Benny Dollo: Nama Berganti Tak Soal yang Penting Ada Kompetisi

oleh Riskha Prasetya diperbarui 21 Jan 2016, 15:45 WIB
Benny Dollo, menilai turnamen yang digelar pihak ketiga tak menjadi solusi bagi kemelut sepak bola Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Bola.com, Palembang - Munculnya wacana menggulirkan kompetisi Indonesian Super Competion (ISC) menggantikan Indonesian Super League (ISL) mendapat dukungan dari pelatih Sriwijaya FC, Beny Dollo alias Bendol. Menurutnya, rencana tersebut harus segera terealisasi sebagai jalan keluar dari labirin konflik sepak bola Indonesia saat ini.

Mati surinya pelaksanaan kompetisi profesional Indonesia sepanjang 2015 imbas konflik PSSI dengan Kemenpora membuat pembinaan macet.

“Tidak ada jalan lain, kompetisi segera harus berputar. Karena itu saya tidak mempermasalahkan adanya perubahan nama atau operator liga nanti. Seluruh pelaku sepak bola di Indonesia saat ini membutuhkan hal tersebut  dan jangan sampai ada hambatan lagi. Setahun kompetisi terhenti sudah sangat lama dan kita tidak boleh terus terpuruk seperti ini,” ungkap Benny Dollo saat dihubungi bola.com pada Rabu (20/1/2016) sore.

Advertisement

Menurut Bendol, turnamen-turnamen yang digelar selama ini bukanlah solusi terbaik dari kisruh sepakbola berkepanjangan di Tanah Air. “Kalau kompetisi jelas ada muaranya, kita juga jangan lupakan kepentingan timnas di sana. Tentu saja dengan catatan, pembekuan PSSI dan sanksi FIFA juga harus segera berakhir. Tetapi dalam pandangan saya, seharusnya meskipun ada konflik jangan sampai mengorbankan liga. Dulu sewaktu dualisme di 2011 yang bagi saya sudah sangat buruk masih ada  kompetisi yang bergulir, sekarang jauh lebih parah,” ucapnya.

Eks pelatih Timnas Indonesia tersebut mengaku dapat memahami gerakan yang digagas oleh Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI), yang berencana melakukan aksi boikot tampil di turnamen pengisi kevakuman kompetisi.

“Pemain memang butuh kompetisi, bukan turnamen. Apalagi ada ribuan pesepak bola lain mulai dari kelas Liga Nusantara atau Divisi Utama di luar ISL yang menggantungkan nasib dari perputaran kompetisi. Mereka menganggur karena klubnya tak ikut turnamen yang hanya diperuntukkan buat klub ISL,” ujar arsitek asal Manado ini.

Namun, Benny enggan mengomentari lebih jauh gerakan tersebut dan mengatakan perlu pendalaman lebih jauh untuk memahami secara utuh gerakan APPI tersebut. “Tujuannya baik, namun perlu  dipikirkan solusi terbaik sehingga niat APPI tercapai tanpa menganggu kepentingan klub selaku pihak yang mengontrak pemain,” tutur Benny.

Sebelumnya, manajer Sriwijaya FC, Nasrun, mengatakan bahwa gerakan menolak turnamen yang diusung APPI bukanlah solusi cerdas di tengah konflik balbalan nasional saat ini.

“Perjuangan untuk  menggulirkan kompetisi harus terus disuarakan, hal itu pun senada dengan kepentingan klub yang juga menginginkan hal yang sama. Tetapi pemain tidak boleh memboikot turnamen karena justru akan lebih memperburuk  keadaan nantinya,” jelas Kepala Dishubkominfo Sumsel ini.

Berita Terkait