Bola.com, Jakarta - Sekjen PSSI, Azwan Karim, menanggapi santai desakan Kongres Luar Biasa (KLB) dari beberapa klub Tanah Air. Ia menilai, permintaan tersebut hanya dorongan dari segelintir pihak.
PSIS Semarang, PSS Sleman, dan PSCS Cilacap menjadi klub yang paling gencar meminta diadakan KLB untuk membentuk kepengurusan baru induk sepak bola Indonesia tersebut. Ketiga klub beranggapan, KLB wajib dilakukan lantaran tugas PSSI sudah diambil alih oleh Tim Transisi bentukan Kemenpora.
Baca Juga
Tim Transisi mengambil alih seluruh kewenangan PSSI setelah Menpora Imam Nahrawi membekukan organisasi itu pada 17 April 2015. Setelah dibekukan, seluruh kegiatan yang berkaitan dengan PSSI tidak bisa dijalankan, khususnya kompetisi baik profesional maupun amatir.
"Mereka hanya berani teriak-teriak di belakang kami karena tidak suka dengan PSSI. Tapi, mereka tidak memberikan contoh nyatanya dengan melayangkan surat meminta KLB," ucap Azwan, Selasa (26/1/2016).
"Ya, sudah biarkan saja, karena kami merupakan organisasi yang mempunyai aturan yang baku soal hal ini," imbuh Azwan.
Sebelumnya, beberapa waktu yang lalu, Ketua Umum PSSI La Nyalla Matalitti mengatakan siap mundur dari jabatannya. Namun, hal itu harus disetujui oleh seluruh anggota induk sepak bola Tanah Air.
"Voter ada 106 dan yang memilih 92. Kalau mereka meminta PSSI menggelar KLB, tidak apa-apa, saya siap. Saya bukan ingin mempertahankan jabatan, tapi menjaga martabat kedaulatan sepak bola," kata La Nyalla.
Desakan KLB dari klub Divisi Utama seperti dianggap angin lalu oleh PSSI. Tiga klub tersebut beranggapan PSSI tak mampu menjalankan roda organisasi, sehingga program di daerah berjalan sendiri-sendiri tanpa ada muara yang jelas.
"Seharusnya kalau PSSIsudah tidak bisa menggulirkan kompetisi karena dibekukan, lebih baik pengurusnya mundur saja. Kalau tetap ngotot seperti ini percuma. Kami dan semua tim ingin kompetisi begulir seperti sebelumnya,'' ungkap Supardjiono, mantan manajer PSS Sleman.