Bola.com, Tenggarong - Seperti halnya klub-klub Indonesia lainnya, Mitra Kukar cukup memiliki suporter fanatik. Perjuangan mereka untuk bisa menyaksikan Tim Naga Mekes berlaga di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, patut disaluti.
Mitman dan Mitgirl (Mitra Kukar Mania) nama kelompok suporter resmi Mitra Kukar menyebar di berbagai area Kutai Kartanegara. Banyak di antara mereka tinggal di pedalaman hutan.
Loyalitas telah mereka tunjukkan sejak Tim Naga Mekes berlaga di pentas Divisi III pada 2003 hingga kemudian naik kasta utama Indonesia Super League pada 2010.
Pada awalnya Mitra Kukar bermarkas di Stadion Rondong Demang, Kelurahan Panji, yang letaknya di pusat kota Tenggarong, relatif mudah dijangkau para suporter Mitra Kukar. Pada tahun 2010, Mitra Kukar resmi berpindah markas ke Stadion Aji Imbut.
Stadion yang dibangun untuk menyelenggarakan pagelaran PON ke-27 Kaltim tahun 2008 tersebut berada di kota Tenggarong Sebrang yang dipisahkan Sungai Mahakam.
Butuh usaha lebih keras anggota Mitman dan Mitgirl untuk bisa menyokong tim kesayangannya. Mereka beramai-ramai menyeberangi Sungai Mahakam dengan perahu.
Sejatinya mereka sebenarnya bisa datang ke stadion dengan jalan darat. Sayang Jembatan Kutai Kartanegara yag jadi pengubung antara Stadion Aji Imbut dengan pusat kota Tenggarong runtuh pada 26 November 2011.
Selama bertahun-tahun, fans Mitra Kukar harus mengarungi sungai dengan menggunakan kapal ferry cepat atau kapal klotok, agar bisa sampai di Stadion Aji Imbut. Uniknya awak tim Mitra Kukar harus melakoni kebiasaan sama dengan para suporternya.
Baca Juga
"Sejak jembatan runtuh, kami harus menyeberangi Sungai Mahakam dengan menggunakan kapal ferry cepat atau klontok. Hal itu tidak awam bagi kami semua, karena kami biasa menggunakan kedua alat transportasi tersebut jika ingin ke Kota Tenggarong atau Samarinda sebelum adanya Jembatan Kutai Kartanegara," cerita Sekretaris Jenderal Mitman, Nur Hidayat.
Pengalaman seru dan menyenangkan menyelimuti Mitman dan Mitgirl ketika harus berjuang melawan arus Sungai Mahakam di atas kapal klotok yang terbuat dari kayu untuk sampai ke stadion menyaksikan bintang-bintang Mitra Kukar berlaga di stadion kandang mereka.
Tak ada satu pun wajah tegang menghiasi Mitman dan Mitgirl. Padahal, mereka mempertaruhkan nyawanya saat melawan derasnya arus Sungai Mahakam. Mereka justru bernyanyi bersama untuk tetap semangat mendukung Mitra Kukar. Mitman dan Mitgirl juga sesekali mengabadikan momen dengan berfoto bersama di atas kapal.
"Sampai saat ini, tidak ada kejadian buruk yang menimpa Mitman dan Mitgirl saat menyeberangi Sungai Mahakam. Begitupun, yang dirasakan oleh para pemain dan manajemen Mitra Kukar. Semuanya saling bergembira," kata pria yang akrab disapa Dayat tersebut.
Wajah ceria dan gembira juga menghiasi para pemain Mitra Kukar. Rizky Pellu dkk. malah asyik bernyanyi dan berjoget bersama sembari melihat pemandangan cantik di sekitar Sungai Mahakam dari atas kapal, ketika melakukan perjalanan untuk sampai ke Stadion Aji Imbut buat latihan atau bertanding.
"Saya merasakan keunikan tersendiri harus menyeberangi sungai untuk latihan dan bertanding. Tidak ada klub selain Mitra Kukar yang bisa merasakan pengalaman unik ini," kata pelatih Mitra Kukar, Jafri Sastra.
Kini, cerita tersebut mungkin sudah menjadi kenangan. Pasalnya, Jembatan Kutai Kartanegara sudah kokoh berdiri kembali di pengujung tahun 2015.
Banyak anggota Mitman dan Mitgirl yang lebih memilih untuk menggunakan transportasi darat melalui Jembatan Kutai Kartanegara untuk sampai ke Stadion Aji Imbut. Mereka bisa sampai ke stadion dengan jangka waktu yang lebih cepat melalui Jembatan Kutai Kartanegara, dibandingkan harus mengarungi Sungai Mahakam dengan kapal ferry cepat atau klotok.
Mitman dan Mitgirl untuk pertama kalinya melewati Jembatan Kutai Kartanegara baru yang telah direnovasi, saat Tim Naga Mekes menjamu Arema Cronus pada leg pertama semifinal Piala Jenderal Sudirman, Sabtu (9/1/2016). Stadion bakal penuh sesak, karena pihak manajemen Mitra Kukar mengratiskan tiket pertandingan.