Bola.com, Jakarta - Tim bola.com beberapa waktu lalu telah merangkum 15 peristiwa menarik sepak bola Indonesia periode Mei hingga Agustus 2015. Kali ini kami menyajikan rangkuman peristiwa sepak bola Indonesia sepanjang September hingga Desember 2015.
Dari September hingga Desember sejumlah kejadian menghiasi pasang surut sepak bola Indonesia. Mulai kejutan PSMS Medan yang menjuarai turnamen Piala Kemerdekaan yang digagas Tim Transisi Kemenpora hingga lolosnya empat klub ke babak semifinal Piala Jenderal Sudirman.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut rangkuman peristiwa menarik sepak bola Indonesia sepanjang September-Desemeber 2015:
Baca Juga
1. PSMS Medan juara Piala Kemerdekaan
PSMS Medan berhasil menjuarai turnamen Piala Kemerdekaan. Pada partai final klub berjulukan Ayam Kinantan itu mengalahkan Persinga Ngawi dengan skor 2-1, di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Minggu (13/9/2015).
Berkat kemenangan tersebut Legimin Raharjo dkk. berhak menerima uang hadiah sebesar Rp 1,5 miliar. Prestasi tersebut sangat membanggakan mengingat PSMS sebelumnya tidak diunggulkan memenangi ajang yang digelar Tim Transisi Kemenpora ini.
2. Penyerang Surabaya United mendapat makian dari wasit
Penyerang Persebaya United, Pedro Javier, diduga menerima makian kasar dari wasit Oki Dwi Putra Senjaya pada laga babak 8 besar Piala Presiden saat timnya melawan Sriwijaya FC, Minggu (20/9/2015), di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Keruan saja Pedro meradang saat mendengarnya.
Penyerang asal Paraguay itu meminta sang pengadil di lapangan tidak mengeluarkan umpatan serupa pada seorang pemain saat memimpin pertandingan karena aksi itu sangat menyakitkan. "Ucapan yang tidak etis. Apalagi yang melontarkan adalah wasit yang seharusnya bersikap bijaksana," keluhnya.
3. Persebaya United ganti logo dan nama jadi Bonek FC
Pada 26 Sepetember, Persebaya United resmi menggunakan logo baru dan nama baru saat berhadapan dengan Sriwijaya FC di leg kedua perempat final Piala Presiden 2015.
Perubahan logo imbas keputusan Dirjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI) yang memberikan hak penggunaan paten logo Persebaya ke PT Persebaya Indonesia pengelola Persebaya 1927.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, operator Piala Presiden 2015, Mahaka Sports and Entertainment, meminta Persebaya ISL mengubah nama. Ketika itu, cara ini disebut sebagai win-win solution.
4. Bonek FC WO
Bonek FC dinyatakan kalah walk out (WO) saat menghadapi Sriwijaya FC di Stadion Gelora Sriwijaya, Palembang, Minggu (27/9/2015) sore WIB pada leg kedua babak 8 besar Piala Presiden 2015.
Pertandingan itu terhenti pada menit ke-11, ketika wasit Jerry Elly menunjuk titik putih setelah bek Bonek FC, Muhammad Faturohman dianggap menyentuh bola dengan tangannya di dalam kotak penalti. Namun, jika dilihat dari tayangan ulang, bola terkena dada Faturohman. Bonek FC pun protes keras.
Jerry Elly tetap memutuskan kejadian itu layak dipenalti. Akibatnya, kubu Bonek FC kesal dan memutuskan masuk ke ruang ganti pada menit ke-18. Mereka tidak lagi melanjutkan pertandingan.
5. Tim Transisi memutuskan untuk menunda ajang Kualifikasi PON
Tim Transisi dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) memutuskan berkolaborasi dalam penyelenggaraan Kualifikasi Pekan Olahraga Nasional (PON) cabang sepak bola. Hasil itu didapatkan setelah kedua pihak berdialog di kantor Kemenpora, Jakarta, Selasa (6/10/2015).
Imbas dari kesepakatan tersebut, jadwal Kualifikasi PON yang telah dibuat PSSI mengalami perubahan. Sesuai kesepakatan baru, kualifikasi PON 2016 cabor sepak bola akan dilangsungkan pada November 2015. Jadwal itu mengacu pada jadwal yang sudah dibuat Tim Transisi. Padahal, panpel zona Papua nekad mengeksekusi jadwal lama, 4-8 Oktober 2015.
Zona lain memang belum sempat bertanding akibat panpel gagal mengantongi izin keramaian dari Mabes Polri sesuai rekomendasi yang disebarkan Tim Transisi melalui surat bernomor 175/TT-KEMENPORA/IX/2015.
Kondisi ini sangat membingungkan seluruh peserta. Di Zona Kalimantan dan Jawa misalnya, kedua kesebelasan yang sudah berada di tepi lapangan dan siap bertanding, mendadak batal bertanding.
6. Persib Bandung juara Piala Presiden 2015
Persib Bandung memastikan diri sebagai juara Piala Presiden 2015 setelah menekuk Sriwijaya FC 2-0, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (18/10/2015). Pesta juara Persib ditentukan torehan Achmad Jufriyanto dan gol bunuh diri kiper Dian Agus Prasetya.
Gelar juara Persib makin terasa karena pemain mereka, Zulham Zamrun, terpilih menjadi pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak di turnamen tersebut. Berkat kemenangan ini klub berjulukan Maung Bandung tersebut berhak menerima hadiah Rp 3 miliar.
7. Presiden Joko Widodo mengundang seluruh perserta Piala Presiden ke Istana Negara
Satu hari setelah selesainya gelaran turnamen Piala Presiden atau pada 19 Oktober 2015, kontestan Piala Presiden mendapatkan undangan dari Presiden RI Joko Widodo ke Istana Negara. Kesempatan itu dimanfaatkan para pemain dan klub untuk mengungkapkan kondisi sepak bola di Tanah Air.
Kesempatan ini jadi pengalaman berharga bagi kontestan yang dapat hadir dalam pertemuan, mengingat tak sembarangan orang bisa bertemu langsung dengan Presiden RI.
8. Persib gelar pawai di Bandung
Persib Bandung menggelar acara pawai di Kota Bandung pada 25 Oktober 2015. Hal tersebut dilakukan sebagai ucapan rasa syukur setelah menjuarai Piala Presiden 2015.
Masyarakat Kota Kembang tumpah untuk menyaksikan secara langsung arak-arakan para pemain di atas bus terbuka. Seketika Bandung menjadi berwarna biru dengan ornamen khas Maung Bandung pada hari itu.
2
9. Turnamen Piala Jenderal Sudirman digelar
Pada 26 Oktober, Mahaka Sports and Entertainment mengumumkan menggelar turnamen baru. Turnamen tersebut diberi nama Piala Jenderal Sudirman. 14 klub ISL dan satu klub amatir yakni PS TNI menjadi peserta dalam ajang ini.
Turnamen ini digagas langsung oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo untuk memeriahkan HUT TNI yang ke-70. Babak penyisihan turnamen akan diselenggarakan di tiga kota yakni Bali, Malang, dan Surabaya.
10. Delegasi FIFA dan AFC datang ke Indonesia
Pada Senin (2/11/2015) perwakilan FIFA-AFC menjalani sejumlah agenda pertemuan dengan pemangku kepentingan di Indonesia. Rangkaian pertemuan itu diawali dengan bertemu Komite Eksekutif PSSI di kantor PSSI di Kompleks GBK, Jakarta.
Kemudian mereka mendatangi Istana Presiden untuk melakukan pertemuan dengan Presiden RI Joko Widodo dan Menpora Imam Nahrawi. Delegasi FIFA yang hadir diwakili Kohzo Tashima (FIFA), H.R.H Prince Abdullah, Mariano Araneta (AFC), James Johnson, Sanjeevan Balasinga, John Windsor.
Kedatangan delegasi FIFA dan AFC itu ke Tanah Air adalah untuk membantu mencari solusi atas permasalahan yang terjadi di sepak bola Indonesia agar sanksi FIFA bisa dicabut.
11. Delegasi FIFA meminta terbentuknya Komite Ad-Hoc untuk mereformasi sepak bola Indonesia
Bertempat di Kantor PSSI, Jakarta, pada Selasa (3/11/2015), delegasi FIFA memberikan pernyataan resmi terkait kunjungan mereka selama dua hari di Jakarta demi membantu menyelesaikan konflik yang terjadi di sepak bola Indonesia.
Salah satu pernyataan itu adalah konflik ini secara resmi akan ditangani komite ad-hoc yang segera dibentuk dan beroperasi di bawah kerangka peraturan FIFA, yang mengakui PSSI sebagai badan sepak bola Indonesia.
12. Piala Jenderal Sudirman resmi dibuka
Pembukaan turnamen Piala Jenderal Sudirman di Stadion Kanjuruhan, Malang, Selasa (10/11/2015) berjalan meriah. Kemeriahan di laga pembuka kian terasa dengan aksi band papan atas Tanah Air yaitu Kotak dan Slank.
Tidak ketinggalan, pasukan terjun payung yang membawakan bendera TNI, Polri, dan 14 klub Indonesia Super League turut meramaikan pembukaan Piala Jenderal Sudirman yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo.
Pada partai pembuka Arema Cronus berhasil mengalahkan Gresik United dengan skor 4-1. Keempat gol kemenangan Singo Edan dicetak Fransisco Insa Bohigues dan hattrick Samsul Arif.
13. Legenda Timnas Indonesia dan Persija Jakarta, Sinyo Aliandoe, tutup usia
Kabar duka menghampiri sepak bola Tanah Air. Salah satu pelatih terbaik yang pernah dimiliki Indonesia, Sinyo Aliandoe, meninggal dunia pada usia 77 tahun. Mantan pelatih timnas dan Persija ini menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Mayapada, Cinere, Depok, Jawa Barat, Rabu (18/11/2015).
Menurut keterangan anak bungsu Sinyo, Theodorus Aliandoe, pelatih Timnas di Kualifikasi Piala Dunia 1986 itu menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 07.00 WIB dalam perjalanan menuju Rumah Sakit Mayapada, Cinere. Dari diagnosa dokter, almarhum Sinyo Aliandoe meninggal dunia karena penyakit jantung.
14. Iwan Setiawan mengundurkan diri sebagai pelatih Pusamania Borneo FC
Pelatih Pusamania Borneo FC, Iwan Setiawan, menepati janjinya mundur dari kursi pelatih menyusul kekalahan Borneo FC lewat drama adu penalti dari PS TNI dengan skor 6-5 (2-2), Rabu (18/11/2015), di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.
Seperti diketahui, sebelum pertandingan, Iwan sempat berjanji bakal meletakkan jabatan sebagai pelatih kepala tim Pesut Etam jika timnya kalah dari PS TNI pada laga perdananya itu.
Ironisnya, Borneo FC yang sempat unggul dua gol lebih dulu, justru kendur di babak kedua. Akibatnya, PS TNI yang mendapat dukungan penuh dari ribuan anggota TNI sukses menyamakan skor sekaligus memaksa laga dilanjutkan dengan adu penalti.
"Saya sudah bilang di hadapan seluruh pemain, tim pelatih, dan manajemen di ruang ganti usai pertandingan. Saya harus konsekuen dengan ucapan saya," ucap Iwan, seusai kekalahan timnya dari PS TNI.
15. Rahmad Darmawan tiba di Malaysia
Pelatih anyar PBDKT T-Team, Rahmad Darmawan, tiba di Malaysia pada Kamis (3/12/2015) siang waktu setempat. Pria yang akrab disapa RD itu didampingi dua asisten pelatih, yakni Satia Bagdja dan Rasiman.
Begitu tiba di bandara Kuala Terengganu, RD dan kedua asistennya itu disambut sekitar 30 suporter The Titans yang menanti kedatangan pelatih yang sukses mengantarkan Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC meraih gelar ISL. Selain itu, hadir pula perwakilan klub yang berkiprah di Malaysia Premier League tersebut.
16. Susunan Komite Ad-Hoc diumumkan
Pada tanggal 7 Desember 2015, sosok yang mengisi Tim Ad-Hoc PSSI resmi diumumkan. Agum Gumelar ditunjuk sebagai ketua didampangi oleh IGK Manila sebagai wakil ketua.
Sementara anggotanya adalah Bambang Pamungkas (APPI), Joko Driyono (Liga), Monica Desideria (sepakbola wanita), Mahfudin Nigara (KONI), Tommy Welly (PSSI). Namun, dalam pengumuman itu belum ada wakil dari KOI dan pemerintah.
3
17. Pieter Huistra dipecat PSSI
PSSI memutus kontrak Pieter Huistra sebagai Direktur Teknik PSSI pada 8 Desember 2015. Keputusan tersebut diambil induk organisasi sepak bola tertinggi di Tanah Air seiring kisruh yang terjadi antara PSSI dan Menpora Imam Nahrawi.
Sejak Indonesia dijatuhi sanksi FIFA pada 30 Mei 2015, praktis tidak ada kegiatan yang dilakoni timnas senior maupun timnas kelompok umur.
Hal ini membuat PSSI memutuskan tidak memakai jasa Huistra untuk sementara waktu. Padahal, pria asal Belanda itu masih menyisakan satu tahun kontrak sebagai Direktur Teknik, jika mengacu pada kontrak yang ditandatangani pada 2 Desember 2014.
18. Komite Ad-Hoc menggelar rapat perdana
Tim Ad-Hoc bentukan FIFA untuk membenahi tata kelola sepak bola Indonesia menggelar rapat perdana di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat (11/12/2015). Rapat yang dipimpin oleh Ketua Tim Ad-Hoc, Agum Gumelar tersebut, dipantau perwakilan AFC, Mariano Araneta.
Anggota Tim Ad-Hoc yang hadir hanya Djoko Driyono (PT Liga Indonesia), Tommy Welly (PSSI), Monica Desidaria (sepak bola wanita), dan Mahfudin Niagara (KONI). Tiga anggota yang absen adalah wakil ketua Tim Ad-Hoc, IGK Manila, Raja Parlindungan Pane (KOI), Bambang Pamungkas (APPI), dan perwakilan pemerintah.
19. Ferry Paulus kembali terpilih sebagai Ketua Umum Persija Jakarta
Ferry Paulus kembali terpilih menjadi Ketua Umum Persija Jakarta, periode 2015-2019. Kepastian itu terjadi setelah Ferry disahkan dalam Rapat Umum Anggota di Hotel Century Park, Jakarta, Sabtu (12/12/2015). Pria yang juga Presiden Klub Persija itu menyatakan ingin membangun tim Macan Kemayoran di periode keduanya ini.
20. Aremania meninggal dunia
Kabar duka datang dari Aremania. Dua anggota mereka meninggal dunia akibat serangan yang dilakukan oknum Bonek di Sragen, Jateng, Sabtu (19/12/2015).
Eko Prasetyo (28), salah satu korban, meninggal dunia saat bus yang membawanya bersama rekan Aremania, dilempari batu dan benda keras lain. Insiden itu terjadi saat bus yang berisi Aremania berhenti di stasiun pengisian bahan bakar minyak (pom bensin) Jatisumo, Sambungmacan, Sragen, untuk menjalankan ibadah salat subuh, dalam perjalanan ke DIY.