3 Motor Paling Perkasa Sepanjang Sejarah MotoGP

oleh Yus Mei Sawitri diperbarui 29 Apr 2016, 09:40 WIB
Mick Doohan (kiri), Valentino Rossi (kanan atas), dan Giacomo Agostini. (Reuters/Red Bull)

Bola.com, Jakarta -- Kepindahan Jorge Lorenzo dari Yamaha yang memberinya tiga gelar juara dunia ke Ducati mengundang banyak rasa penasaran. Sejarah mencatat, banyak pebalap hebat yang gagal total di Ducati, salah satunya rekan setim Lorenzo saat ini, Valentino Rossi. 

Jadi, mampukah pebalap Spanyol tetap mempertahankan ketangguhannya saat menggeber motor Desmosedici milik Ducati? Bisakah Ducati menjadi motor tangguh di bawah kendali X-Fuera musim depan? 

Advertisement

Yang jelas, motor yang mumpuni adalah yang cepat, bertenaga, dan bisa mengantar pebalapnya menjadi juara. Pencinta MotoGP menjadi saksi sejarah kehadiran motor-motor yang memiliki tiga kriteria tersebut. Motor yang bukan hanya berdesain indah, tapi juga punya kecepatan dan tenaga hebat untuk membantu pebalap menjadi seorang juara dunia.

Mesin yang luar biasa dipadu dengan pebalap bertalenta hebat memicu munculnya aksi-aksi mendebarkan di lintasan MotoGP. Tentu saja, aksi-aksi tersebut jadi bumbu penyedap sekaligus candu bagi penonton.

Motor apa saja yang mampu tampil dominan di trek MotoGP? Sayangnya, Desmosedici milik Ducati tak ada dalam daftar ini. 

Ini dia 3 motor yang perkasa dalam sejarah MotoGP seperti dilansir dari Redbull.

Honda NSR500

Pada periode 1985 hingga 2001, Honda NSR500 sukses memenangi 10 gelar juara dunia 500cc. Rider yang berhasil menjadi juara dunia menggunakan motor tangguh ini adalah Freddie Spencer, Wayne Gardner, Eddie Lawson, Mick Doohan, Alex Criville, dan Valentino Rossi. Doohan mendominasi pada era 1990-an, dengan memenangi lima gelar juara dunia beruntun pada 1994-1998.

NSR500 mengawali dan mengakhiri kisahnya sebagai pembuat kejutan, berkembang sepanjang waktu, dan banyak melahirkan kesuksesan dari waktu ke waktu.

Motor ini kali terakhir memenangi titel saat ditunggangi Rossi pada 2001 dan memenangi GP lebih banyak dibanding motor manapun dalam sejarah balap motor 500cc.

2 dari 3 halaman

1

Giacomo Agostini menunggangi motor MV Agusta 500 Three. (Motorcycleonline.com)

MV Agusta 500 Three

Pabrikan asal Italia ini mendulang sukses yang tak belum pernah terjadi sebelumnya pada Grand Prix kelas 500cc. MV Agusta selalu juara dunia sejak 1958 hingga 1974 tanpa sekali pun terputus.

Duo pebalap Inggris Raya, John Surtees dan Mike Hailwood total merengkuh delapan titel juara dunia dengan menunggang motor MV Agusta 500 GP.

Namun, yang paling istimewa adalah prestasi yang dibukukan rider pujaan Italia, Giacomo Agostini, bersama motor generasi berikutnya, MV Agusta 500 Three. Bersama pria yang akrab disapa Ago tersebut, motor itu mencapai puncak kejayaan. Sama sekali tak tertandingi.

Ago memenangi tujuh gelar juara dunia beruntun bersama MV Agusta 500 Three pada 1966-1971. Setelah itu dia masih merengkuh satu gelar juara dunia lagi pada musim pada 1974. Adapun Phil Read juga sempat menikmati ketangguhan motor ini, saat menjadi juara dunia pada 1972 dan 1973.

Menurut berita yang dilansir Red Bull, ketangguhan 500 Three tak lepas dari penerapan tiga mesin silinder 350cc.

3 dari 3 halaman

2

Pebalap Yamaha, Valentino Rossi. (AFP/Jose Jordan)

Yamaha YZR-M1

Setelah YZR500 memenangi banyak titel pada akhir 1970-an, pertengahan 1980-an, dan awal 1990-an, Yamaha kemudian puasa gelar selama 10 tahun. Penantian panjang untuk kembali mencicipi gelar juara dunia berakhir pada musim 2004.

Saat pebalap Italia, Valentino Rossi, bergabung dengan pabrikan Jepang tersebut pada 2004, banyak pihak meragukan masa suram Yamaha bakal berakhir.

Tapi, prediksi tersebut sama sekali tak terbukti. Perpaduan kerja keras The Doctor dan mekanik Yamaha berhasil mengubah YZR-M1 jadi motor petarung yang tangguh. Uji coba intens, inovasi tiada henti, dan naluri juara sang rider benar-benar menjadi kombinasi sempurna.

Bersama YZR-M1, Rossi sukses merengkuh empat gelar juara dunia. Sementara itu, tiga gelar lainnya dihasilkan melalui pebalap Spanyol, Jorge Lorenzo, termasuk titel juara dunia pada musim 2015.