Bola.com, Medan - Liestiadi, mantan pelatih PSM Makassar, punya cara tersendiri untuk mengisi waktu sembari menunggu lamaran klub yang ingin memakai jasanya. Selain berkumpul dengan keluarga, tiap akhir pekan Liestiadi menggelar coaching clinic di Lapangan PSMS Medan.
"Pesertanya berasal dari pelatih dan pemain dari sekolah sepak bola di Medan. Mumpung sedang vakum, saya isi waktu untuk berbagi ilmu dengan mereka," ujar Liestiadi kepada bola.com, Sabtu (13/2/2016).
Menurut Liestiadi, waktu yang dihabiskan saat melakukan klinik kepelatihan berkisar delapan jam. "Saya tidak hanya mengajarkan teori tapi juga praktek. Setiap peserta harus proaktif," jelasnya.
Liestiadi menambahkan materi coaching clinic meliputi visi bermain, nutrisi, gaya hidup, dan cara bersikap sebagai pemain profesional. "Saya juga menekankan kepada orangtua dan pelatih SSB agar menekankan kepada anak didiknya supaya tidak melupakan pendidikan formal," paparnya.
Baca Juga
Terkait dengan pendidikan, mantan pelatih Gresik United ini merujuk ke pembinaan sepak bola di Korsel dan Jepang yang tetap menekankan pendidikan kepada pemain usia muda.
"Dengan pendidikan yang baik dapat mempermudah seorang pemain menyerap ilmu sepak bola dari pelatihnya," jelas Liestiadi yang berlisensi A AFC dan instruktur pelatih AFC ini.
Di lain pihak, Liestiadi tak bersedia menanggapi soal peluang dirinya jadi pelatih Pusamania Borneo FC yang baru saja ditinggal pergi Tony Ho. "Soal jadi pelatih Borneo atau klub lain, saya serahkan sepenuhnya ke agen untuk mengurusnya. Sejauh ini yang saya tahu, baru Borneo FC yang menjalin komunikasi dengan agen saya," katanya.
Sebelumnya, Presiden Borneo FC, Nabil Husain, melontarkan pujian kepada Liestiadi. Di mata bos klub berjulukan Pesut Etam itu, metode kepelatihan Liestiadi selalu update dan modern. Namun, Borneo FC belum mau buru-buru menentukan pelatih sebelum ada kejelasan kompetisi.