Bola.com — When Football Come Home (Ketika sepak bola kembali ke rumah). Kalimat itulah yang dijadikan slogan Piala Eropa 1996 saat Inggris, yang dikenal sebagai tanah air sepak bola, untuk kali pertama ditunjuk untuk menyelenggarakan turnamen terbesar negara-negara Eropa ini.
Baca Juga
Kala itu, pagelaran Piala Eropa 1996 terasa istimewa karena diwarnai beberapa momen menarik. Dimulai dari situasi politik Eropa yang menyebabkan pecahnya Cekoslowakia menjadi Republik Ceska dan Slovakia, hingga peraturan baru dalam dunia sepak bola, berupa golden goal atau gol emas.
Bagi Jerman, gol emas adalah berkah karena menjadi faktor utama keberhasilan mereka meraih gelar ketiga Piala Eropa. Sebaliknya, bagi Ceska, gol emas adalah petaka lantaran perjuanganya hingga menembus final terasa sia-sia meski perpanjangan waktu baru berjalan lima menit.
Gol emas adalah peraturan untuk menentukan pemenang pada babak tambahan setelah kedua tim bermain imbang selama 90 menit. Begitu ada yang tim mencetak gol, tim tersebut akan langsung jadi pemenang dan pertandingan berhenti, meski babak tambahan belum mencapai dua kali 15 menit.
Selain gol emas, perubahan lainnya adalah peserta putaran final yang kali ini diikuti 16 tim dan terbagi menjadi empat grup. Bertambahnya jumlah itu merupakan efek dari pecahnya Cekoslowakia, Yugoslavia dan Uni Soviet. Pada Piala Eropa sebelumnya hanya ada delapan tim yang dibagi menjadi dua grup.
Putaran final pun berlangsung menarik. Pusat perhatian tertuju kepada tuan rumah, Inggris, yang diperkuat dua bintang, Paul Gascoigne dan Alan Shearer. Setelah berhasil menyingkirkan Spanyol pada perempat final lewat adu penalti, Inggris bertemu Jerman di babak empat besar.
Pendukung tuan rumah sempat bersorak gembira karena Shearer sudah mampu mencetak gol ke gawang Andreas Kopke saat pertandingan baru berjalan tiga menit. Namun, Jerman berhasil membalas untuk menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui gol Stefan Kuntz.
Skor 1-1 tidak berubah hingga babak perpanjangan waktu. Gareth Southgate yang menjadi eksekutor terakhir Inggris gagal menjalankan tugasnya dengan baik dan skuat The Three Lions pun harus gagal mencapai partai puncak di depan hadapan suporternya sendiri di Stadion Wembley.
"Banyak rekan-rekan saya memberikan dukungan (setelah gagal penalti). Namun, hingga saat ini saya masih seperti merasa telah membiarkan mereka semua kecewa," kenang Southgate terkait kegagalan penalti tersebut.
Sementara itu, kejutan tercipta setelah Ceska mencatatkan namanya sebagai penantang Jerman. Setelah bermain imbang tanpa gol hingga babak tambahan waktu, Karel Poborsky dan kawan-kawan menjaga asa untuk meraih gelar kedua setelah menang 6-5 atas skuat Les Bleus.
Partai final digelar di Stadion Wembley, 30 Juni 1996. Pertandingan berjalan seru karena kedua tim menampilkan permainan terbuka sejak menit pertama. Ceska berhasil unggul 1-0 lebih dulu setelah Patrick Berger mampu mencetak gol lewat titik putih pada menit ke-59.
Akan tetapi, keunggulan tersebut tidak bertahan lama karena Olivier Bierhoff mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 pada menit ke-73. Meski sama-sama mencoba menambah gol, skor imbang tidak berubah hingga 90 menit dan pertandingan pun dilanjutkan ke babak tambahan.
Di situlah Jerman mengambil keuntungan dari peraturan gol emas. Pada menit ke-95, bola umpan Berti Vogts berhasil ditanduk Bierhoff ke dalam gawang Ceska tanpa dapat dihalau Petr Kouba. Laga berakhir dan Jerman pun memastikan gelar ketiga, setelah sebelumnya mereka berhasil diraih pada 1972 dan 1980.
Sumber: FIFA