Mengapa Michelin Kerap Picu Pebalap MotoGP Jatuh? Ini Analisisnya

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 16 Des 2015, 13:30 WIB
Apa yang memicu para pebalap berjatuhan saat menggunakan ban Michelin? Manajer Jorge Lorenzo, Wilco Zeelenberg, punya analisis sendiri. (nobu.com)

Bola.com, Madrid - Para pebalap MotoGP masih kesulitan beradaptasi dengan karakter Michelin yang bakal menggantikan Bridgestone sebagai ban tunggal di ajang balap motor paling bergengsi sejagat tersebut.

Dalam uji coba resmi di Sirkuit Ricardo Tormo Valencia, pada 10 November, serta beberapa tes privat yang digelar masing-masing tim, Michelin memang masih memicu masalah. Banyak pebalap yang terjatuh, bahkan tak hanya sekali. Salah satunya rider Honda, Marc Marquez, yang terjatuh empat kali dalam dua kali tes pramusim.

Advertisement

Apa yang memicu para pebalap berjatuhan saat menggunakan ban Michelin? Manajer Jorge Lorenzo, Wilco Zeelenberg, punya analisis sendiri. Dia meyakini insiden para pebalap terjatuh bukan hanya disebabkan pemakaian ban Michelin. Namun, kombinasi karakter ban, tipe mesin, dan gaya membalap, yang memicu para pebalap sering jatuh di uji coba pramusim.

“Beberapa kecelakaan terjadi saat pebalap mengerem, roda depan telah terkunci. Beberapa lainnya terjatuh di tengah tikungan. Mereka kehilangan kendali roda depan saat membuka throttle. Jadi ini bukan hanya tentang ban. Tapi juga tipe mesin dan gaya membalap,” ujar Zeelenberg, dikutip Crash, Selasa (15/12/2015).

Zeelenberg menambahkan karakteristik ban Michelin paling cocok dengan gaya membalap rider Honda, Dani Pedrosa.
“Dani (Pedrosa) contohnya. Dia mengerem motor dengan keras di lintasan lurus, tetapi kemudian menarik gas ketika menikung. Itulah gayanya dan sangat cocok dengan Michelin, karena Anda tidak perlu berada di posisi miring terlalu lama,” kata dia.

“Jorge (Lorenzo), Marca (Marquez) dan Vale (Valentino Rossi) saya pikir agak kesulitan karena mereka mengerem keras dan dalam. Itu yang biasa mereka lakukan saat menggunakan Bridgestone. Mereka harus mengenyahkan hal itu dari pikiran dan itu sulit!” beber Zeelenberg.

Saat ditanya apakah Lorenzo mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan di 2016, dia menjawab dengan optimistis.

“Sesungguhnya dia cukup bagus (beradaptasi), karena mampu membalap dalam setelan sangat tepat. Buktinya dia mampu tampil cepat dengan dua motor berbeda, Honda dan Yamaha," kata Zeelenberg.