Bola.com, Kediri - Dwi Priyo Utomo, mantan pemain didikan Primavera dan pernah sembilan tahun berbaju Semen Padang, menilai lima nomine pemain terbaik Piala Jenderal Sudirman memang layak masuk daftar tersebut.
Kepastian siapa yang akan merebut gelar pemain terbaik turnamen untuk memeriahkan HUT TNI ke-70 ini baru diketahui selepas laga final dimainkan, Minggu (24/1/2016) malam di Stadion GBK, Jakarta.
Sebagai mantan pemain yang dibesarkan tim Kabau Sirah dalam kurun waktu 1995-2003, Dwi Priyo ikut bangga dua pilar Semen Padang, yakni Muhamad Nur Iskandar dan Jandia Eka Putra masuk nominasi dengan hadiah individu Rp 100 juta itu.
Baca Juga
"Lima tahun terakhir Semen Padang maju pesat. Mereka tak hanya merekrut pemain berbakat, tapi juga mendirikan akademi sepak bola. Pemain yang dikontrak bukan mereka yang punya nama. Tapi, pemain itu bisa bersinar di tim. Termasuk Nur Iskandar dan Jandia. Sebagai alumni, saya merasa bangga," tutur pemain yang sekarang berkeluarga dan menetap di Kota Kediri ini.
Kendati begitu, Dwi Priyo Utomo belum berani menyebut Nur Iskandar dan Jandia Eka Putra punya peluang besar meraih gelar pribadi tersebut.
"Kriteria jadi pemain terbaik cukup kompleks. Mulai teknik, mental, hingga kepribadian si pemain. Poin terbesar adalah peran sentral mereka dalam mengangkat performa tim di lapangan. Untuk kriteria itu, saya lebih menjagokan pemain Mitra Kukar, Rizky Pellu," ujar pemain yang dua kali memberi gelar juara LI kepada Persik pada 2003 dan 2006 itu.
Alasannya, lanjut Dwi Priyo, penampilan Rizky Pellu sangat penting sebagai jenderal lapangan tengah. Kepemimpinan dan kedewasaan bermain juga ditunjukkan Rizky Pellu, ketika didaulat sebagai kapten tim menggantikan posisi Zulkifli Syukur yang mengalami cedera sejak babak penyisihan.
"Tak mudah bagi pemain muda yang mengemban ban kapten. Dia sebagai pengendali emosi dan permainan tim. Hal itu bisa ditunjukkan Rizky Pellu dengan sempurna di PJS. Seolah dia jadi roh permainan Mitra Kukar. Saya lebih menjagokan dia sebagai pemain terbaik," papar Dwi.
Asisten Fahry Husaini di Timnas U-19 lalu itu menuturkan peluang Rudolof Yanto Basna dan Cristian Gonzales juga sama besar dengan tiga nomine lainnya.
"Penilaian terhadap Cristian Gonzales telah selesai, ketika Arema Cronus gagal di semifinal. Tapi, dia tetap patut diperhitungkan. Sekarang kita lihat empat nomine lainnya yang masih tampil di final. Semua masih situasional. Bisa saja salah satu dari keempat pemain itu main buruk di final yang bisa mengurangi poin mereka," ujarnya.