Bola.com, Solo - Pebalap muda Indonesia, Rio Haryanto, selangkah lagi berlaga di ajang Formula 1 (F1), tahun depan. Pria asal Solo itu sudah disodori kontrak oleh tim F1, Manor Marussia, untuk ditandatangani. Namun, Rio terlebih dulu harus melunasi kebutuhan dana 15 juta euro atau sekitar Rp 225 miliar agar bisa berlaga di ajang itu tahun depan.
Padahal Rio baru mengantongi 5 juta euro. Problem pendanaan itu sampai juga di telinga eks Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo. Tak ingin kesempatan emas terbuang, Rudy akan menemui Presiden Jokowi di Istana Negara, dalam waktu dekat.
Baca Juga
''Setelah Pilkada Kota Solo, Rabu (9/12/2015), saya akan bertemu lagi dengan Presiden Jokowi. Karena kuncinya ada di Menteri BUMN (Rini Soemarmo) kenapa perintah untuk mencari sponsor tidak ditindaklanjuti,'' ungkap Rudy saat berbincang dengan bola.com di kediamannya di kawasan Pucangsawit, Jebres, Solo, Selasa (8/12/2015).
Berbagai cara saat ini dilakukan Rio agar bisa berlaga di ajang balapan mobil paling bergengsi itu. Bahkan sang manajer, Piers Hunniset, berencana melobi petinggi Manor Marussia supaya dana Rp 225 miliar itu bisa dibayarkan secara bertahap.
Rudy mengakui persoalan yang dihadapi Rio Haryanto cukup pelik. Di satu sisi, atlet berusia 22 tahun itu tinggal selangkah menuju F1 sekaligus mencatatakan sejarah pebalap pertama Indonesia yang berlaga di ajang tersebut. Namun, dana sebesar 10 euro juga cukup banyak untuk dicari dalam waktu dekat.
Sebenarnya, lanjut Rudy, Pemprov DKI Jakarta siap menutupi kekurangan dana tersebut setelah menggelar pertemuan dengan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta, beberapa waktu lalu. Namun, realisasi anggaran itu mentok pada aturan pencairan.
''Ya sekarang serba repot. Kalau sejak lama Menteri BUMN jalankan perintah Presiden pasti beres. Kuncinya hanya satu dengan menggandeng perusahaan milik negara,'' ujar eks anggota Komite Normalisasi (KN) PSSI itu.