Bola.com, Bali - Pelompat jauh kebanggaan Indonesia, Maria Londa, sudah delapan tahun harus berpindah-pindah tempat latihan. Semua itu dilakukan karena ketiadaan sarana dan prasarana latihan berstandar internasional di Bali.
Gara-gara tidak ada stadion yang memiliki trek lari sintetis di Pulau Dewata, atlet kelahiran 29 Oktober 1990 ini memilih menimpa diri di pantai. Seperti apa rasanya berlatih di pantai yang dipenuhi banyak orang, termasuk para turis asing?
Saat bola.com menyambangi Maria yang sedang berlatih di Pantai Legian, Bali, Rabu (27/1/2016) pada pukul 08.30 Wita, suasana belum terlalu ramai karena hujan baru reda. Perlahan, pengunjung berdatangan melakukan berbagai kegiatan, seperti berjemur, bermain air, berlarian, maupun berlatih selancar.
Baca Juga
Di sisi lain, Maria tetap berlatih serius bersama pelatih dan beberapa atlet lainnya. Dia melahap berbagai program latihan dari pelatihnya. Tak jarang pengunjung mendekat untuk melihat Maria berlatih. Ada juga yang mengabadikan sesi latihan tersebut dengan kamera handphone atau kamera berlensa panjang.
Bahkan pada saat latihan pagi tadi ada seorang perempuan asal Prancis yang mendekat dan menanyakan identitas Maria. Dia kemudian mengatakan ingin bergabung berlatih keesokan harinya.
“Kalau jadi perhatian orang saat latihan sudah biasa. Ada yang hanya melihat-lihat, tanya-tanya siapa saya, ada juga yang mau ikut latihan. Sudah seperti itu sejak dulu. Saya kan latihan di pantai sudah lama, sejak 2008, sebelum PON di Kalimantan Timur,” kata Maria.
Berbagai polah tingkah para pengunjung pantai itu tak membuat Maria merasa terganggu. Dia malah mengartikan keingintahuan mereka sebagai sebagai bentuk perhatian.
“Itu malah menjadi motivasi untuk saya. Berarti mereka perhatian. Biasanya mereka juga tahu situasi. Mereka suka bertanya-tanya kalau saya sedang break latihan,” imbuh atlet yang punya adik kembar laki-laki ini.
Selain pengunjung, latihan Maria juga kerap diinterupsi ombak dan arus yang deras. Saat sedang serius berlatih, alat-alat pendukungnya malah tersapu ombak. Alhasil, dia dan teman-temannya sibuk memindah-mindahkan alat latihan ke tempat yang lebih kering.
Tiga Pantai
Sehari-hari, Maria tak selalu berlatih di Legian. Lokasi latihannya berpindah-pindah tergantung pasang-surut air laut dan program latihan yang dijalankan pelatih, I Ketut Pageh. Sang pelatih lebih dulu mengecek kondisi arus di masing-masing pantai sebelum memutuskan lokasi latihan.
“Ada tiga pantai yang biasa kami pakai latihan. Pantai Pulau Serangan, Legian, dan Patrajasa. Waktu latihannya memperhatikan air. Bisa pukul 05.00, 06.00, atau 07.00. Kalau sedang tidak latihan di pantai, ya latihan fitnes. Tergantung program latihan dari pelatih,” ujar atlet peraih medali emas nomor lompat jauh di Asian Games 2014 tersebut.
Meskipun harus berpindah-pindah tempat latihan, Maria tak merasa perlu merajuk atau berputus asa. Dia tetap serius berlatih demi meraih prestasi terbaik. Kesungguhannya terbayar lunas. Maria sudah dipastikan bakal berlaga di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil. Itu bakal menjadi Olimpiade pertamanya.
“Tapi saya tetap berharap Bali memiliki tempat latihan yang berstandar internasional. Ini semua bukan tentang saya. Tapi banyak adik-adik junior yang memang membutuhkan tempat latihan yang ideal,” ujar dia, mengomentasi fasilitan atletik yang sangat minim di Pulau Dewata.