Bola.com, Jakarta - Pebalap MotoGP seperti Valentino Rossi, Marc Marquez, Jorge Lorenzo, Andrea Iannone dan lain-lain harus punya skill mumpuni untuk melaju kencang di lintasan dan bersaing memperebutkan tempat di podium. Kesalahan kecil di lintasan bisa berakibat fatal, seperti mengalami clash, crash, atau gagal finis.
Baca Juga
Namun, banyak fakta unik seputar kehidupan rider MotoGP yang jarang terungkap ke publik, seperti rata-rata kecepatan motor saat di lintasan, berapa lama mereka harus menjelajahi dunia dalam setahun, maupun berat motor yang harus dipacu.
Berikut ini fakta-fakta unik seputar kehidupan pebalap MotoGP, yang diungkapkan rider asal Inggris Raya, Bradley Smith, beberapa waktu lalu, seperti dilansir The Guardian.
1.Pebalap MotoGP rata-rata melaju dengan kecepatan 160 km/jam
Pada musim 2015, Bradley Smith, yang memperkuat tim Yamaha Tech 3, memacu Yamaha YZR-M1 yang punya kecepatan maksimal 346 kilometer/jam. Bahkan meski harus membelok dan bermanuver di lintasan, kecepatan motor selama balapan rata-rata masih mencapai 160 km/jam.
“Motor ini punya 250 horsepower, yang lebih kencang daripada mobil, tapi Anda berada di roda dua, jadi sangat intens rasanya,” ujar Smith.
2. Berat motor dua kali lipat dibanding berat pria dewasa
“Berat motor sekitar 160 kilogram, jadi ini benda yang sangat berat untuk dipacu di lintasan,” ujar Smith.
Smith harus rajin berlatih di gym, dengan target melatih tangan, bahu, dan otot, demi mendapatkan kekuatan dan stabilitas untuk memacu motor MotoGP yang berat.
“Sepertinya tak butuh usaha besar. Tapi memacu motor adalah kerja keras yang sangat serius.”
1
3. Pebalap MotoGP kehilangan 2 liter keringat saat balapan
Kombinasi tantangan di sirkuit dan kebutuhan fisik yang intens membuat MotoGP jadi olahraga yang sangat melelahkan dibanding yang dibayangkan banyak orang.
“Rasanya sangat sulit ketika Anda membalap di temperatur 36 derajat Celcius di Malaysia atau Jepang, karena kondisinya menambah stress di tubuh. Kami bisa kehilangan keringat hingga dua liter dalam 45 menit,” beber Smith.
4. Jaket kulit kanguru sangat membantu di lintasan
“Jaket kulit yang saya pakai terbuat dari kulit kanguru karena itu bahan paling fleksibel yang bisa Anda dapatkan. Bahannya seperti kulit kedua, jadi Anda bisa bermanuver di motor dengan lebih mudah,” kata Smith.
Tebal jaket kulit (baju balap) dari kanguru tersebut hanya 3 milimeter-5 milimeter, yang sepertinya tak membuat Anda merasa aman, tapi sebenarnya sangat tangguh.
2
5. Baju pebalap lebih tangguh daripada yang dipakai Batman
Baju balap yang dipakai rider MotoGP mengandung bahan pelindung yang bisa melindungi mereka saat mengalami crash dalam kecepatan tinggi. Saking banyaknya pelindung, baju balap terasa lebih tangguh daripada kostum sang pahlawan fiktif super, Batman.
“Ada proteksi bagus di area bahu, sikut, tangan, lengan, jari dan telapak tangan. Kami juga mengenakan pelindung dada, punggung, pinggul, dan juga lutut,” kata Smith.
“Pabrikan juga sedang merancang baju balap yang dilengkapi sistem air bag supaya terhindar dari risiko fatal saat crash.”
6. Motor MotoGP seperti komputer besar
“Kami memiliki sekitar 500 data channel akuisisi di motor, jadi seperti memiliki komputer besar untuk memonitor apa yang terjadi. Semua itu untuk tim supaya bisa menganalisis,” kata Smith.
“Bagi saya, saat mengendarai motor lebih banyak tentang melihat sesuatu seperti gear dan waktu yang dicatat. Saya bisa mengecek catatan waktu saya di berbagai sektor trek. Jadi saya tahu apakah melebihi atau kurang dari target catatan waktu yang sudah ditetapkan.”
3
7. Mengendarai sepeda tanpa mesin juga penting
Para pebalap harus banyak berlatih untuk menjaga kesehatan jantung, serta membuat tubuh mampu memenuhi kebutuhan fisik seorang pebalap MotoGP.
“Saya banyak bersepeda supaya fit. Bersepeda adalah olahraga yang tak berisiko dan sangat membantu karena MotoGP sangat berat untuk tubuh. Berlari risikonya lebih besar.”
Pebalap Inggris Raya lainnya, Cal Crutchlow, juga sangat intens bersepeda dan kadang berlatih bersama bintang balap sepeda dunia, Mark Cavendish.
8. Para pebalap keliling dunia 6 bulan dalam setahun
“Musim MotoGP sekitar sembilan bulan (dari Maret sampai November), jadi kami banyak menghabiskan waktu di sana. Kami jauh dari rumah sekitar 180 hari dalam setahun. Jadi kami selalu sibuk,” kata Smith.
Kalender MotoGP 2015 meliputi balapan Qatar, Amerika Serikat, Argentina, Spanyol, Prancis, Belanda, Italia, Jerman, Republik Ceska, Jepang, Australia, Malaysia, dan Inggris.
“Sangat berat membalap di Phillip Island, Australia, yang merupakan satu wilayah paling selatan di Australia dan dekat pantai. Tapi sirkuit Kuala Lumpur hanya berjarak 30 menit dari pusat kota dan Menara Petronas yang terkenal, jadi itu tempat yang keren.”
9. Pebalap MotoGP butuh memori yang pendek
Memori yang pendek ternyata sangat penting bagi seorang pebalap MotoGP. Pebalap butuh pikiran yang jernih dan tak dihantui berbagai hal buruk supaya bisa tampil maksimal di lintasan.
“Saya sepertinya pebalap yang paling sering crash sepanjang musim 2014. Kami harus punya ingatan yang pendek karena jika crash selalu berseliweran dalam pikiran Anda dan mengganggu, Anda tak mungkin membalap di level tertinggi,” kata Smith.