Bola.com, Sleman - Dalam dua turnamen yang digelar di Indonesia untuk mengisi kekosongan kompetisi, Lancine Kone memperkuat dua klub, Arema Cronus dan Persipura Jayapura. Hati gelandang serang asal Pantai Gading itu terasa terbelah dua dalam hitungan bulan.
Kone bergabung dengan Arema Cronus di Piala Presiden, sementara, Persipura jadi pelabuhan berikutnya di Piala Jenderal Sudirman. Kedua klub yang dibela Kone dalam jangkat waktu sekitar 1,5 bulan. Kone mengakhiri petualangan bersama Arema pada 11 Oktober 2015 di babak semifinal Piala Presiden leg kedua.
Ia menjalani laga perdana bersama Persipura di Piala Jenderal Sudirman saat klub yang dibelanya bersua PSM Makassar, 23 November 2015 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Kone mencetak satu-satunya gol kemenangan Tim Mutiara Hitam.
Bila dihitung, ia membela klub berbeda hanya dalam waktu 43 tiga hari. Bagi pemain asal Pantai Gading, berpindah klub dalam waktu singkat hanya terjadi di Indonesia.
"Saya tidak bicara soal Arema atau Persipura. Tapi saya merasa aneh memperkuat dua klub yang berbeda hanya dalam waktu kurang dari dua bulan. Ini akibat tidak ada kompetisi, pemain tak punya pilihan," kata sang pemain.
Baca Juga
Kone tidak mengalami kesulitan beradaptasi dalam waktu singkat. Akan tetapi, ada perasaan emosional dari dalam hati kala Arema bertanding melawan Persipura Jayapura pada babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman Grup E di Stadion Maguwoharjo, Minggu (13/12/2015).
"Saya belum lupa berduet dengan Cristian Gonzales, tahu-tahu saya sudah ada rekan kerja lain seperti Robertino Pugliara dan Ferinando Pahabol. Emosional karena laga berlangsung keras melawan teman sendiri. Ya, masalahnya pindah klub terlalu singkat," ucapnya.
Gelandang berusia 36 tahun itu tak tahu akan berlabuh ke mana setelah Piala Jenderal Sudirman selesai. Ia mengaku lelah bermain di turnamen.
"Kami butuh liga yang pasti. Bukan turnamen yang tahun depan belum tentu diputar lagi. Ada efek bagi pemain, misalnya cedera di satu klub dan tidak terpakai lagi. Kalau di liga kontrak lebih panjang dan klub bertanggung jawab bila pemain cedera," tuturnya.
Ia berharap pemerintah dan PSSI segera duduk bersama untuk memutar kompetisi supaya sepak bola Indonesia tidak stagnan.
"Sayang, banyak waktu yang terbuang sia-sia kalau tidak kompetisi," kata Lancine Kone.