Bola.com, Manchester - Kegagalan Manchester United lolos ke babak 16 besar Liga Champions pada musim ini, memang mengejutkan. Namun, bukan kali ini saja The Red Devils gagal melaju ke babak knock-out sejak sistem fase grup diperkenalkan.
Manchester United merupakan salah satu klub besar di Eropa. Tercatat sepanjang keikutsertaan, Setan Merah di kancah Liga Champions, MU berhasil meraih tiga trofi juara.
Namun, sejak pertama kali ikut serta pada kompetisi Piala Champions (sekarang bernama Liga Champions) pada tahun 1956, The Red Devils tercatat empat kali mengalami kegagalan lolos dari fase grup.
Berikut ini adalah rangkuman empat kisah kegagalan MU lolos dari fase grup Liga Champions dari bola.com:
1. Liga Champions 1994-1995
Musim 1994-1995 skuat MU bisa dibilang sebagian besar diisi oleh para pemain muda. Nama-nama seperti David Beckham, Paul Scholes, Gary Neville, Ryan Giggs, Phil Neville, dan Nicky Butt yang merupakan jebolan Class '92 mendominasi pemain inti Setan Merah.
Tergabung satu grup bersama Barcelona, IFK Goteborg, dan Galatasaray, MU sebenarnya difavortikan untuk lolos. Mengawali fase grup dengan kemenangan meyakinkan 4-2 atas IFK Goteborg, MU justru gagal mengulang raihan positif dalam empat pertandingan selanjutnya.
MU mendapatkan dua hasil imbang melawan Galatasaray (0-0) dan Barcelona (2-2). Kemudian mereka harus mengalami kekalahan beruntun dari Barcelona (0-4) dan IFK Goteborg (1-3).
Kendati berhasil meraih kemenangan telak 4-0 atas Galatasaray di laga pamungkas, MU yang saat itu masih diarsiteki oleh Sir Alex Ferguson gagal lolos setelah harus puas mengakhiri fase grup di peringkat ketiga dengan enam poin, di bawah Barcelona dan IFK Goteborg.
2. Liga Champions 2005-2006
Undian Liga Champions musim 2005-2006 yang dilaksanakan di Monaco pada 25 Agustus 2005, menempatkan Manchester United berada satu grup bersama Villarreal, Benfica dan OSC Lille. Setan Merah diprediksi bisa lolos mudah dari fase grup.
Pasalnya, skuat MU diisi nama-nama beken seperti Wayne Rooney, Ruud van Nistelrooy, Rio Ferdinand, hingga Cristiano Ronaldo. Ternyata, prediksi itu justru meleset.
Mengawali fase grup dengan hasil kurang mengesankan usai ditahan imbang 0-0 melawan Villarreal, performa MU sebenarnya mampu tampil bagus setelah menang 2-1 atas Benfica pada laga kedua. Akan tetapi, pada empat laga tersisa, MU justru gagal mempertahankan konsistensi dengan meraih dua hasil imbang melawan Lille (0-0) dan Villarreal, serta dua kekalahan dari Lille (0-1) dan Benfica (1-2).
Alhasil, MU berada di juru kunci dengan koleksi enam poin, di bawah Lille, Benfica, dan Villarreal.
3. Liga Champions 2011-2012
Manchester United memulai kiprah di Liga Champions berbekal catatan manis usai menjuarai Premier League 2010-2011. Hasil undian pun menempatkan MU berada di grup yang terbilang mudah bersama Benfica, Basel, dan Otelul Galati.
Rasa optimistis MU untuk lolos dari grup pun meninggi setelah tidak terlalu banyak mengalami perubahan skuat saat juara liga lokal pada musim lalu.
Ternyata, dua laga awal MU justru tampil kurang impresif usai bermain imbang beruntun melawan Benfica (1-1) dan Basel (3-3). Performa MU sempat membaik setelah meraih dua kemenangan melawan Otelul Galati (2-0 dan 2-0).
Akan tetapi pada laga penentuan, MU justru terpeleset usai ditahan imbang Benfica (2-2) dan takluk 1-2 dari Basel. MU pun harus puas berada di peringkat ketiga klasemen dengan sembilan poin, tertinggal dua poin dari Basel di posisi kedua dan tiga poin dari Benfica yang kukuh di puncak.
4. Liga Champions 2015-2016
Manchester United kembali mendapatkan hasil mengecewakan lolos dari fase grup pada musim ini. Tergabung bersama PSV Eindhoven, Wolfsburg dan CSKA Moskow, MU gagal lolos setelah harus puas berada di posisi ketiga klasemen.
Mengawali grup dengan kekalahan 1-2 dari PSV Eindhoven, MU sebenarnya mampu memperbaiki penampilan dengan meraih dua kemenangan dan dua imbang. Kondisi ini membuat MU wajib meraih kemenangan atas Wolfsburg pada laga pamungkas fase grup.
Sempat diprediksi bakal mengalahkan Wolfsburg, MU justru tampil anti-klimaks. Skuat besutan Louis van Gaal ini justru mengalami kekalahan 2-3 dari Wolfsburg yang membuat mereka terdepak dari Liga Champions, karena pada pertandingan lain PSV sukses mengalahkan CSKA Moscow dengan skor 2-1.
Sumber: UEFA