Bola.com, Jakarta - Jelang pertemuan pada fase 16 Besar Liga Champions, Real Madrid berada di atas angin. Calon lawan, AS Roma, sedang mengalami kendala serius, mulai dari penampilan yang tak konsisten, sampai proses penyesuaian dengan pelatih anyar, Luciano Spalletti.
Walhasil, banyak pihak menengarai kubu Real Madrid bakal dengan mudah melewati tim asal ibukota Italia tersebut. Apalagi ditambah fakta El Real terus menuai hasil positif di liga domestik, plus ambisi untuk membayar kegagalan musim lalu.
Namun, bukan berarti AS Roma tak memiliki daya untuk melawan raksasa La Liga tersebut. Corak permainan baru di tangan Luciano Spalletti memberi garansi, Cristiano Ronaldo dkk tak bisa begitu saja melewati adangan Radja Nainggolan dkk.
Baca Juga
Apalagi status Spalletti sebagai pelatih berpengalaman, bisa saja membuat Pelatih Rela Madrid, Zinedine Zidane kagok saat berlaga di zona Eropa. Maklum, pengalaman tetap menjadi prioritas utama ketika berlaga di turnamen antarklub Benua Biru.
Real Madrid memiliki catatan statistik sejarah yang menawan saat bersua AS Roma. Los Blancos sudah mengoleksi 10 gelar Liga Champions. La Decima mereka raih pada musim 2013-2014 setelah mampu mengalahkan Atletico Madrid di partai final.
Sedangkan, AS Roma belum pernah sekalipun meraih supremasi tertinggi di benua Eropa ini. Prestasi terbaik mereka di Liga Champions adalah runner-up pada 1982-1983. Dalam satu dekade terakhir ini, Roma juga sebatas pelengkap di Liga Champions dan sekadar memberi kejutan kecil, belum sampai tahap menjadi kandidat juara.
Perjalanan AS Roma di fase grup memang tak terlalu mulus. Mereka meraih satu tiket 16 Besar setelah menjadi runner-up Grup E. Il Lupi memperoleh 6 angka hasil dari 1 menang, 3 imbang, dan menelan 2 kekalahan. Mereka mencetak 11 gol dan kebobolan 16 gol.
Sementara Real Madrid menjadi pemuncak Grup A dengan 16 poin. Koleksi tersebut berasal dari 5 kemenangan dan sekali imbang. Cristiano Ronaldo dkk mencetak 19 gol dan kebobolan 3 gol.
Los Blancos memang superior. Mereka tercatat melakukan 127 percobaan mencetak gol dengan 52 di antaranya menemui sasaran. Statistik tersebut lebih baik dibandingkan Roma yang melakukan 89 percobaan dengan 38 di antaranya menemui sasaran.
Statistik umpan menunjukkan Real Madrid melepaskan 3.469 umpan sukses dan rata-rata penguasaan bola ada di angka 53%. AS Roma melepaskan 1.877 umpan sukses dengan rata-rata memainkan si kulit bundar mencapai 44%.
Pada sisi umpan silang, AS Roma melakukan 101 kali, tapi hanya 18 yang menemui sasaran. Real Madrid melakukan 111 kali percobaan dan 30 di antaranya merupakan umpan silang sukses.
Francesco Totti dkk tercatat melakukan 68 pelanggaran dan 73 kali dilanggar. Total ada 9 kartu kuning yang mereka terima. Sedangkan, di kubu lawan, melakukan 72 kali pelanggaran dan 66 kali dilanggar dengan menerima 10 kali hukuman kartu kuning.
Head to Head: Real Madrid Lebih Superior
Laga di Liga Champions musim ini akan menjadi pertandingan ke-9 dan 10 bagi kedua tim. Dalam 8 pertemuan sebelumnya, AS Roma berhasil memenangi 3 pertandingan, 1 kali imbang, dan 4 lainnya berujung kemenangan bagi Real Madrid. Roma mencetak 9 gol dan Real Madrid mampu menceploskan 15 gol ke gawang Roma.
Pertemuan pertama keduanya hadir pada penyisihan Grup A Liga Champions 2001-2002. Laga di Stadion Olimpico itu berhasil dimenangi Real Madrid dengan skor 1-2. Laga kedua di Santiago Bernabeu berakhir imbang 1-1 dan jadi hasil imbang satu-satunya hingga kini.
Kemenangan pertama AS Roma diraih di Bernabeu pada 2002-2003 dengan skor 1-0. Kemenangan balasan setelah kalah 0-3 saat menjadi tuan rumah pada musim yang sama. Keduanya kembali bertemu pada musim 2004-2005 ketika kedua tim tergabung di Grup B.
Real Madrid unggul 4-2 di kandang dan kembali menang saat tandang dengan skor 3-0. Pada musim ini, Real Madrid bisa jemawa di hadapan AS Roma. Mampu memenangi 2 laga dengan mencetak 7 gol dan hanya kebobolan 2 gol.
Memorable match: Semifinal Musim 2007-2008
Perjumpaan di Liga Champions terakhir bagi keduanya hadir pada 2007-2008, yang juga terjadi pada perdelapan final. Ketika itu AS Roma lebih hebat, mampu menang 2-1 baik di Olimpico maupun Santiago Bernabeu.
Kemenangan 2-1 di kandang diraih berkat gol David Pizzaro dan Mancini. Real Madrid sebenarnya sempat meyakinkan dengan mencetak gol lebih dulu melalui Raul Gonzales pada menit ke-8.
Pizarro kemudian menyamakan kedudukan pada menit ke-24. Mancini akhirnya mempersembahkan kemenangan bagi Romanisti setelah mencetak gol pada menit ke-58.
Sukses meraih kemenangan di laga pertama jadi modal penting untuk Roma melakoni laga di Santiago Bernabeu. Real Madrid yang harus menang dengan selisih dua gol menyerang sejak awal. Tapi, bukan gol yang diperoleh, malah kebobolan melalui gol Rodrigo Taddei pada menit ke-73.
Dua menit berselang, Raul Gonzales sempat menerbitkan harapan ketika mampu mencetak gol. Sayang mereka kembali kebobolan berkat aksi Mirko Vucinic pada dua menit masa tambahan waktu babak kedua. Roma memastikan satu tiket dan membungkam seluruh Madridista.
Walaupun akhirnya Roma gagal ke semifinal setelah kalah dari Manchester United. Kemenangan atas Real Madrid itu bisa menjadi pendorong semangat bagi mereka untuk kembali unggul atas Real Madrid.
Bagaimanapun, keunggulan sejarah itu tak bisa jadi patokan dan modal berharga selain menaikkan moral daya juang. Semua itu berlatar dari berbagai sisi musim ini, Real Madrid lebih unggul. Itu bisa dilihat dari komposisi tim, statistik keduanya pada musim ini, dan Roma yang belum stabil setelah pergantian pelatih.