Bola.com, Jakarta Juara dunia tunggal putri asal Spanyol, Carolina Marin, mengatakan ketenaran sama sekali tak mengubah diri maupun prestasinya di lapangan. Menurutnya, semua itu bisa terjadi jika atlet mampu menangani ketenaran dengan dengan cara benar.
Baca Juga
“Ketenaran tak mengubah apapun. Saya berlatih enam atau tujuh jam sehari. Memang benar, di Asia bulutangkis adalah raja olahraga, terutama di Indonesia, di mana fans saya lebih banyak daripada di Spanyol. Setiap saat selalu ada orang yang menunggu saya di hotel dan membawa bendera, karena mereka menginginkan tanda tangan atau kaus,” kata Marin, seperti dilansir Mundo Deportivo, Selasa (9/2/2016).
“Saya merasa sedikit malu karena sebenarnya saya merasa seperti orang kebanyakan,” imbuh dia saat berbicara pada diskusi panel di sebuah kampus jurusan psikologi di Madrid.
Marin juga mengungkapkan satu di antara aspek yang dibutuhkan untuk mampu bertahan dan berprestasi adalah kedewasaan. Kedewasaan tersebut bisa didapatnya berkat perjuangan keras, termasuk harus meninggalkan rumah saat berusia 14 tahun demi berlatih bulutangkis.
“Ketika orang menghentikan saya di jalan dan bertanya bagaimana seorang berusia 22 tahun bisa punya kedewasaan seperti saya, maka saya bisa mengatakan bahwa kedewasaan itu selalu ada dalam dunia olahraga,” bebernya.
“Saya meninggalkan rumah saat berusia 14 tahun. Hal itu membuat saya bisa bertanggung jawab sejak kecil. Hal seperti itu yang dibutuhkan untuk bisa terus menjadi atlet,” imbuh Marin, yang ditemani pelatihnya Fernando Rivas.
Dalam kesempatan tersebut, atlet terbaik Spanyol pada 2015 tersebut juga membeberkan rahasianya bisa menjadi juara dunia pada tahun lalu. Menurut Marin, dia biasa melakukan “latihan imajiner”.
“Saya seseorang yang percaya dengan tim dan apa yang mereka katakan pada saya. Jika Anda mengatakan sesuatu yang cocok untuk saya, maka saya melakukannya. Jika Anda mengatakan saya butuh latihan imajiner, saya juga melakukannya. Bahkan saya melakukannya sehari tiga kali. Secara mental sangat melelahkan, kadang saya sulit tidur pada malam hari,” imbuhnya.
Marin juga menegaskan dirinya adalah seorang perfectionist yang tak bisa menerima sebuah kesalahan. “Saya selalu ingin mencapai kesempurnaan,” tegas Carolina Marin.