Bola.com, Surabaya - Rencana PT Liga Indonesia menggulirkan Indonesia Super Competition (ISC) 2016 membuat klub Divisi Utama sewot. Penyebabnya, ISC 2016 lagi-lagi hanya diperuntukkan bagi klub-klub ISL, sementara klub Divisi Utama seperti dianaktirikan.
Keluhan itulah yang dilontarkan asisten manajer Persepam Madura Utama, Nadi Mulyadi. "Kami menyadari klub ISL lebih layak jual. Tapi, nasib klub Divisi Utama seharusnya juga dipikirkan. Kami ini juga melakukan pembinaan dan menjaga eksistensi sepak bola Indonesia," ujar Nadi.
Persepam Madura Utama pantas meradang karena mereka merasa jadi salah satu tim yang eksis melakukan pembinaan, meski situasi sepak bola Indonesia sedang kacau menyusul konflik PSSI dan Kemenpora yang tak kunjung berakhir.
Saat ini PMU memang sedang vakum. Namun, bukan berarti mereka tidak butuh turnamen atau kompetisi sebagai wadah menempa diri. Apalagi sejak Piala Kemerdekaan lalu, tidak ada lagi turnamen yang diperuntukkan bagi klub-klub Divisi Utama. Alhasil, banyak pemain dari klub-klub kasta kedua Tanah Air yang menganggur.
Baca Juga
"Kasihan para pemain, mereka tidak bisa mencari nafkah. Padahal, tidak sedikit pemain yang hanya mengandalkan sepak bola sebagai sumber mata pencahariannya," ungkap Nadi.
Jika memang ISC hanya diperuntukkan bagi klub ISL, Nadi berharap pemerintah mencari solusi bagi klub Divisi Utama sehingga keberadaan klub sepak bola di level ini tidak terkesan dikesampingkan.
Nadi menyayangkan kurangnya perhatian di level ini, padahal sebetulnya banyak pemain muda berbakat di kasta kedua. Namun, talenta mereka sulit berkembang.
"Divisi Utama itu wadah transisi bagi pemain amatir ke profesional. Kalau di level ini kompetisinya tidak jalan, pembinaan berjenjang juga mati. Lantas bagaimana nasib sepak bola ke depan? Semestinya hal ini juga dijadikan bahan pertimbangan,” jelasnya.