Bola.com, Palembang - Sriwijaya FC kecewa dengan belum adanya perwakilan Pemerintah yang masuk ke Komite Ad-Hoc Reformasi PSSI. Padahal, Komite yang diketuai oleh Agum Gumelar itu baru saja mendapat persetujuan resmi dari FIFA.
Presiden Sriwijaya, Dodi Reza pun berharap Pemerintah tidak menunda langkah untuk menempatkan perwakilan mereka di Komite Ad-Hoc Reformasi PSSI. Pasalnya, hanya dengan cara itu perbaikan sepak bola Indonesia bisa segera dilakukan dan sanksi FIFA yang dijatuhkan pada 30 Mei, bisa segera dicabut.
Sampai saat ini, Pemerintah memang enggan mengirimkan perwakilan mereka karena punya pemahaman yang berbeda. Pemerintah lebih memilih untuk membentuk Tim Kecil yang tak melibatkan orang PSSI selaku federasi berkepentingan.
Baca Juga
"Saya berharap Pemerintah bisa mengirimkan wakil secepatnya agar Komite Ad-Hoc bisa berjalan," kata Dodi menegaskan.
Dukungan kepada Komite Ad-Hoc juga disampaikan pelatih Sriwijaya, Benny Dollo. Ia juga menilai terpilihnya Agum Gumelar sebagai ketua sangat tepat sangat tepat mengingat pengalaman dan kapasitas mantan Ketua Komite Normalisasi di dunia sepak bola nasional.
"Agum pernah jadi ketua PSSI, kemudian dulu pernah juga menjadi ketua Komite Normalisasi sewaktu ada masalah dualisme di tahun 2011. Hasilnya masalah pun terselesaikan," ungkap eks pelatih timnas ini.
"Saat ini sepak bola Indonesia sudah berada di titik terendah dan secepatnya harus diakhiri. Kompetisi harus segera berjalan kembali."
Komite Ad-Hoc sendiri terdiri dari tujuh elemen yang berkepentingan dengan sepa kbola Tanah Air. Tujuh elemen itu yakni dari PSSI, Pemerintah, Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), kompetisi (ISL), sepak bola wanita, KONI, dan KOI.
Pembentukan komite Ad-Hoc ini berdasarkan pertemuan delegasi FIFA-AFC dengan semua unsur sepak bola Indonesia 2-3 November di Jakarta. Seusai pertemuan tersebut, para delegasi sepakat untuk membentuk komite Ad-Hoc demi menyelamatkan sepak bola Indonesia.