Bola.com, Jakarta Liga Indonesia memang menjadi magnet tersendiri bagi para pemain asing untuk mencoba peruntungan. Tercatat Indonesia selalu banjir pemain asing ketika keran itu dibuka pada era Galatama dan Liga Indonesia musim pertama 1994.
Salah satu tempat yang paling banyak mengekspor para pemainnya ke Indonesia adalah Amerika Selatan. Pemain-pemain dari Brasil, Argentina, Cile hingga Uruguay kerap kali menyumbangkan pemain andal di gemerlapnya kompetisi Tanah Air.
Baca Juga
Argentina menjadi negara yang berulang kali menyumbangkan pemain yang menjadi tulang punggung klub-klub di Indonesia. Tak jarang kehadiran pemain Argentina bisa membuat klub di Indonesia sangat sulit dikalahkan.
Bila melihat ke belakang, ada beberapa pemain dari Argentina yang tercatat memiliki prestasi apik selama berkiprah di sepak bola Indonesia. Salah satu ukuran prestasi itu adalah keberhasilan mereka mengantar klub yang dibela menjuarai kompetisi domestik.
Siapa saja pemain asal Argentina yang memenuhi kriteria itu dan pantas dianggap memiliki catatan gemilang selama membela klub di Indonesia? Berikut pilihan bola.com:
1. Emanuel de Porras
Bomber asal Argentina ini sudah tidak asing di telinga para peci nta sepak bola Indonesia. Namanya mulai dikenal setelah memperkuat skuat tim Ibukota, Persija Jakarta pada tahun 2004.
Mengawali karier di Indonesia bersama tim Macan Kemayoran, De Porras langsung menunjukkan performa apik. Dari 28 pertandingan dia mampu mencetak 16 gol.
Pemain yang biasa disapa Cachi ini sempat memutuskan hengkang dari Persija dan bergabung dengan PSIS Semarang pada 2005-2006. Di tim berjuluk Mahesa Jenar itu, De Porras ternyata semakin tajam dengan gelontoran 17 gol dari 30 pertandingan.
Alhasil, PSIS dibawanya mengakhiri kompetisi di peringkat ketiga pada tahun 2005, serta menjadi runner-up di Liga Indonesia 2006 sebelum dikalahkan Persik Kediri dengan skor akhir 1-0 di Stadion Manahan, Solo.
2. Gustavo Chena
Gustavo Chena merupakan salah satu pemain Argentina yang pernah mengenyam akademi terbaik Boca Junior. Pada tahun 2003 usai menyelesaikan akademi Boca Junior, Chena mencoba peruntungannya dengan bergabung bersama Persija Jakarta selama dua musim (2003-2005).
Bersama Macan Kemayoran, Chena tampil ciamik dengan menyumbangkan lima gol dari 25 pertandingan. Dia sempat mudik ke Argentina untuk memperkuat tim lokal, 9 de Julio pada musim 2005-2006.
Akan tetapi, Chena sudah terlalu jatuh cinta dengan Indonesia. Pada tahun 2006 dia kembali ke Indonesia untuk memperkuat Persebaya Surabaya dan mencetak dua gol dari 14 laga.
Karier puncaknya terjadi ketika dia hijrah ke PSMS Medan pada tahun 2007-2008. Bersama generasi terbaik Ayam Kinantan yang saat itu diisi oleh Mahyadi Panggabean, Markus Harison, Saktiawan Sinaga hingga James Koko Lomell, Chena sukses mengantarkan PSMS ke partai puncak liga Indonesia.
3. Robertino Pugliara
Gelandang tangguh asal Argentina ini sudah 10 tahun berkarier di Indonesia. Mengawali karier bersama Persija Jakarta pada tahun 2006, Robertino mampu mencetak tujuh gol dari 49 pertandingan.
Pada tahun 2009 dia hijrah ke Balikpapan untuk memperkuat Persiba. Meski bertubuh kecil, kelemahan itu bisa ditutupinya dengan pergerakan gesit dan lincah serta umpan-umpan menusuk kepada penyerang dari lini kedua.
Hal inilah yang akhirnya membuat tim besar di Tanah Air, Persipura Jayapura tertarik menampungnya pada tahun 2014. Trionya bersama Ian Louis Kabes dan Gerald Pangkali di lini tengah sukses mengantarkan Persipura menjadi runner-up pada Indonesia Super League tahun 2014.
4. Gustavo Lopez
Gustavo Lopez merupakan salah satu fenomena pemain unik gelandang di Indonesia. Bagaimana tidak, ketika bermain Lopez jarang sekali mengandalkan fisik dan lebih memilih memakai kecerdasannya.
Lihat saja ketika dia bermain di lapangan, permainannya lambat dan tidak memiliki kecepatan yang tinggi. Keunggulan Gustavo adalah cara melihat area sekitar sebelum melepaskan umpan kepada rekan-rekannya.
Dia selalu menengak-nengok ketika bola berada di kakinya. Hal ini memang yang seharusnya dilakukan gelandang yang sekaligus berposisi sebagai gelandang bertahan atau deep playing playmaker.
Jika boleh berkaca pada sepak bola di dunia, posisi yang ditempati oleh Lopez mirip seperti Andrea Pirlo lakukan saat bermain di timnas Italia maupun di klub seperti AC Milan, Juventus dan sekarang New York City.
Alhasil, berkat kemampuan itu, Arema sempat dibawanya meraih beberapa trofi seperti, Piala Gubernur Jawa Timur, Trofeo Persija, Piala Menpora, Inter Island Cup hingga runner-up Indonesia Super League.
Lopez saat ini memperkuat tim Malaysia Super League, Trengganu yang akan memulai kiprahnya pada Sabtu (13/2/2016).
5. Esteban Vizcarra
Berbeda dengan Gustavo Lopez yang lebih mengandalkan kecerdasan ketimbang fisik, Vizcarra ibarat gelandang yang menyatukan permainan fisik dan juga kecerdasan.
Vizcarra yang menempati posisi gelandang sayap kerap kali membuat pergerakan yang ciamik dengan skill individunya. Dia juga sangat cerdas dalam mengirimkan umpan kepada rekannya untuk mencetak gol.
Mengawali karier di Indonesia dengan memperkuat Pelita Jaya, Vizcarra menyita perhatian dengan mencetak enam gol dari 30 pertandingan. Berkat kehebatannya itu, Semen Padang meminangnya pada tahun 2010.
Bersama Semen Padang, Vizcarra mencatat cerita yang indah. Sebab, klub berjuluk Kabau Sirah itu berhasil mengunci jasa Vizcarra dari incaran klub lain selama lima tahun.
Pada lima tahun itu juga beberapa prestasi berhasil disumbangkan oleh Vizcarra. Salah satu yang paling berkesan ketika dia menyumbangkan trofi Indonesia Premier League pada tahun 2011-2012.
Vizcarra meninggalkan Semen Padang pada tahun 2015 dan bergabung dengan Arema Cronus yang baru saja ditinggal Gustavo Lopez saat itu. Sayang, bersama tim Singo Edan, Vizcarra gagal mengantarkan Arema ke partai puncak setelah takluk dari Mitra Kukar di babak semifinal Piala Jenderal Sudirman beberapa waktu lalu.