Bola.com, Surabaya - Pemain asing Surabaya United asal Liberia, Abel Gebor, sudah menjalani latihan perdana bersama Rudi Widodo dkk., Jumat (15/1/2016), di Lapangan Brigif 1 Marinir, Sidoarjo. Gelandang yang sebelum bermain di klub KF Terbune Puke (klub dari kompetisi kasta tertinggi Albania) itu tampak serius mengikuti setiap instruksi pelatih Surabaya United, Ibnu Grahan.
Ibnu mengaku senang dengan kedatangan pemain berusia 25 tahun ini. Kendati masih kelelahan karena baru tiba di Surabaya pada Kamis (14/1/2016), Abel tidak tampak lemas. Bahkan dalam sesi gim internal, pemain di posisi gelandang tampil bagus untuk ukuran pemain yang belum pernah berkarier di Indonesia.
"Abel tipikalnya petarung. Mainnya simple, tapi kuat dalam duel-duel. Saya suka pemain seperti ini karena punya karakter," jelas Ibnu.
Mendapat sanjungan, Abel mengaku tidak kesulitan beradaptasi dengan sepak bola Indonesia. Ia mengaku sudah mempelajari sepak bola Tanah Air sebelum bertolak dari negaranya. Apalagi, permainan klub-klub di Indonesia hampir sama dengan di Liberia. "Tidak masalah, saya bisa bermain di sini. Saya suka Indonesia,” katanya.
Baca Juga
Meski statusnya saat ini hanya pemain seleksi, manajemen Surabaya United mengisyaratkan jika peluang pemain yang jago jugling ini 60 persen bakal direkrut. "Sisanya tergantung performanya selama uji coba dan di turnamen nanti," tutur Rahmad Sumanjaya, manajer operasional Surabaya United.
Pemain kelahiran Sinoe County (Liberia), 27 Agustus 1990 itu tampaknya bakal menjadi satu-satunya pemain asing baru yang didatangkan Surabaya United pada Januari-Februari 2016. Sebab, tiga pemain lain yang rencananya juga tiba di Surabaya dipastikan batal.
Ketiga pemain yang batal didatangkan adalah striker asal Haiti, Shelby Printemps, Boakay Eddie Foday (striker asal Liberia/eks Persipura), dan Isaac Pupo (gelandang asal Liberia).
Manajemen Surabaya United secara khusus sempat tertarik untuk kembali menggunakan jasa Isaac Pupo. Akan tetapi, bandrol harga sang pemain dinilai terlalu mahal, Rp 800 juta. "Bandrolnya di atas bujet kami. Kalau bisa, kami pilih yang lain saja," ujar Rahmad.