Eksodus Surabaya United Menyisakan 2 Pemain Senior

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 09 Feb 2016, 21:10 WIB
Fandi Eko Utomo (kiri), salah satu pemain senior Surabaya United yang bertahan. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Surabaya - Selepas kepergian sejumlah pemain yang menyeberang ke klub lain, Surabaya United hanya menyisakan sejumlah pemain senior dalam skuatnya. Selebihnya, tim ini diperkuat pemain belia dengan rata-rata usia di bawah 24 tahun.

Di antara pemain kategori senior yang masih bertahan hingga kini adalah Fandi Eko Utomo dan Thomas Ryan Bayu. Kedua pemain ini memilih menetap di tim yang bermarkas di Jemursari Selatan, Surabaya ini karena alasan loyalitas dan tak tega melihat keadaan tim ini.

Kondisi Surabaya United memang mengkhawatirkan pasca hengkangnya lima pemain senior mereka. Maklum, selain ada kekhawatiran masih angin-anginan, tidak ada pemain yang bisa membimbing pemain muda. Padahal, tekanan dari dalam dan luar lapangan saat bertanding berpotensi meruntuhkan mental mereka.

“Saya besar dari sini. Saya merasakan jatuh bangun bersama tim ini. Saya tak tega sekaligus tidak rela kalau sampai terjadi apa-apa pada tim ini,” tutur Thomas.

Advertisement

Hal yang sama diutarakan Fandi. “Tawaran menyeberang ke klub lain cukup banyak. Tapi saya hati saya sangat berat untuk hijrah. Saya memilih untuk bertahan karena saya ingin melihat adik-adik saya tumbuh dan matang lebih dulu. Tahun depan baru saya berpikir untuk pindah,” katanya.

Sebetulnya ada satu pemain lagi yang diharapkan bertahan, yakni Rudi Widodo. Namun Rudi kemungkinan besar tidak kembali meski sampai sekarang belum ada kabar kemana ia akan berlabuh. Rudi yang sempat berlatih dengan Surabaya United tak kembali lagi ke Surabaya setelah tampil di laga amal di Solo dan Sleman.

Isu yang beredar, Rudi termasuk dalam gerbong pemain yang pindah ke Madura United. Hanya saja, hingga saat ini Rudi belum menampakkan batang hidungnya di klub milik Achsanul Qosasi ini.

Alasan para pemain senior memilih hengkang cukup beragam. Untuk Slamet Nurcahyo dan Firli Apriansyah misalnya, kedua pemain itu tega meninggalkan klub yang tetap menggajinya semusim lalu di saat banyak klub lain berhenti membayar pemainnya lantaran kedekatannya dengan Achsanul.

Kedua pemain ini memang pernah membela Persepam Madura United ketika Achsanul masih menjadi CEO sekaligus manajer klub yang sekarang bernama Persepam Madura Utama itu. Sementara untuk Hery Prasetyo, Asep Berlian, dan Rudi besar kemungkinan karena tidak ada uang muka serta kenaikan gaji yang tak siginifikan bagi mereka.

Sementara di MU, mereka mendapatkan semuanya. Selain uang muka 25 persen, kabarnya mereka juga mendapatkan bayaran yang lebih besar dari Surabaya United.