Bola.com, Jakarta - Persib Bandung jadi tim terkuat di Tanah Air sepanjang tahun 2014 dan 2015. Tim Maung Bandung sukses menjadi juara Indonesia Super League (ISL) 2014 dan Piala Presiden 2015.
Tim asuhan Djadjang Nurdjaman jadi tim bertabur bintang yang sulit dikalahkan. Hanya belakangan Tim Pangeran Biru tengah limbung. Gara-gara manajemen Persib tak berani mengikat kontrak jangka panjang para pemainnya, satu per satu pilar utama tim memutuskan hengkang.
Tanda-tanda rapuhnya soliditas Persib terlihat di turnamen Piala Jenderal Sudirman. Atep dkk. yang jadi salah satu tim unggulan di pentas turnamen, tersingkir lebih cepat di babak penyisihan.
Selepas turnamen tercatat delapan pemain resmi menyatakan mengakhiri kebersamaan dengan Persib. Mereka antara lain: Vladimir Vujovic, Zulham Zamrun, Makan Konate, Ilija Spasojevic, Firman Utina, Abdulrahman, Muhammad Ridwan, hingga Dedi Kusnandar.
Vladimir Vujovic meninggalkan Persib untuk kembali ke negara asalnya, Montenegro guna mengikuti kursus kepelatihan. Sedangkan Makan Konate bergabung bersama klub asal Malaysia, T-Team FC. Jejak Konate juga diikuti Ilija Spasojevic yang bergabung dengan klub Negeri Jiran lainnya, Melaka United FC.
Sementara itu, Firman Utina, Zulham Zamrun, Abdulrahman, dan Muhammad Ridwan, meninggalkan Persib lantaran tidak ada kepastian kapan penyelenggaraan ISL 2016. Mereka menolak dikontrak Persib sistem match fee saat klub tampil di sejumlah turnamen.
Tidak adanya kepastian kapan ISL kembali bergulir membuat Achmad Jufriyanto dan Dedi Kusnandar memutuskan untuk mengikuti trial ke klub luar negeri. Achmad Jufriyanto sempat mengikuti trial bersama klub asal Malaysia Terengganu FA, tapi ia gagal mendapat kontrak permanen. Sedangkan Dedi masih mengikuti trial bersama klub asal Malaysia, Sabah FA hingga saat ini.
Djanur jelas pusing bukan kepalang skuatnya terpecah belah. Sang mentor terpaksa melakukan peremajaan komposisi skuat karena agenda Persib di awal tahun 2016 terhitung padat. Mereka berencana tampil Piala Walikota Padang, Piala Marah Halim Cup 2016, Piala Gubernur Kalimantan Timur, dan Perisai Cup.
Siapa-siapa saja yang menghuni skuat utama Persib dengan formasi andalan 4-3-3?
1. I Made Wirawan (Kiper)
Usia yang tak lagi muda (34 tahun) membuat I Made Wirawan realistis. Ia terus terang mengaku tidak punya rencana pindah dari Persib dalam waktu dekat. Penjaga gawang yang telah membela Maung Bandung sejak musim 2012 telah mendapat jaminan mengisi posisi inti di klubnya.
2. Achmad Jufriyanto (Bek tengah)
Pemain yang bisa bermain di dua posisi sebagai stopper atau gelandang jangkar diyakini tetap bakal berkostum Persib oleh Djadjang Nurdjaman. Selepas gagal mendapat kontrak permanen di Terengganu FA, ia berencana mengikuti sesi trial di klub Negeri Jiran lainnya. Namun, bisa dibilang peluangnya berkiprah di luar Indonesia belum bisa dibilang jelas. Sampai saat ini ia masih mengklaim kalau dirinya masih menjadi bagian dari tim Persib.
3. Tony Sucipto (Bek tengah)
Kehilangan Vladimir Vujovic dan Abdulrahman membuat Persib kekurangan stok bek tengah. Di ajang Piala Jenderal Sudirman, Djadjang Nurdjaman sempat mencoba kemampuan stopper asal Kamerun, David Pagbe. Hanya saja performanya ternyata di bawah ekspetasi. Kontraknya diputus setelah Persib tersingkir dari PJS.
Untuk sementara waktu sembari menanti kehadiran bek baru, Tony Sucipto yang sejatinya bermain sebagai bek sayap kiri bakal digeser ke tengah. Dalam sesi latihan yang digelar sejak pengunjung tahun 2015, pemain berusia 29 tahun tersebut diplot menjalankan peran baru.
Tony pun pernah diplot menjadi bek tengah saat Persib mengikuti Piala Wali Kota Padang 2015 dan beberapa laga di Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman. Hasilnya lumayan, karena sang pemain sejatinya juga pemain belakang yang matang membaca arah permainan. Kalaupun ada kekurangan menyangkut kemampuannya berduel bola-bola udara.
Baca Juga
4. Supardi Nasir (Bek sayap kanan)
Supardi Nasir sempat berpamitan kepada pelatih Djajang Nurdjaman untuk menjalani Umrah pada 1-4 Januari 2016. Namun, mantan pemain PSMS Medan dan Pelita Jaya itu menyatakan komitmennya buat kembali ke Maung Bandung.
Empat musim terakhir Supardi tak tergantikan menghuni posisi bek sayap kanan. Awalnya posisinya bertabrakan dengan M. Ridwan. Hanya karena kebutuhan strategi Ridwan dirotasi sebagai penyerang sayap kanan.
5. Jajang Sukmara (Bek sayap kiri)
Jika Tony Sucipto dalam kondisi fit atau tidak terkena hukuman kartu, Jajang Sukmara sulit menggeser posisinya di pos wing back kiri. Hanya jika Tony dirotasi posisinya sebagai bek tengah mengisi kekosongan yang ditinggalkan, Vladimir Vujovic dan Abdulrahman, kans Jajang jadi pemain inti di sektor kiri terbuka lebar.
Pemain berumur 27 tahun itu sudah beberapa kali turun sebagai pemain inti untuk menggantikan peran Tony Sucipto. Salah satunya saat Maung Bandung mengalahkan Martapura FC dengan skor 4-0 di babak penyisihan grup Piala Presiden. Performanya kala itu relatif bagus. Ia punya modal kecepatan yang membantunya mobil saat bertahan dan membantu serangan.
Selanjutnya
6. Hariono (Gelandang Bertahan)
Hariono jadi pemain yang paling diidolai bobotoh beberapa musim terakhir. Gaya bermainnya yang ulet dan tahan banting sebagai gelandang jangkar disaluti para fans. Pemain asal Sidoarjo itu menyatakan tidak berniat pindah dari Persib dalam waktu dekat.
Kehadiran Hariono di sektor tengah akan membuat keseimbangan permainan Persib lebih terjaga. Dengan formasi bermain yang cenderung ofensif 4-3-3 dibutukan seorang gelandang bertahan yang bisa melapis pertahanan saat kubu lawan melakukan serangan balik. Hariono tak terbantahkan memenuhi kualifikasi itu.
7. M. Taufiq (Gelandang Bertahan Tipikal Menyerang)
Kehilangan Firman Utina dan Makan Konate membuat bobotoh khawatir daya dobrak Persib akan berkurang. Namun, Djadjang Nurdjaman menyakini hal itu tidak akan terjadi dengan masih bertahannya M. Taufiq.
Pemain asal Tarakan, Kalimantan Utara, itu dinilai punya kualitas sama bagus dibanding Firman Utina dan Makan Konate. Kemampuan Taufiq menyorongkan umpan terukur dan mengatur ritme permainan dipandang hampir sempurna. Ia dinilai lebih istimewa karena memiliki naluri bertahan lebih baik dibanding dua gelandang serang andalan yang memutuskan meninggalkan tim.
Kemampuan Taufiq yang satu ini membuat permainan Persib lebih seimbang saat menyerang dan bertahan.
8. Febri Haryadi (Geladang Serang)
Keputusan Djadjang Nurdjaman menempatkan Febri Haryadi di posisi gelandang serang bak sebuah perjudian. Sang pemain usianya masih relatif muda, 21 tahun. Ia diragukan bisa tampil seimpresif Makan Konate, yang matang jam terbang. Hanya jangan meremehkan gelandang produk asli Diklat Persib yang satu ini.
Febri sudah menunjukan penampilan impresifnya di Piala Jenderal Sudirman. Ia menyumbangkan satu dari tiga gol kemenangan Persib atas Persela dengan skor 3-2 dalam babak penyisihan grup Piala Jenderal Sudirman.
Walau postur tubuhnya munggil, Febri punya kemampuan dribel bola yang relatif apik. Permainan sisi ofensifnya juga agresif. Ia seringkali berani melakukan tusukan ke kotak penalti lawan.
Selanjutnya
9. Atep (Penyerang Sayap Kiri)
Saat Zulham Zamrun datang, Atep diprediksi akan kalah bersaing di sektor sayap kiri Persib. Nyatanya ia justru jadi elemen penting saat Tim Pangeran Biru juara Piala Presiden. Atep dan Zulham yang berduet di dua sisi melebar lini depan jadi momok bagi tim lawan.
Kapten Persib kelahiran Cianjur, 5 Juni 1985 punya keistimewaan bermain di sisi kiri dan kanan sama baiknya. Selain punya kemampuan menyodorkan umpan silang akurat, Atep juga punya naluri gol yang tokcer. Ia kerap kali menciptakan gol-gol penting saat Persib menjalani duel-duel krusial penentuan juara di ISL 2014.
10. Tantan (Penyerang Sayap Kanan)
Tantan mendapat berkah dengan hengkangnya Zulham Zamrun dan Illija Spasojevic dari Persib. Sang pemain punya kesempatan lebih sering tampil sebagai pemain inti.
Tantan sudah membuktikan perannya ketika menjadi pengganti Zulham Zamrun saat mengalahkan Martapura FC dengan skor 4-0 di babak penyisihan Piala Presiden. Ia pun pernah menjadi pasangan Zulham di posisi penyerang sayap saat Persib mengalahkan Persiba Balikpapan dengan skor 3-0 di babak penyisihan Piala Presiden.
Pemain kelahiran Lembang itu akan juga beberapa kali menjadi starter Persib di Piala Jenderal Sudirman. Saat itu, Zulham tidak ikut serta dalam turnamen tersebut karena mengalami cedera ACL.
Yang membuat Tantan istimewa adalah ia bisa bermain sebagai target man. Peran itu sebenarnya dijalankan Tantan saat membela Persikab Kab. Bandung dan Persitara Jakarta Utara. Hanya belakangan di Sriwijaya FC dan kini Persib ia lebih sering bermain sisi melebar.
11. Yandi Sofyan (Penyerang Tengah)
Yandi Sofyan Munawar diprediksi akan mengisi posisi penyerang tengah Persib dalam sejumlah turnamen yang akan diikuti Persib tahun 2016. Pasalnya, hanya pemain berumur 23 tahun itu yang tersisa di posisi penyerang tengah.
Mengingat waktu yang terlalu mepet dengan sejumlah jadwal turnamen, nampaknya Persib susah mendapatkan penyerang tengah dengan kualitas mumpuni.
Yandi sering menjadi pengganti Ilija Spasojevic di beberapa laga Piala Presiden. Ia pernah menjadi starter saat Persib takluk 0-1 atas Mitra Kukar di leg pertama Piala Presiden. Situasi serupa terjadi di Piala Jenderal Sudirman.
Hanya pekerjaan rumah terbesar pemain yang dibesarkan program SAD Uruguay tersebut adalah konsistensi mencetak gol. Sejak membela Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2013, Yandi dikenal sebagai sosok penyerang yang tumpul. Namun rasanya seiring tingginya jam terbang bermain sebagai pilar inti, produktivitas penyerang yang pernah berkiprah di klub Belgia CS Vise dan Brisbane Roar Australia akan datang dengan sendirinya.