Nostalgia Bintang Singapura M. Ridhuan yang Rindukan Arema

oleh Ronald Seger Prabowo diperbarui 04 Feb 2016, 12:00 WIB
Muhammad Ridhuan (kiri), pemain asal Singapura yang pernah membela Arema berfoto bersama Gunawan Dwi Cahyo di Solo. (Bola.com/Romi Syahputra)

Bola.com, Solo - Kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) musim 2009-2010 tak bisa dilupakan pecinta sepak bola Kota Malang, khususnya Aremania. Di musim itu, Arema Indonesia racikan Robert Rene Albert jadi kampiun. Salah satu bintang lapangan saat itu adalah gelandang asal Singapura, Muhammad Ridhuan.

Kini, mantan penggawa Timnas Singapura itu kembali ke Indonesia. Dia akan berpartisipasi mengikuti laga amal bagi Alfin Tuasalamony, M. Nasuha, dan Sofyan Hadi di Stadion Manahan, Kamis (4/2/2016) dan Stadion Maguwoharjo, Sabtu (6/2/2016). Bola.com berbincang hangat dengan sang pemain di Solo.

Advertisement

Anda kembali lagi ke Indonesia, ada Alasan khusus selain untuk laga amal?

Pertama rindu suasana sepak bola Indonesia seperti suporter terutama Aremania. Ada juga teman-teman yang pernah bermain bersama dan ingin kembali berkumpul melepas rindu.

Melihat usia Anda saat ini, adakah keinginan kembali bermain di Indonesia?

Sebenarnya saya sudah menyatakan pensiun, tetapi masih terbuka peluang untuk kembali. Namun untuk sekarang ini sulit karena Indonesia masih disanksi FIFA. Apalagi untuk pemain asing dan tidak ada kejelasan kompetisi. Mudah-mudahan problem sepak bola Indonesia cepat selesai.

Anda sukses di Arema. Bagaimana melihat tim Singo Edan saat ini?

Ya, saya masih aktif memantau Arema lewat instagram, facebook, dan foto-foto pemain Arema. Suasana masih bagus, ceria meski gagal di turnamen sebelumnya. Pemain terlihat sangat bahagia, termasuk pemain asing juga. Hanya sebatas itu saya tahu soal Arema yang sekarang.

Ada harapan dan doa untuk Arema?

Arema punya banyak pemain berbakat yang bisa jadi modal meraih prestasi. Semoga mereka bisa lebih bagus dan juara. Walau dengan situasi sepak bola seperti ini, tapi euforia Indonesia tetap bagus.

Aremania di mata Anda?

Sampai saat ini, Aremania suporter yang bisa beri semangat lebih. Walaupun lelah atau cedera, kalau ditonton Aremania saya merasa ingin bermain terus. Seperti ada motivasi berlipat.

Lalu demi laga amal ini, Anda rela naik taksi sendiri dari Yogyakarta ke Solo? 

Bagi saya, pemain Indonesia seperti saudara sendiri. Apalagi melihat pemain cedera, saya juga kasihan. Harapanya, dari laga amal ini mereka bisa pulih seperti semula dan kembali berprestasi. Yang penting mereka bisa meneruskan perjalanan karier di sepak bola dan punya rasa percaya diri untuk bangkit.