Bola.com, Surabaya - Hanya sekitar tujuh jam setelah menuntaskan pertandingan terakhir babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman lawan Persipura (0-2), manajemen Surabaya United langsung memulangkan seluruh pemainnya.
Seluruh pemain dan ofisial tim berangkat bersama dari Hotel Yogyakarta Plaza dengan tujuan berbeda. Mereka diantarkan bus yang sama, sebagian ke stasiun, dan sebagian lagi ke bandara Adisutjipto, Yogyakarta.
Kepulangan mereka kali ini berbeda dengan sebelumnya. Meski tetap ada canda tawa antarpemain, namun tak semarak seperti biasanya. Para pemain masih sedih karena mereka gagal total di babak 8 besar ini.
Maklum, Surabaya United tak meraup satu pun poin karena mereka kalah tiga kali di waktu normal, yakni kalah dari Pusamania Borneo FC 1-2, dari Arema 1-3, dan Persipura 0-2. "Iya, kami masih sedih dan malu karena tak pernah menang," ujar Slamet Nurcahyo, pemain pilar yang dikenal suka bercanda.
Baca Juga
Hal yang sama ditunjukkan Rudi Widodo. Ia banyak terdiam selama di dalam bus menuju stasiun. Rudi tampaknya sulit menyembunyikan kekecewaannya atas kegagalan Surabaya United menembus babak 8 besar.
"Jelas kami tidak bisa tertawa seperti biasanya. Karena kali ini kami meraih hasil sangat buruk. Apalagi ada insiden yang sempat membuat tim ini tegang dengan kematian dua orang Aremania, pelemparan bus kami, dan kasus di internal tim," ujar Rudi.
Namun Rudi Widodo menganggap hal itu sebagai keawajaran. Baginya justru tidak wajar jika tetap tertawa dan bergurau dalam kondisi seperti ini. "Bagus kalau situasinya seperti in, berarti ada penyesalan. Kalau menyesal, kami akan termotivasi untuk berbuat lebih baik lagi di musim depan," katanya.
Berharap Ada Turnamen Lagi
Para pemain tak tegang atau bingung meski belum mengetahui apa hajatan yang akan diikuti klub ini di tahun depan. Manajemen sudah menginformasikan bila mereka akan berkumpul lagi untuk menatap Marah Halim Cup atau Piala Gubernur Kaltim.
"Kami tetap optimistis akan ada turnamen lagi. Kami yakin tidak akan berhenti sampai di PJS saja," ucap Rudi yang diamini Hargianto.
Karena libur panjang dan baru berkumpul pada minggu kedua Januari 2016, para pemain langsung pulang ke rumah masing-masing. Hanya pemain asal Surabaya dan kota yang berdekatan dengan Kota Pahlawan yang pulang ke Surabaya dalam rombongan besar dengan menumpang kereta.
Beberapa pemain yang pulang ke Surabaya adalah Fandi Eko Utomo, Wahyu Subo Seto, Nurmufid Fastabiqul Khoirot, Thomas Ryan Bayu (Sidoarjo), Feri Ariawan, dan Fatchu Rochman (Pandaan, Pasuruan) beserta sejumlah ofisial tim.
Sementara pemain lain yang tinggal di Jawa Tengah, Jakarta, dan Jawa Barat, berpencar dari rombongan, begitu juga pemain Surabaya United yang berasal dari luar pulau Jawa macam Ilham Udin Armaiyn (Lelei, Halmahera Selatan), Zulfiandi (Beureun, Aceh), Putu Gede Juni Antara (Gianyar, Bali).
Hanya saja, untuk kendaraan yang digunakan pemain di luar Jawa berbeda. Jika pemain yang berasal dari Jawa menaiki kereta api, mereka yang tinggal di luar Jawa menumpang pesawat.
“Kami harus pulangkan mereka dulu untuk relaksasi, pada pertengahan Januari nanti baru kita kumpul lagi dan konsentrasi menghadapi turnamen berikutnya,” tutur Rahmad Sumanjaya, Sekretaris Surabaya United.