Bola.com, Jakarta - Final Piala Jenderal Sudirman (PJS) mempertemukan Semen Padang dengan Mitra Kukar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (24/1/2016). Kedua tim ini dilatih oleh dua pelatih yang sama-sama berdarah Minang yang lahir di Payakumbuh, yakni Nilmaizar dan Jafri Sastra.
Selain menentukan siapa juara PJS, laga final juga akan menunjukkan siapa pelatih terbaik Minang setelah sebelumnya keduanya berhasil menyisihkan Indra Sjafri, pelatih Bali United yang juga berasal dari Padang. Inilah perbandingan statistik manajerial Nilmaizar dan Jafri Sastra.
Baca Juga
Nilmaizar lebih kenyang pengalaman
Nilmaizar sudah melatih Semen Padang pada Indonesia Super League (ISL) 2010/2011 dan Indonesia Premier League (IPL) 2011/2012. Di ISL, Semen Padang meraih 12 kemenangan, 12 imbang, dan 4 kali kalah dengan mencetak 41 gol dan kebobolan 27 gol. Dengan persentase kemenangan 43%, Semen Padang dibawanya berada di peringkat ke-4.
Saat IPL, Kabau Sirah bahkan bisa diantarkan menjadi juara. Gelar juara diraih setelah memenangi 11 laga, 7 kali imbang, dan hanya 2 kali kalah dengan mencetak 40 gol dan kebobolan 18 gol.
Setelah itu Nil melatih timnas Indonesia dalam rentang waktu 2012/2013 dengan prestasi semifinalis turnamen Al Nakbah 2012 dan kualifikasi grup AFF 2012. Selama di timnas Garuda, Nil memimpin 13 laga dengan meraih 3 kemenangan, 5 seri, dan sisanya kalah.
Nil kemudian melatih Persisam Putra Samarinda di mana dalam 10 laga dia menang 4 kali, 3 seri, dan 3 kalah. Klub Kalimantan Timur ini finis di urutan 6 Wilayah Timur.
Setelah Putra Samarinda pindah ke Bali dan menggandeng Indra Sjafri, Nil kembali ke Semen Padang di mana dia sempat memimpin 2 laga di ISL 2015 dengan hasil 1 kali seri dan 1 kali kalah.
Baru di PJS ini dia membuktikan kemampuan sesungguhnya dengan meraih 4 kemenangan dari 8 pertandingan. Semen Padang pun berhasil melangkah ke final.
Jafri Sastra punya kualitas sepadan
Jafri Sastra merupakan pengganti Nil di Semen Padang. Pada ISL 2014 dia berhasil memenangi 14 pertandingan, 6 imbang, dan 6 kali kalah sehingga Semen Padang berhasil melaju hingga 8 besar. Sayangnya, Semen Padang asuhan Jafri gagal lolos ke semifinal setelah kalah bersaing dengan Arema dan Persipura.
Setelah gagal di SCM Cup 2015, Jafri Sastra hijrah ke Mitra Kukar. Di sini kemampuannya teruji. Di Piala Presiden, Naga Mekes mampu menjadi peringkat 4 setelah menang 2 kali, 3 imbang, dan 3 kali kalah.
Di Piala Jenderal Sudirman prestasinya meningkat dan berhasil meraih satu tempat di final. Dari 9 pertandingan, Mitra Kukar meraih 4 kemenangan, 2 seri, dan 3 kalah dengan mencetak 12 gol dan kebobolan 9 gol.
Keduanya pelatih yang pandai mengatur strategi, siapa yang akan unggul di Gelora Bung Karno?