Indra Sjafri di Mata 2 Mantan Asisten Pelatih Timnas U-19

oleh Nandang Permana diperbarui 13 Feb 2016, 16:00 WIB
Eko Purjianto dan Jarot Supriadi telah menjadi asisten Indra Sjafri sejak Timnas U-19 (2013-2014) hingga Bali United Pusam. (Bola.com/Permana Kusumadijaya)

Bola.com, Bandung - Dua asisten pelatih Bali United, Jarot Supriadi dan Eko Purjianto berbicara soal sosok Pelatih Kapala Bali United, Indra Sjafri. Mereka berdua telah bersama Indra di Timnas U-19 yang sukses menjuarai Piala AFF 2013 dan lolos ke Piala AFC 2014. 

Pelatih kiper Jarot Supriadi mengatakan, ia sudah bisa menebak suasana hati Indra dari raut mukanya. Hal itu tak terlepas dari kebersamaan mereka yang terbilang cukup lama, sehingga Jarot sudah menganggap Indra Safrie seperti keluarganya.

"Selain itu, dia merupakan pribadi yang baik dan senang membantu. Coach Indra bisa menempatkan diri sebagai pelatih kepala atau sebagai teman. Dia pun sangat menghargai kerja keras orang lain dan dia tak pernah ikut campur urusan pelatih lainnya," kata Jarot kepada bola.com, Sabtu (13/2/2016).

Advertisement

Sementara itu, Eko Purjianto menilai Indra Sjafri sebagai sosok yang profesional dalam bekerja dan tegas saat memimpin latihan serta mengintruksikan pemain saat berlaga.

"Coach Indra adalah sosok yang tegas dan profesional. Tapi, kalau di luar lapangan dia adalah teman, dan bercanda seperti biasa. Saya pun selalu profesional saat bekerja dengan coach Indra. Sosok yang tegas dan teman yang baik," ucapnya.

Indra Sjafri mengatakan, untuk menjaga kebersaaman dalam tim, staf pelatih harus bekerja secara profesional dan mempunyai visi dan misi yang sama. Begitu juga dengan pemain dan anggota ofisial yang lain. 

"Yang pertama harus ada kesamaan visi dan misi sesuai dengan keinginan klub. Kalau sudah satu visi akan nyaman. Saya dan pelatih yang lain melakukan pendekatan ke pemain. Jika mereka salah ditegur dan kalau benar akan kami benarkan. Tentunya, saat mereka butuh bantuan, kami akan hadir. Itu yang paling penting," tuturnya.

Indra juga tak mau berpanas hati saat mengelola tim. "Kami harus sabar, karena kalau tidak bisa darah tinggi. Para pemain ini berusia muda yang masih berkembang. Soal taktik, mereka masih perlu dibenahi. Tapi justru bagi saya lebih enak menangani pemain muda dengan karakter yang kuat," tegas Indra Sjafri.