Indra Sjafri: Pemain Timnas U-19 di Surabaya United Aset Berharga

oleh Tengku Sufiyanto diperbarui 27 Des 2015, 20:59 WIB
Pelatih Bai United, Indra Sjafri saat memimpin anak asuhnya di babak 8 besar Piala Jenderal Sudirman. (Bola.com/Vitalis Yogi Trsna.

Bola.com, Gianyar - Bali United FC kedatangan empat pemain baru asal Surabaya United, yaitu Evan Dimas Darmono, I Putu Gede, Zulfiandi, dan Ilham Udin Armaiyn. Kedatangan keempat pemain tersebut tentu saja disambut hangat oleh pelatih Bali United, Indra Sjafri.

Indra Sjafri merupakan mantan pelatih keempat pemain tersebut saat bekerjasama di Timnas Indonesia U-19. Pelatih asal Payukumbuh, Sumatra Barat itu mengungkapkan alasannya merekrut empat mantan anak asuhnya di Timnas Garuda Jaya itu. Berikut kutipan wawancara bola.com dengan pelatih yang doyan blusukan berburu pemain muda ke berbagai daerah itu pada pada Minggu (27/12/2015):

Bagaimana awalnya empat pemain Surabaya United bergabung ke Bali United?

Jadi, cerita berawal dari kedekatan CEO Bali United, Yabes Tanuri dengan CEO Surabaya United, Gede Widiade. Kebetulan Surabaya United lagi off latihan, dan Bali United membutuhkan pemain untuk mengisi kelengkapan skuad, karena Bali United hanya diperkuat 19 pemain saja pada bulan Januari 2016.

Saya meminta keempatnya untuk bergabung ke Bali United. Semua pemain berstatus pinjaman. Artinya, sewaktu-waktu Surabaya United membutuhkan empat pemain tersebut pasti kami kembalikan.

Kalau Surabaya United tetap tidak mengikuti turnamen dan tidak membutuhkan keempatnya, maka besar kemungkinan mereka bisa bermain di Piala Gubernur Kaltim membela Bali United dalam waktu dekat. Namun yang saya tahu, Surabaya United tidak mengikuti turnamen itu.

Alasan Anda merekrut Evan Dimas dan pemain Timnas Indonesia U-19 lainnya yang bermain di Surabaya United ke Bali United?

Sebenarnya, alasan utama merekrut keempat pemain tersebut bukan untuk Piala Gubernur Kaltim. Alasan utama saya yang sebenarnya merekrut mereka adalah untuk mengamankan aset sepak bola nasional Indonesia. Mereka memiliki kemampuan yang luar biasa dan usianya terbilang muda. Kami ingin mereka tetap latihan dan menjaga kondisi.

Sayang, jika mereka semua tidak aktif bermain bola, apalagi hanya bermain turnamen antarkampung (tarkam). Kalau mereka bermain tarkam dan mengalami cedera, maka banyak yang dirugikan. Mulai dari Surabaya United, pemain itu sendiri, dan bangsa Indonesia yang kehilangan talenta emas sepak bola Tanah Air.

Apalagi, Evan Dimas mau ke Espanyol B. Sungguh disayangkan kalau mau bergabung dengan klub asal Spanyol, justru kondisinya tidak bagus lantaran tidak latihan dan menjaga kondisi.

Apakah kedatangan mereka akan membuat pemain muda Bali United terdepak?

Tidak. Kedatangan mereka ke Bali United justru untuk memotivasi para pemain muda. Agar, para pemain muda lebih bergairah guna menunjukan performanya karena menganggap mereka pesaing. Padahal, mereka tidak akan mengambil posisi yang ditinggalkan para pemain Bali United karena statusnya pinjaman, kecuali mereka dipermanenkan.

Bali United bisa saja membeli pemain hebat dan mahal. Tapi, kami ingin mengembangkan bakat-bakat muda untuk menjadi pemain baru yang memiliki kemampuan bagus di Indonesia.

Advertisement

Apa yang Anda inginkan dari mereka ke depannya?

Saya punya keinginan dari dahulu yang belum terealisasikan kembali, yakni ingin bersama mereka lagi dalam satu klub atau Timnas Indonesia. Saya ingin bersama mereka dengan jangka waktu yang panjang bukan karena hanya status pinjaman.

Semoga suatu saat apa yang saya inginkan bakal terwujud. Saya ingin kembali bekerja sama dengan mereka, bahkan dengan seluruh pemain Timnas Indonesia U-19 yang pernah saya tangani.

Pemain alumnus Timnas Indonesia U-19 yang ada di Surabaya United disebut Indra Sjafri aset buat sepak bola Indonesia. (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Momen apa yang paling Anda ingat ketika bekerja sama dengan mereka di Timnas Indonesia U-19?

Banyak hal yang saya rindukan bersama mereka. Apalagi, kami pernah bekerja sama di Timnas Indonesia U-19. Cerita yang tak akan saya lupakan salah satunya kala persiapan jangka panjang Tim Indonesia U-19 jelang putaran final Piala AFC U-19 2014. Saat tu, kami menggelar latihan di Batu, Malang. Kami berbulan-bulan tidak bertemu keluarga. Sementara momen yang paling tidak terlupakan adalah ketika kami mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2 pada kualifikasi Piala AFC U-19.

Banyak orang yang menilai itu kebetulan. Tapi, mayoritas orang Indonesia percaya itu sebuah kerja keras dari kami. Karena, hasilnya adalah kemenangan dengan permainan bagus.

Sebagai pelatih bagaimana Anda melihat mereka selama ini?

Evan Dimas dan kawan-kawan memang mantan anak asuh saya di Timnas Indonesia U-19. Ada sesuatu rasa yang menganggap mereka bukan hanya sekedar anak asuh.

Saya sudah menganggapnya sebagai anak saya sendiri. Bukan hanya mereka saja, seluruh pemain yang bermain di Timnas Indonesia U-19 saat itu adalah anak saya sendiri.

Bagaimana tidak, kami seperti keluarga dan saya menjadi ayahnya. Berbulan-bulan hidup bersama dalam menggelar persiapan Timnas Indonesia U-19.