Bola.com — Hampir setiap manajer klub pernah mengalami cara yang tidak layak ketika dipecat. Jose Mourinho, manajer yang telah mengubah Chelsea menjadi salah satu tim terbesar di Eropa, merasakan hal itu pada Kamis (17/12/2015). Kabar pemecatan disampaikan petinggi klub hanya beberapa jam setelah dia mengikuti jamuan makan untuk merayakan Natal di Cobham.
Baca Juga
Menurut beberapa kabar, pembicaraan antara Mourinho dengan Bruce Buck dan Direktur Chelsea, Eugene Tenenbaum, hanya berlangsung singkat selama 10 menit. Menyedihkan memang manajer berusia 52 tahun tersebut harus mengakhiri semua dengan cara seperti itu.
Ketika Mourinho meninggalkan tempat latihan dan mengepak barang-barangnya, hampir beberapa pemain skuat Chelsea sudah pulang. Bagi pria yang memberikan kesuksesan luar biasa di Stamford Bridge—tiga gelar Premier League, satu trofi Piala FA, dan tiga trofi Piala Liga Inggris—hal ini bisa jadi di luar dugaan.
Hingga dia pergi, fans Chelsea terus menunjukkan dukungan. Tidak ada rasa pemberontakan di antara para suporter. Tidak ada pula spanduk-spanduk yang meminta Mourinho pergi. Seluruh fans tetap memintanya bertahan dan mereka terus menyanyikan namanya dan memberikan dukungan pada laga kandang.
Pada akhirnya, ini semua memang bukan keputusan mereka. Sejauh seseorang mendapat keprihatinan, cukup adalah cukup. Hal ini tentu saja mirip ketika Mourinho dipecat oleh pemilik klub, Roman Abramovich, pertama kalinya pada 20 September 2007. Mourinho lalu bergabung dengan Inter dan sukses meraih treble. Secara tidak langsung, kesuksesan itu jelas mengembalikan posisinya sebagai manajer hebat.
Perbedaannya kini, ketika tiba pada Juni 2013 untuk kesempatan kedua melatih The Blues, Mourinho direncanakan untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama. Mungkin paling lama sepanjang kariernya. Sang istri, Tami, dua anaknya, Matilde dan Jose Jnr, pun selalu mendukung pekerjaan ayah mereka.
Keluarga Mourinho kemudian menetap di London Barat. Jose Jnr adalah kiper Fulham Junior. Matilde kuliah di London. Untuk kali ini, Mourinho sebenarnya bisa dibilang merencanakan menetap lama di Ibukota Inggris dan mencoba untuk memikirkan masa depannya bersama Chelsea.
Pada awal musim melatih, dia sukses meraih gelar Premier League. Saat itu, Mourinho berkata sedang membangun dinasti baru di Chelsea. Dia mencoba melihat seperti mantan manajer Manchester United, Sir Alex Ferguson dan berkata ingin melatih hingga umur 70 tahun. Namun, sayangnya keinginannya itu tidak menjadi kenyataan bersama Chelsea.
"Saya melihat diri saya lebih baik ketimbang 10 tahun lalu," ujar Mourinho pada Juli 2015. "Menurut saya, saya sedang berevolusi. Saya tidak melihat dirinya saya tampil buruk. Saya merasa sangat baik. Saya merasa bisa melatih hingga umur 70 tahun. Namun, itu semua tergantung kondisi saya."
Akan tetapi, bagi tim juara bertahan, statistik pada awal musim Chelsea memang menjadi hal yang mengecewakan. Kekalahan sembilan kali dari 17 pertandingan serta kebobolan 27 kali. Berada di empat besar—lupakan mempertahankan gelar—seakan hal yang tidak mustahil bagi Chelsea sekarang.
Memang, akan selalu ada "biang" dari berbagai kegagalan. Cecs Fabregas tampak tidak berada dalam kondisi terbaik, striker Diego Costa, yang mencetak 20 gol dari 37 penampilan pada musim lalu, seperti kehilangan ketajamannya di depan gawang lawan. Pada barisan pertahanan, John Terry pun sudah terlihat semakin menua, dengan umurnya yang memasuki 35 tahun, jelas dia berada di ambang akhir karier.
Chelsea dan MU
Tugas melatih Chelsea kini diemban Guus Hiddink. Pelatih Belanda berusia 69 tahun itu memang cukup dekat dengan Abramovich karena sempat ditugaskan juga melatih Chelsea pada 2009 setelah musim bersama Luis Felipe Scolari mengecewakan. Namun, saat itu Hiddink hanya bertahan tiga bulan sebelum Chelsea menujuk Carlo Ancelotti.
Hiddink kini kembali sebagai interim manajer dan tugasnya pun sama yaitu membangun tim. Namun, dia ingin klub berusaha kembali naik ke papan atas secepat mungkin, meskipun pada pertandingan perdana mantan pelatih tim nasional Belanda itu tidak sempurna karena Chelsea ditahan 2-2 oleh Watford.
Namun, beban Hiddink pastinya tidak begitu berat karena, sama seperti sebelumnya, dia adalah solusi cepat bagi masalah Chelsea. Dia tidak diharapkan untuk tetap melatih Chelsea pada musim 2016-17. Target jangka panjang pengganti Mourinho masih tetap Pep Guardiola, yang telah memutuskan meninggalkan Bayern Munchen pada akhir musim ini, dan pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone.
Di sisi lain, waktu istirahat Jose Mourinho juga tidak akan berlangsung lama. Dia bisa jadi akan segera mendapatkan pekerjaan baru di pinggir lapangan dan mungkin tetap di Premier League. Kabar yang sudah berkembang adalah melatih Manchester United. Apalagi, Louis van Gaal akan semakin berada dalam tekanan besar setelah Manchester United terus menuai hasil buruk.
Setelah dipecat Chelsea, Mourinho pun mengindikasikan bakal segera kembali melatih. Oleh karena itu, tentu saja Manchester United akan menjadi tempat yang memungkinkan untuk mantan pelatih Porto itu. Namun, memang beberapa petinggi klub, Sir Bobby Charlton, misalnya, akan berhati-hati dengan berbagai masalah yang pernah dibuat Mourinho.
Pada saat Mourinho berseteru dengan asisten pelatih Barcelona, Tito Vilanova, ketika masih melatih Real Madrid, Charlton jelas-jelas mengutarakan ketidaksenangannya terhadap sikap pelatih yang disebut Special One tersebut. "Manajer Manchester United tidak akan melakukan seperti itu," ujar Charlton.
Terlepas dari berbagai masalah tersebut, Mourinho tetaplah seorang manajer juara. Dia akan kembali dan siapa pun yang menunjuknya harus mengakui kegeniusannya. Pasti bakal ada berbagai argumen, denda, bahasa yang tidak menyenangkan, dan momen panas. Namun, kuncinya adalah apakah berbagai hal tersebut cukup berharga jika terus dipermasalahkan bagi klub yang terlibat.
Saat pertama kali meninggalkan Chelsea, ada klausul dalam kontrak yang menyebut Mourinho tidak boleh melatih klub lain dalam kurun waktu enam bulan. Namun, jelas hal itu tidak akan terjadi lagi. Anda pun kini bisa bertanya-tanya apakah Mourinho bakal kembali ke Premier League lalu menghantui Chelsea—dan mungkin saja pada saat klub tersebut masih dilatih Hiddink.
@Rob_Maul