F1 2016: Memprediksi Progres Manor Racing, Tim Rio Haryanto

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 19 Feb 2016, 19:15 WIB
Pebalap Indonesia, Rio Haryanto saat melakukan sesi test drive ban Pirelli bersama Tim Manor Marussia di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Selasa (1/12/2015). (Photo/Rio Haryanto Media)

Bola.com, - Tim Formula 1 Manor membuat pengumuman penting pada Oktober 2015. Mulai musim 2016, tim yang bermarkas di Inggris itu memutuskan menggunakan mesin Mercedes.

Hal ini dianggap langkah besar untuk Manor Racing. Tim yang musim lalu gagal memetik poin tersebut kini diprediksi punya potensi untuk berkompetisi (dan mungkin mengalahkan) beberapa tim mapan pada musim depan.

Advertisement

Mengapa hanya disebut potensial? Seperti dilansir Bleacherreport, Minggu (10/1/2016), faktanya Manor masih punya kelemahan dibanding tim lain, satu di antaranya terkait kondisi finansial mereka. Budget Manor pada musim 2015 adalah yang terendah, diperkirakan terpaut 20 juta euro dibanding budget tim yang berada tepat di atas mereka, Sauber.

Menurut Business Book GP, seperti dilansir El Mundo Deportivo, tim-tim lain mengeluarkan dana hampir lima kali lipat lebih banyak dibanding yang dihabiskan Manor. Total budget Manor musim lalu diperkirakan mencapai 83 juta euro.

Namun, sulit untuk meremehkan Manor pada musim depan. Mesin Mercedes terbukti paling powerful dan terpercaya sejak 2014.

Perlu diingat tahun lalu Manor menggunakan mesin Ferrari yang sudah lawas. Jadi perbedaan mereka musim ini dibanding 2015 bakal besar. Namun, tak seorang pun tahu bakal seberapa cepat Manor pada musim 2016.

Untungnya, ada satu perbandingan yang cukup relevan: pada 2015, Lotus mengganti mesin dari Renault menjadi Mercedes. Hasilnya performa mereka langsung terdongkrak.

Rekam Jejak Manor

Namun, sebelum menganalisis perkembangan positif Lotus dengan mesin Mercedes, tak ada salahnya melihat bagaimana Manor sampai pada situasi seperti ini.

Sepertinya masih banyak yang menghitung Manor sebagai tim baru. Padahal tim tersebut sebenarnya telah terjun ke ajang F1 sejak 2010. Selama enam musim, Manor (sebelumnya menggunakan nama Virgin, kemudian Marussia), tak banyak mendulang kesuksesan.

Jules Bianchi (AFP PHOTO/ Prakash SINGH)

Jules Bianchi mendulang poin pertama (dan sejauh ini satu-satunya) berkat performa brilian di Grand Prix Monaco 2014. Sayangnya, pencapaian itu tertutup bayangan kecelakan fatal yang dialami pebalap Prancis itu di GP Jepang, juga pada tahun itu. Bianchi akhirnya meninggal pada tahun lalu. 

Manor (saat itu masih bernama Marussia) absen pada tiga balapan terakhir musim 2014 dan masuk administrasi. Marussia berhasil kembali berlomba di ajang balap F1 setelah menemukan investor baru yang membantu tim keluar dari masalah keuangan. 

Investor itu merupakan dua miliader, Justin King (pengusaha retail Sainbury) dan Stephen Fitzpatrick yang berkecimpung di bidang energi. Mereka merogoh kocek pribadi senilai 30 juta poundsterling supaya Manor bisa tampil di F1 2015. 

Sayangnya, meski Manor mampu tampil di seluruh balapan pada 2015, tak ada poin yang diraup. Pada akhir tahun, terjadi gejolak di kubu Manor. John Booth dan Graeme Lowdon mengundurkan diri dari posisi sebagai tim prinsipal dan direktur olahraga setelah lima tahun bergabung di tim tersebut. Tak lama berselang, konsultan teknik, Bob Bell, juga ikut mundur.

Jadi, posisi Manor saat ini: dalam kondisi finansial terbaik sejak masuk ke F1 (hal ini terjadi berkat suntikan dana dari Fitzpatrick dan uang segar dari poin yang diperoleh Bianchi di Monaco), serta posisi yang lebih kompetitif, namun juga disertai banyak ketidakpastian.

Setelah memastikan penggunaan mesin baru, Manor Racing akhirnya mengumumkan pebalap utama untuk musim 2016 pada Februari. Mereka memilih pebalap muda Jerman, Pascal Wehrlein  dan driver Indonesia, Rio Haryanto. Keduanya akan membela Manor selama semusim penuh. Wehrlein adalah junior driver Mercedes dan juara DTM, sedangkan Rio musim lalu finis keempat di ajang GP2. 

2 dari 2 halaman

1

Will Stevens (KARIM SAHIB / AFP)

Prediksi Lompatan Manor

Bermodal mesin Mercedes, Manor diprediksi bakal lebih meyakinkan dibandingkan musim lalu. Tetapi seberapa besar lompatan Manor pada musim baru 2016?

Mari menengok sebentar performa Lotus, yang meninggalkan mesin Renault dan menggantinya dengan Marcedes. Saat masih menggunakan mesin Renault yang kurang bertenaga dan tak meyakinkan pada 2014, Lotus harus puas finis di urutan kedelapan dari 11 tim di klasemen akhir konstruktor. Romain Grosjean dua kali finis di urutan kedelapan dan Pastor Maldonado hanya sekali meraup poin, saat finis di posisi kesembilan di GP Amerika Serikat.

Romain Grosjean (EPA/Andre Pichette)

Setelah menggunakan mesin Mercedes, Lotus berkibar pada musim 2015. Mereka sukes mendongkrak perolehan poin dari 10 menjadi 78, serta finis di urutan keenam klasemen konstruktor. Semuanya bertambah sempurna karena Grosjean membuat kejutan dengan naik podium di Belgia. 

Apa yang dialami Lotus mungkin saja juga terjadi pada Manor. Tentu saja posisi Manor saat mulai memakai Mercedes tak sebagus Lotus. Bahkan jika ada lompatan performa, Manor kemungkinan bakal tetap menjadi langganan papan bawah, tapi mungkin bukan yang terburuk.

“Perbedaan antara mobil musim depan dengan saat ini (2015) seperti siang dan malam. Hal ini membuat Manor tak punya alasan, mereka harus lebih kompetitif untuk 2016,” kata jurnalis spesialis balap di Autosports, Ian Parkes, setelah Manor mengumumkan kesepakatan kerja sama dengan Mercedes.

Mustahil Merangsek ke Grid Depan 

Pada musim 2015, catatan waktu kualifikasi Q1 pebalap Manor, Will Stevens, lebih lambat 5,323 detik dibanding pebalap tercepat, Lewis Hamilton (Mercedes). Dia juga lebih lambat 2,459 dibanding driver Sauber, Marcus Ericsson, yang terkualifikasi langsung di depannya.

Saat balapan, catatan lap tercepat Stevens 5,093 detik lebih lambat dibandingkan Hamilton (pemegang catatan waktu lap tercepat) dan lebih lambat 2,101 detik dibanding pebalap McLaren, Jenson Button. Pria Inggris ini menjadi pembalap non-Manor terlamban.

Jika melihat gap catatan waktu tersebut, mustahil rasanya Manor bakal bisa merangsek ke grid depan. Namun, ada peluang tim ini bersaing dengan tim-tim papan tengah. Jadi seperti apa kemungkinan keberhasilan Manor pada musim 2016? 

Mungkin kesuksesan ala Manor adalah bisa masuk Q2 beberapa kali, serta bisa mendulang tiga atau empat poin. Sepintas ini sepertinya bukan pencapaian membanggakan. Namun, jika melihat rekam jejak Manor yang baru sekali finis di urutan 10 besar dalam enam tahun, prediksi tersebut cukup masuk akal. Bila mampu meraih lebih daripada itu, Manor benar-benar layak menggelar perayaan besar di akhir musim.

 

Nikmati foto-foto perjalanan karier Rio Haryanto menuju F1 di sini