Bola.com — Yunani dikenal sebagai "Negeri Para Dewa" karena tak dapat dilepaskan dengan berbagai mitologi soal Zeus, Apollo, hingga Athena. Setidaknya, menyimak sejarah dan mitos para dewa Olympia di negeri itu lebih menarik ketimbang mengikuti perjalanan sejarah sepak bola mereka.
Baca Juga
Namun, pada Piala Eropa 2004, ceritanya berbeda. Yunani yang tak pernah diperhitungkan sebelumnya, memberikan kejutan besar dalam persepakbolaan Eropa karena mampu menjadi juara setelah mengalahkan tuan rumah, Portugal, 1-0 pada pertandingan final, di Estadio Da Luz, Lisbon.
Sebenarnya, tanda-tanda kegemilangan Yunani sudah terlihat pada fase penyisihan Grup A. Pada pertandingan perdana, skuat asuhan Otto Rehhagel mampu mengalahkan Portugal 2-1 lewat gol kemenangan yang dicetak Giorgos Karagounis pada menit ketujuh dan Basinas (51').
Setelah itu, giliran Spanyol yang ditahan 1-1. Padahal ketika itu, Spanyol diperkuat pemain-pemain kelas dunia seperti Raul Gonzales, Iker Casillas, Carles Puyol, dan Fernando Morientes. Hasil-hasil itu membuat Yunani lolos ke putaran selanjutnya dengan status runner-up, di bawah Portugal.
Pada perempat final, giliran juara bertahan Prancis yang menjadi korban keganasan Karagounis dan kawan-kawan. Yunani berhasil menyingkirkan Les Bleus untuk melangkah ke babak empat besar setelah menang 1-0 lewat gol yang dicetak Angelos Charisteas pada menit ke-65.
Setelah, Ceska yang ketika itu masih diperkuat pemain-pemain tangguh, juga disingkirkan di semifinal. Permainan Yunani memang tidak begitu menarik karena lebih mengandalkan lini pertahanan yang rapat. Namun, cara tersebut terbukti mampu membuat para pemain Ceska frustasi.
Alhasil, skor 0-0 membuat pertandingan harus dilanjutkan ke babak tambahan. Pada babak itulah, Yunani mampu membuat pendukung Ceska terdiam setelah Traianos Dellas sukses mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-105. Gol itu memastikan langkah Yunani ke partai puncak.
Yunani kembali bertemu Portugal di final. Sebelum pertandingan, beberapa orang memprediksi, Portugal tidak akan mengulangi kesalahan sama seperti babak penyisihan grup. Akan tetapi, lagi-lagi, kecerdikan Yunani mengambil kesempatan saat lawan lengah kembali memakan korban.
Skor 1-0 berkat gol Angelos Charisteas pada menit ke-57 bertahan hingga laga usai dan Yunani pun untuk kali pertama mampu memastikan diri sebagai kampiun Piala Eropa. Kesuksesan itu semakin lengkap setelah Theodoros Zagorakis ditunjuk sebagai pemain terbaik.
"Ini merupakan pencapaian luar biasa bagi sepak bola Yunani dan khususnya sepak bola Eropa. Lawan-lawan memang lebih baik secara teknik ketimbang kami, namun kami mampu memanfaatkan kesempatan. Kami telah berhasil mencetak sejarah dan ini adalah sensasi luar biasa," ujar Rehhagel.
Sejarah yang dicetak Yunani ini seakan memberi pesan, nama besar bukanlah jaminan. Toh, setiap kesuksesan dalam sepak bola tidak dapat diraih dengan mudah seperti membalikkan tangan. Butuh perjuangan serta strategi tepat agar seluruh kemampuan pemain dapat dioptimalkan. Soal keberuntungan, biarlah itu menjadi urusan Tuhan.
Sumber: UEFA