan utama tim menyerang: mencetak gol.

3 dari 4 halaman

2

Ahmad Jufriyanto (ketiga dari kiri) merayakan gol pertama yang dicetaknya ke gawang Sriwijaya FC dalam Final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (18/10/2015). (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Aksi bertahan Persib

Tanpa Vladimir Vujovic, tampaknya lini belakang Persib kurang kokoh. Ini bisa dilihat dari catatan 7 gol yang bersarang dari 4 pertandingan yang dijalani.

Duet Achmad Jufriyanto dan Abdulrahman tak sebaik ketika Jufriyanto bekerja sama dengan Vujovic. Kedatangan David Pagbe juga tak berpengaruh banyak. Laga melawan Persela saja sudah 2 gol yang bersarang lalu 1 gol saat melawan Surabaya United, 2 gol melawan Pusamania Borneo FC, dan 2 gol saat melawan PS TNI.

Jufriyanto dan kawan-kawan melakukan 155 kali percobaan tekel tapi hanya 55% yang sukses. Kemudian mencatatkan 59 kali intersepsi dan 41 kali sapuan. Sedangkan, I Made Wirawan dan M. Natshir yang menjaga gawang total melakukan 13 kali penyelematan.

Persib di PJS melakukan banyak pelanggaran dan menerima banyak hukuman kartu. Total 66 pelanggaran dilakukan kepada pemain lawan dan sebaliknya, Persib dilanggar 60 kali. Ada 17 kartu kuning yang diterima oleh punggawa Maung Bandung serta 1 kartu merah untuk Tantan saat melawan Pusamania Borneo.

Sederhananya, Persib tak tampil baik di PJS. Performa mereka berada di bawah standar saat berlaga di Piala Presiden. Baik itu sektor serang maupun bertahan.

4 dari 4 halaman

3

Makan Konate merasa berat meninggalkan Persib Bandung. Tapi ia harus memikirkan masa depan karena sepak bola Indonesia masih belum normal tanpa kompetisi. (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Makan Konate yang terbaik di PJS

Berakhirnya kiprah Persib di PJS berarti selesai sudah kebersamaan Makan Konate dengan tim kebanggaan bobotoh ini. Makan Konate akan hijrah ke Liga Malaysia.

Tapi, bagaimanapun Konate telah memberikan yang terbaik bagi Persib termasuk di PJS. Bisa dikatakan dia tetap tampil maksimal dan jadi yang terbaik di kubu Maung Bandung dengan 2 gol yang dia cetak dari 4 pertandingan yang dijalani. Konate juga mengkreasi 4 peluang, jumlah yang hanya kalah dari Firman Utina yang menciptakan 7 peluang.

Statistik lainnya, Konate melakukan 3 tendangan tepat sasaran dan 9 lainnya melebar. Dia juga melepaskan 100 umpan sukses dan 35 lainnya gagal. Dia juga melakukan 2 umpan silang sukses dan 5 dribel sukses.

Kegagalan PJS tentu perlu dievaluasi oleh manajemen Persib. Apalagi banyak pemain bintang yang kemudian memastikan hengkang pasca PJS kali ini.

Foto dok. Bola.com