Bola.com, Manchester - Mantan bek Manchester United (MU), Rafael, mengungkapkan, alasan utama dirinya hijrah dari Old Trafford karena tidak menikmati permainan Setan Merah di bawah asuhan Louis van Gaal. Menurut dia, Van Gaal harus segera mengubah metode agar permainan MU membaik.
Baca Juga
Rafael menjadi bagian skuat utama MU sejak 2008. Namun, hanya berselang setahun setelah Van Gaal melatih MU, pemain asal Brasil tersebut memutuskan hijrah ke Lyon dengan banderol transfer hanya sebesar 2,5 juta pounds pada 3 Agustus 2015 dengan kontrak empat tahun.
Tujuh musim berseragam MU, Rafael telah melakoni 170 pertandingan dan mencetak lima gol serta 15 assist. Pemain berusia 25 tahun tersebut juga sukses memersembahkan delapan gelar, dengan tiga di antaranya trofi Premier League pada musim 2009, 2011, dan 2013.
Pada musim 2014-15, Rafael kerap duduk di bangku cadangan. Menurut catatan Transfermarkt, pemilik nama lengkap Rafael Da Silva tersebut hanya tampil dalam 10 pertandingan bersama MU.
"Konsistensi adalah segalanya dalam sepak bola. Semakin sering bermain, Anda akan selalu akan semakin merasa lebih baik. Akan tetapi, ketika Anda tidak bermain untuk jangka waktu yang lama, hal tersebut akan menjadi situasi yang sangat sulit bagi seorang pemain," ujar Rafael.
"Ketika Van Gaal tiba, saya tidak melihat akan menjadi bagian rencananya. Ketika Anda seorang pemain, Anda bisa merasakan dan melihat hal-hal seperti itu. Saya bermain dalam 10 laga dan saya merasa bermain sangat baik pada laga melawan Leicester (MU kalah 3-5). Jadi, sejujurnya, saya memang tidak menikmati bermain ketika Van Gaal berada di sana (MU)," tambahnya.
Van Gaal kini sedang mendapat banyak kritik setelah MU tersingkir dari Liga Champions usai dikalahkan Wolfsburg, Rabu (2/12/2015). Rafael pun menilai, manajer asal Belanda tersebut harus mengubah pola permainan MU agar lebih atraktif.
"Semua orang berbeda. Namun, hasil adalah segalanya. Jadi, jika mereka bisa memenangi Liga, ceritanya akan berbeda. Saya menyaksikan mereka (MU) bertanding dan saya mendengar beberapa hal bagus. Namun, memang sulit. Sepak bola adalah untuk suporter. Mereka ingin melihat permainan sepak bola dengan baik," tutur Rafael.
Sumber: Daily Mail