Bola.com — Legenda sepak bola Skotlandia dan Manchester United (MU), Gordon Strachan, pernah berkata, "Untuk membentuk pesepak bola yang hebat, Anda butuh orang-orang yang hebat pula." Pernyataan itulah yang sejak bertahun-tahun lekat dalam dunia olahraga tersebut.
Baca Juga
Bagi setiap pesepak bola, pengalaman diasuh pelatih-pelatih hebat, tentunya dapat memberikan dampak positif bagi ketika mereka ingin melanjutkan karier di dunia kepelatihan. Bahkan, tak jarang, mereka mampu meraih berbagai trofi bersama klub-klub yang dilatihnya.
Tidak hanya trofi juara bersama klub, tetapi berbagai penghargaan individu sebagai pelatih terbaik di dunia pun terkadang dapat diraih. Padahal, ketika masih menjadi pemain, beberapa mereka cukup sulit untuk meraih penghargaan tersebut, meskipun kontribusinya bersama klub yang dibela cukup besar.
Lantas, siapa sajakah pelatih top Eropa yang merupakan mantan pemain bintang di negaranya masing-masing. Bola.com mencoba merangkum 15 pelatih yang dulunya adalah seorang kiper, bek, gelandang, hingga penyerang, dengan formasi 3-5-2, plus empat cadangan.
Berikut ini ulasannya:
Kiper: Dino Zoff
Dino Zoff adalah salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki Italia. Berkat kontribusinya di bawah mistar gawang, Zoff sukses membawa Juventus meraih sembilan gelar juara, termasuk enam titel Serie A. Tak hanya di level klub, pria yang kini berusia 73 tahun itu turut membawa Italia menjuarai Piala Eropa 1968 dan Piala Dunia 1982.
Setelah memutuskan gantung sepatu pada 1983, Zoff melanjutkan kariernya sebagai pelatih, dan klub pertama yang diasuhnya adalah Juventus. Di bawah arahannya, I Bianconeri mampu meraih dua gelar juara pada musim 1989-1990, yakni Coppa Italia dan Piala UEFA.
Sayangnya, ketika melatih timnas Italia dari 1998 hingga 2000, Dino Zoff gagal mempersembahkan trofi. Dia hanya mampu membawa Gli Azzurri lolos hingga final Piala Eropa 2000. Pada laga puncak yang berlangsung di Feijenoord Stadion, Rotterdam, Italia kalah 1-2 dari Prancis.
Bek Tengah: Ronald Koeman
Koeman memiliki karier yang cemerlang sebagai seorang pemain. Pernah membela Ajax Amsterdam, PSV Eindhoven, hingga Barcelona, Koeman tercatat berhasil merengkuh 18 gelar juara. Ketika membela timnas Belanda, dia juga mampu mengantarkan negaranya menjuarai Piala Eropa 1988.
Pasca pensiun pada musim panas 1997, Koeman menjajal peruntungannya sebagai pelatih. Awalnya, dia sempat menjabat sebagai assisten pelatih timnas Belanda dari 1997 hingga 1998 dan asisten pelatih Barcelona dari 1998 sampai 2000. Baru pada 1 Januari 2000, Koeman mendapat kepercayaan melatih Vitesse.
Selepas itu, dia pun pernah mengarsiteki sejumlah klub besar, seperti Ajax Amsterdam, Benfica, PSV Eindhoven, Valencia, AZ Alkmaar, Feyenoord, dan kini Southampton. Total, Koeman telah meraih delapan gelar juara sebagai pelatih, dengan rincian empat bersama Ajax, satu ketika melatih Benfica, satu dengan PSV, satu dengan Valencia, dan satu bersama AZ Alkmaar.
Bek Tengah: Franz Beckenbauer
Pria yang kini menjabat sebagai Presiden Kehormatan Bayern Munchen tersebut merupakan salah satu bek tangguh di Eropa. Berkat perannya di jantung pertahanan, Bayern berhasil merengkuh 13 gelar juara, Hamburg meraih satu titel, serta New York Cosmos yang meraih lima trofi. Tak hanya itu, dia juga turut membawa timnas Jerman Barat menjuarai Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974.
Beckenbauer yang saat ini berusia 70 tahun melanjutkan karier sebagai pelatih pada 1984 setelah gantung sepatu pada akhir musim 1981-1982. Sebagai pelatih, karier pria yang berjuluk Der Kaizer ini terbilang cemerlang. Dia mampu membawa Jerman Barat menjuarai Piala Dunia 1990, mengantarkan Marseille meraih gelar Ligue 1 musim 1990-1991, dan Bayern Munchen merengkuh dua trofi juara, yakni Bundesliga Jerman serta Piala UEFA.
Bek Tengah: Laurent Blanc
Pada periode 1980-an hingga awal 2000, Blanc merupakan salah satu pemain bertahan yang disegani, baik saat membela klub atupun timnas Prancis. Sepanjang kariernya sebagai pemain dari 1983 hingga 2003, Blanc sukses merengkuh tujuh gelar juara bersama empat klub berbeda, antara lain Montpellier, Auxerre, Barcelona, dan Manchester United. Tak hanya itu, pria yang di awal kariernya berposisi sebagai gelandang serang ini turut membawa Prancis menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.
Sama seperti pesepak bola pada umumnya, Blanc melanjutkan kariernya sebagai pelatih setelah pensiun pada musim panas 2003. Tim pertama yang dilatihnya adalah Bordeaux dari Juni 2007 hingga Mei 2010, dilanjutkan timnas Prancis dari Juli 2010 sampai Juni 2012, dan kini mengasuh Paris Saint-Germain sejak Juni 2013. Sebagai pelatih, Blanc telah merengkuh 11 gelar juara bersama Bordeaux dan PSG.
Gelandang Tengah: Carlo Ancelotti
Semasa aktif menjadi pemain, Ancelotti hanya memperkuat tiga klub Italia, yakni Parma, AS Roma, dan AC Milan. Bersama tiga klub tersebut, pria 56 tahun ini meraih 14 gelar juara dari musim 1976 hingga 1992.
Pasca pensiun pada Juli 1992, Ancelotti menjadi pelatih sepak bola. Namun, dia baru mengawali kariernya sebagai pelatih pada 1995 bersama Reggiana. Selepas itu, dia melatih Parma, Juventus, AC Milan, Chelsea, Paris Saint-Germain, Real Madrid, dan rencananya Bayern Munchen pada musim depan.
Bersama Juve, Milan, Chelsea, PSG, dan Madrid, Ancelotti mampu mempersembahkan 17 gelar juara, termasuk tiga trofi Liga Champions (dua dengan AC Milan dan satu ketika melatih Real Madrid).
Gelandang Tengah: Pep Guardiola
Pep Guardiola merupakan salah satu pelatih hebat di dunia. Mengandalkan taktik tiki-taka, Guardiola berhasil mengantarkan Barcelona meraih 14 trofi juara dari 2008 hingga 2012 serta lima gelar bersama Bayern Munchen dari 2013 hingga saat ini. Berkat prestasinya itu, Guardiola dianugerahi penghargaan FIFA World Coach of the Year 2011.
Ternyata, sebelum terjun di dunia kepelatihan, Guardiola merupakan salah satu gelandang tengah yang berkualitas. Berkat kontribusinya, Barca sukses merengkuh 16 gelar juara, beberapa diantaranya adalah enam trofi La Liga dan dua Copa del Rey. Dia juga turut membawa timnas Spanyol meraih medali emas Olimpiade 1992.
Sayap Kiri: Johan Cruyff
Tak bisa dipungkiri, jika Cruyff merupakan salah satu sosok penting bagi Ajax Amsterdam, Barcelona, Feyenoord, hingga timnas Belanda pada era 1960an hingga 1980an. Berkat kontribusinya di lini serang, Ajax mampu meraih 19 gelar juara, Barcelona dua trofi, dan Feyenoord yang meraih dua titel juara. Sayangnya, prestasi terbaik Cruyff bersama timnas Belanda adalah runner-up Piala Dunia 1974 dan tempat ketiga Piala Eropa 1976.
Setelah pensiun pada Juli 1984, Cruyff mulai melanjutkan kariernya sebagai pelatih pada 1985, dan tim pertama yang diasuhnya adalah Ajax Amsterdam. Sebagai pelatih, karier Cruyff terbilang cemerlang. Pria yang gemar menghisap cerutu ini berhasil mengantarkan Ajax menyabet tiga gelar, sedangkan ketika melatih Barcelona dari 1988 hingga 1996, Cruyff mempersembahkan 11 titel juara.
Sayap Kanan: Luis Enrique
Selama membela Sporting Gijon (1989 hingga 1990), Real Madrid (1991 hingga 1996), dan Barcelona (1996 hingga 2004), Enrique mampu mencetak 144 gol dari 558 pertandingan di seluruh ajang kompetisi. Dia juga berhasil membawa Madrid meraih tiga gelar juara, dan Barcelona merengkuh tujuh trofi. Sementara itu, bersama timnas Spanyol, dia pernah meraih medali emas Olimpiade 1992.
Usai gantung sepatu pada 2004, Enrique coba peruntungannya sebagai pelatih pada 2008. Akan tetapi, awal karier Enrique tidak berjalan mulus. Setelah melatih Barcelona B, dia dipinang AS Roma pada Juni 2011. Sayang, pria 45 tahun hanya semusim melatih Roma karena dinilai gagal.
Dia pun melanjutkan karier bersama Celta Vigo pada musim 2013-2014, sebelum akhirnya mendapat kepercayaan mengarsiteki Barcelona pada 19 Mei 2014. Bersama El Barca, karier Luis Enrique melesat bak roket. Sepanjang 2015, dia mampu membawa Los Cules meraih lima gelar juara, yakni La Liga Spanyol, Copa del Rey, Liga Champions, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub. Berkat keberhasilannya tersebut, Enrique dianugerahi penghargaan FIFA World Coach of the Year 2015.
Gelandang Serang: Zinedine Zidane
Pria asal Prancis ini adalah salah satu maestro sepak bola. Perannya sebagai pengatur serangan sangat penting bagi klub-klub yang pernah dibelanya, mulai dari Cannes, Bordeaux, Juventus, dan Real Madrid.
Tak hanya itu, Zidane juga adalah sosok yang sulit tergantikan ketika membela timas Prancis. Sepanjang kariernya sebagai pemain dari 1989 hingga 2006, Zidane telah meraih 15 trofi juara, termasuk gelar Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 bersama timnas Prancis.
Setelah pensiun pada akhir musim 2005-2006, Zidane awalnya lebih sering aktif di dunia sosial. Baru pada 2013, dia mulai berkarier sebagai pelatih, yakni menjabat sebagai asisten pelatih Real Madrid. Setelah duduk sebagai asisten dan menangani Real Madrid Castilla dari 2014 hingga 2016, Zidane resmi ditunjuk mengasuh Cristiano Ronaldo dkk pada 4 Januari 2016 menggantikan Rafael Benitez yang dipecat. Meski masih 'hijau', Zidane berhasil membawa Madrid meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang dalam tiga laga terakhir dengan mencetak 11 gol serta hanya kebobolan dua gol.
Penyerang: Kenny Dalglish
Pria yang mendapat julukan King Kenny ini adalah salah satu legenda timnas Skotlandia, Celtic, dan Liverpool. Bersama Celtic dan Liverpool, Dalglish mampu mencetak 336 gol dari 822 penampilan di seluruh ajang kompetisi. Sementara itu, bersama timnas Skotlandia, dia mendulang 30 gol dari 102 caps.
Ketika masih aktif sebagai pemain dari 1969 hingga 1990, Kenny Dalglish mampu meraih 31 gelar juara, dengan rincian sembilan bersama Celtic dan 22 kala memperkuat Liverpool. Saat menjadi pelatih, karier Dalglish bisa dikatakan gemilang. Dia sukses membawa Liverpool merengkuh 11 titel juara, dua trofi bersama Blackburn Rovers, dan satu dengan Celtic.
Penyerang: Jupp Heynckes
Heynckes merupakan salah satu penyerang yang disegani di kompetisi Eropa dari era 1960-an hingga 1970-an. Bersama Borussia Monchengladbach dan Hannover 96, pria yang kini berusia 70 tahun itu mampu mencetak 327 gol dari 501 penampilannya di seluruh ajang kompetisi. Dia juga turut membawa Gladbach meraih enam trofi juara, termasuk empat titel Bundesliga Jerman.
Tak hanya di level klub, Heynckes juga tampil gemilang bersama timnas Jerman Barat. Dari 39 penampilan, dia mendulang 14 gol dari 39 caps. Heynckes juga turut berberan mengantarkan Jerman Barat merengkuh trofi Piala Eropa 1972 dan Piala Dunia 1974.
Setelah pensiun pada Juni 1978, Jupp Heynckes mulai melatih klub sejak 1979. Sejumlah klub besar pernah ditanganinya, mulai dari Borussia Monchengladbach, Bayern Munchen, Real Madrid, Schalke 04, serta Bayer Leverkusen. Sepanjang kariernya sebagai pelatih dari 1979 hingga terakhir kali pada 2013, Heynckes telah meraih 12 gelar juara.
Cadangan
Gelandang Bertahan: Didier Deschamps
Ketika masih aktif bermain dari 1985 hingga 2001, Deschamps pernah memperkuat klub-klub besar Eropa, seperti Marseille, Juventus, Chelsea, hingga Valencia. Pria yang kini berusia 47 tahun tersebut berhasil meraih 14 gelar juara, dengan rincian tiga bersama Marseille, 10 saat membela Juve, dan satu bersama Chelsea. Bukan hanya itu, dia juga turut membawa timnas Prancis menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.
Setelah memutuskan gantung sepatu pada musim panas 2001, Deschamps langsung melanjutkan kariernya sebagai pelatih. Klub yang pernah dilatihnya adalah AS Monaco, Juventus, Marseille, dan kini timnas Prancis. Total, ada enam gelar juara yang dipersembahkan Deschamps untuk Monaco (satu trofi) dan Marseille (enam trofi).
Salah satu prestasinya yang paling diingat adalah berhasil membawa Monaco menembus final Liga Champions musim 2003-2004. Padahal saat itu, Monaco bukan tim unggulan. Sayang, pada partai final, mereka kalah 0-3 dari FC Porto.
Gelandang Bertahan: Diego Simeone
Simeone merupakan salah satu gelandang bertahan yang cukup disegani baik di Eropa maupun dunia. Kemampuannya dalam membantu pertahanan dan serangan berpengaruh positif terhadap performa klub-klub yang pernah dibelanya, seperti Sevilla, Atletico Madrid, Inter Milan, serta Lazio.
Saat masih menjadi pesepak bola dari 1987 hingga 2006, Simeone total meraih tujuh gelar juara. Selain itu, dia juga turut membawa timnas Argentina menjuarai Piala Konfederasi 1992, Copa America 1991 dan 1993, serta medali perak Olimpiade 1996.
Ketika melanjutkan karier sebagai pelatih, dia juga mampu mempertahankan prestasi gemilang tersebut. Bersama Estudiantes de La Plata, River Plate, dan Atletico Madrid, pria 45 tahun tersebut sejauh ini telah merengkuh tujuh titel juara.
Gelandang Tengah: Antonio Conte
Conte memiliki karier yang cemerlang saat masih aktif bermain dari 1985 hingga 2004. Selama 19 tahun berkarier sebagai pesepak bola, prestasi gemilangnya adalah ketika memperkuat Juventus. Total, 15 gelar juara mampu diraih Conte bersama Juve. Sayang, dia gagal membawa timnas Italia meraih trofi, setelah hanya menempati posisi runner-up Piala Dunia 1994 dan Piala Eropa 2000.
Saat memutuskan menjadi pelatih pada 2006, karier Antonio Conte juga sukses bersama Juventus. Pria yang kini menangani timnas Italia itu berhasil membawa La Vecchia Signora meraih lima gelar juara.
Gelandang: Fabio Capello
Capello pernah memperkuat tiga klub besar di Serie A, yakni AS Roma, Juventus, dan AC Milan dari 1967 hingga 1980. Bersama tiga klub tersebut, pria yang kini berusia 69 tahun itu mencetak 42 gol dari 292 penampilan di seluruh ajang kompetisi. Dia juga turut meraih enam gelar juara, dengan rincian satu bersama Roma, tiga dengan Juve, dan dua ketika berseragam Milan.
Tak hanya sebagai pemain, Capello juga sukses ketika memutuskan terjun sebagai pelatih. Mulai melatih sejak 1982, Capello telah meraih 13 gelar juara, mulai dari sembilan trofi saat mengasuh AC Milan, dua ketika melatih Real Madrid, dan dua dengan AS Roma.
Starting XI Pelatih Top Eropa yang Dulunya Pesepak Bola:
Sumber: Berbagai Sumber