Bola.com — Tim nasional Swedia memiliki sejarah panjang dalam dunia sepak bola. Sejak memainkan laga internasional pertama pada 12 Juli 1908, negara tersebut hingga kini selalu aktif mengikuti turnamen internasional bergengsi, Piala Eropa dan Piala Dunia.
Baca Juga
Pagelaran Piala Eropa 2016 akan menjadi edisi keenam yang diikuti Swedia. Menurut catatan sejarah, tim berjuluk Blagult atau dalam Bahasa Indonesia Si Biru Kuning itu pernah mencatatkan prestasi apik dalam turnamen empat tahunan tersebut.
Di ajang Piala Eropa 1992, misalnya, ketika Swedia berhasil mencapai babak semifinal. Kala itu, Swedia yang juga bertindak sebagai tim tuan rumah, berada satu grup dengan Denmark, Prancis, dan Inggris.
Swedia yang saat itu dilatih Tommy Svensson melangkah ke putaran berikutnya setelah finis di puncak klasemen berkat meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang. Namun, laju Swedia akhirnya terhenti pada babak empat besar setelah takluk 1-2 dari Jerman, di Rasunda Stadium.
Status semifinalis Piala Eropa 1992 merupakan prestasi tertinggi bagi negara yang terletak di Eropa Utara tersebut. Maklum, kali ini, untuk mengamankan tiket Piala Eropa 2016 di Prancis, Swedia harus bersusah payah.
Pada babak kualifikasi, Swedia tergabung di Grup G bersama Austria, Rusia, Montenegro, Liechtenstein, dan Moldova. Zlatan Ibrahimovic dan kawan-kawan hanya mampu finis di posisi ketiga dengan koleksi 18 poin.
Hasil tersebut membuat Swedia harus menjalani partai play-off dengan sistem home and away melawan Denmark agar dapat berlaga di Prancis. Pada leg pertama, Swedia menang 2-1 berkat gol Emil Forsberg pada menit ke-45 dan Zlatan Ibrahimovic lewat titik putih pada menit ke-50.
Kemenangan itu menjadi modal berharga bagi Swedia untuk melakoni leg kedua di Stadion Parken, 17 November 2015. Setelah bermain 2-2, Swedia pun memastikan satu tiket putaran final karena unggul agregat 4-3.
Di Prancis, Swedia tergabung di Grup E bersama Belgia, Italia, dan Irlandia. Mereka akan menjalani pertandingan perdana melawan Irlandia, di Stade de France, Saint-Denis, 13 Juni mendatang.
Bintang:
Zlatan Ibrahimovic
Bicara soal Zlatan Ibrahimovic tentu semua orang sepakat jika pemain tersebut dikenal sebagai salah satu penyerang berbahaya di dunia. Belum lagi mengomentari kemampuan striker Paris Saint-Germain tersebut dalam hal "merobek" jala gawang lawan dengan tendangan keras.
Ibrahimovic memulai debut bersama timnas Swedia pada pertandingan persahabatan melawan Kepulauan Faroe, 31 Januari 2001. Pemain berusia 34 tahun tersebut tampil di laga kompetitif internasional ketika Swedia menghadapi Azerbaijan pada ajang kualifikasi Piala Dunia 2002.
Swedia mengalahkan Azerbaijan 3-0 dan Ibrahimovic mencetak salah satu dari gol kemenangan tersebut. Setelah itu, Ibrahimovic selalu menjadi pilihan utama di lini depan skuat Blagult.
Piala Dunia 2002 di Korea Selatan-Jepang menjadi turnamen internasional resmi pertama yang diikuti Ibrahimovic bersama Swedia. Sayang, laju Ibrahimovic dan kawan-kawan terhenti pada 16 besar setelah disingkirkan Senegal 1-2.
Pada 4 September 2004, Ibrahimovic mencatat rekor sebagai pemain yang mencetak gol terbanyak dalam satu laga bersama timnas Swedia saat menghadapi Malta. Mantan pemain AC Milan tersebut menyumbang empat dari tujuh gol yang dicetak Swedia.
Di level klub, Ibrahimovic sudah melalang buana di Eropa. Dia pernah memperkuat Ajax Amsterdam, Juventus, Inter Milan, Barcelona, AC Milan, sebelum bergabung dengan Paris Saint-Germain. Berbagai gelar domestik dan penghargaan individual pun diraih pemain kelahiran 3 Oktober 1981 ini.
Namun, prestasi tersebut berbanding terbalik di level timnas karena Ibrahimovic belum mempersembahkan satu gelar pun. Hingga saat ini, Ibrahimovic sudah mencetak 62 gol dari 111 pertandingan, jumlah yang membuatnya tercatat sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang masa timnas Swedia.
Pelatih:
Erik Hamren
Erik Hamren mengawali karier kepelatihan pada 1987 bersama klub Divisi Empat Swedia, Enkopings SK. Setelah itu, dia tercatat pernah mengarsiteki klub Swedia lain, di antaranya Vasby IK, IF Brommapojkarna, Vasalunds IF, dan Degerfors IF.
Pada 1995, Hamren mulai meraih sukses saat mempersembahkan dua trofi Sevnska Cupen atau Piala Swedia bersama AIK. Trofi serupa pun sempat direbutnya bersama Orgryte IS, pada musim 1999 dan 2000.
Hamren kemudian mencoba peruntungan untuk berkarier di luar Swedia dengan mengarsiteki klub Denmark, AaB Fodbold pada 2003. Lima tahun berselang, dia pun berhasil mempersembahkan trofi bergengsi, yakni Danish Superliga Championship untuk klub tersebut.
Hamren lalu melanjutkan karier dengan Rosenborg BK pada 2008. Bersama klub Norwegia itu, pria berusia 58 tahun tersebut meraih trofi Premier League Norwedia pada 2009 dan 2010.
Berbagai prestasi itu akhirnya membuat Asosiasi Sepak Bola Swedia (SvFF) kepincut. Pada 4 November 2009, Hamren resmi ditunjuk sebagai pelatih Ibrahimovic dan kawan-kawan. Namun, dia gagal membawa timnya ikut serta di ajang Piala Dunia 2010 dan 2014 setelah tidak lolos kualifikasi.
Hamren akan kembali mendapatkan tugas berat di ajang Piala Eropa 2016. Maklum, kali ini dia harus memutar otak lebih keras lantaran Swedia harus bersaing dengan negara kuat lainnya, seperti Belgia, Italia, dan Republik Irlandia di Grup E.
Legenda:
Gunnar Nordahl
Gunnar Nordahl adalah salah satu pemain Swedia yang tersohor pada era 1950-an. Kala itu, dia pun berstatus sebagai bintang klub raksasa Italia, AC Milan, pada periode 1049 hingga 1956.
Bersama Milan, Nordahl mempersembahkan dua gelar Serie A, empat trofi Coppa Italia, dan dua trofi Latin Cup—turnamen yang terdiri dari empat klub negara Prancis, Italia, Portugal, dan Spanyol.
Di San Siro, Nordahl tercatat membukukan 257 penampilan dan mencetak 210 gol untuk I Rossoneri. Setelah melalui berbagai pertimbangan, Nordahl memutuskan bergabung dengan AS Roma pada 1956.
Namun, kariernya tak semanis seperti di Milan. Hanya bermain selama dua musim bersama Il Lupi, Nordahl akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu pada akhir musim 1957-1958.
Untuk level Internasional, Nordahl pertama kali dipanggil memperkuat tim nasional Swedia pada 1945. Tiga tahun kemudian, dia menjadi aktor utama di balik sukses Swedia menjuarai Olimpiade musim panas pada 1948. Namanya pun tercatat sebagai pencetak gol terbanyak.
Kepindahannya ke AC Milan pada 1949 memaksa Nordahl pensiun dini dari timnas Swedia. Pemain yang dijuluki Il Bisonte (banteng) itu tampil dalam 33 pertandingan dan mencetak 43 gol untuk Swedia atau dengan rasio 1,5 gol per laga.
Sumber: Berbagai sumber