Bola.com, Makassar - PSM Makassar bakal lebih serius berburu gelar pada 2016. Sejumlah terobosan disiapkan untuk merealisasikan target itu. Salah satunya adalah, Juku Eja tidak lagi memprioritaskan pemain lokal Makassar saat pembentukan tim.
"Kualitas pemain jadi syarat utama. Kami sudah memberi kesempatan kepada pemain lokal Makassar pada dua turnamen. Hasilnya tidak sesuai harapan," ungkap Sumirlan, Direktur PSM kepada bola.com.
Menurut Sumirlan manajemen sudah melakukan evaluasi penampilan pemain di Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman. "Pelatih akan diberi kebebasan memilih pemain. Manajemen tinggal menyiapkan anggarannya," tegas Sumirlan.
Bisa jadi Sumirlan berkaca pada skuat PSM saat jadi juara di Liga Indonesia 1999-2000.
Ketika itu, PSM dihuni bintang non Makassar seperti Bima Sakti, Hendro Kartiko, Ortisan Solossa, Miro Baldo Bento, Kurniawan Dwi Yulianto, Aji Santoso plus dua pemain asing, Carlos de Mello (Brasil), dan Joseph Lewono (Kamerun). Pemain asal Makassar yang kerap jadi starter saat itu hanya Ronny Ririn, Syamsuddin Batola, dan Yusrifar Djafar.
Baca Juga
Begitu pula ketika Sadikin Aksa jadi manajer PSM pada 2003-2004, hanya Irsyad Aras dan Syamsul Chaeruddin yang reguler jadi starter. Sementara pemain non Makassar adalah Charis Yulianto, Ortisan, Ponaryo Astaman, Jack Komboy plus empat pemain asing, Cristian Gonzalez, Oscar Aravena, Jorge Toledo, dan Ronald Fagundez. PSM dua kali beruntun jadi runner-up.
Mantan pemain PSM, Faisal Maricar, sependapat dengan manajemen. "Kalau targetnya juara, PSM wajib berbenah total," tegas Faisal.
Di mata Faisal, hanya dua pemain yang tampil optimal di Piala Jenderal Sudirman yakni Dimas Galih Pratama dan Rasyid Bakri.
"Keduanya pantas jadi prioritas dipertahankan. Saya juga berharap manajemen tetap memakai jasa Syamsul Chaeruddin untuk jadi panutan tim. Sementara Maldini Pali dan Muchlis Hadi Ning Syaifulloh diberi kesempatan tampil lebih banyak," jelas eks stoper PSIS Semarang itu.