Bola.com, Sleman - Ilham Udin Armaiyn jadi korban insiden penyerangan oknum beratribut pendukung Arema terhadap bus yang ditumpangi para pemain Surabaya United di depan Stadion Maguharjo, Sleman, Sabtu (19/12/2015) sore. Sang penyerang sayap mengalami luka pada paha dan betisnya akibat serpihan kaca yang pecah.
Untung luka gores di bagian kaki itu tak membuat Ilham Udin Armaiyn absen pada pertandingan lawan Arema Cronus sekitar satu jam berikutnya. Karena luka gores itu hanya mengenaikulit bagian luarnya saja.
Bagaimana tanggapan Ilham mengenai insiden tersebut? Berikut petikan wawancara Ilham dengan bola.com di Yogyakarta.
Baca Juga
Bagaimana pendapat Anda tentang insiden pelemparan bus Surabaya United oleh Aremania?
Saya pikir ini salah sasaran. Kami tidak terlibat dalam perseteruan mereka dengan Bonekmania, tapi kami yang terkena getahnya. Ini cerminan buruk sepak bola Indonesia, di mana tidak ada jaminan keamanan buat seorang pemain.
Bagaimana pengamanan yang seharusnya dilakukan aparat keamanan?
Kepolisian dan TNI mustinya sudah mengantisipasi kejadian ini. Ada kesan panpel tidak siap, dan memandang masalah seperti ini ringan. Padahal, hal ini sangat berbahaya bagi keselamatan kami.
Berapa aparat yang diturunkan untuk mengawal bus Surabaya United ke stadion saat itu?
Nah, saya rasa panpel sudah tahu kalau pertandingan ini rawan terjadi kerusuhan suporter. Selain perseteruan panjang antara Aremania dengan Bonekmania, pada Sabtu (19/12/2015) pagi kan terjadi pengeroyokan yang menewaskan Aremania. Tapi panpel hanya memberi dua pengawalan, satu polisi menggunakan mobil, dan satu lagi motor. Semuanya di depan bus.
Anda terluka akibat insiden tersebut?
Benar, kaki saya terluka akibat kena serpihan kaca yang pecah. Memang luka saya ringan, tapi insiden ini tidak boleh dianggap enteng, karena aksi anarkistis itu tetap mengancam keselamatan kami. Untung hanya batu, kalau ada bom molotov, kita bisa terpanggang hidup-hidup di dalam bus.
Surabaya United masih menyisakan satu pertandingan, apa yang Anda inginkan?
Kami minta ada pengamanan lebih. Kami tidak mau hal itu terulang. Penjagaan dan pengawalan harus super ketat, karena Arema Cronus juga bertanding di tempat yang sama di jam berbeda. Jika tidak, kami akan jadi bulan-bulanan Aremania lagi.
Tanggapan Anda soal insiden pengeroyokan yang dilakukan oknum Bonekmania terhadap Aremania hingga tewas?
Kami sangat prihatin dengan kejadian itu. Jujur, hal itu juga membuat kami sedih, karena tidak ada fanatisme dan semangat kedaerahan seharga nyawa.
Lantas apa harapan Anda pada suporter kedua tim?
Saya harap keduanya menahan diri, tidak mudah tersulut provokasi. Kalau bisa mereka berdamai. Jika tidak, minimal tak saling mengunjungi dan tidak memicu masalah yang memperpanjang konflik. Anda trauma dengan kejadian ini?Jelassaya trauma, semua pemain Surabaya United trauma. Apalagi saya dan mantan pemain Timnas Indonesia U-19 belum pernah mengalami penyerangan seperti ini. Kejadian kemarin adalah pengalaman buruk pertama yang kami alami.