Gaya Latihan PS Polri: Ada Hukuman Koprol dan Baris-berbaris

oleh Juprianto Alexander Sianipar diperbarui 17 Feb 2016, 22:00 WIB
Pelatih PS Polri, Bambang Nurdiansyah memakai metode latihan yang berbeda dibandingkan kebanyakan tim lain di Tanah Air. (Bola.com/Juprianto Alexander)

Bola.com, Depok - Tim amatir, PS Polri sudah menggelar latihan sejak sepekan terakhir untuk menghadapi Piala Bhayangkara, 17 Maret-3 April 2016. Uniknya, pendekatan dalam latihan yang diterapkan pelatih PS Polri, Bambang Nurdiansyah berbeda dibandingkan kebanyakan tim lain.

Pelatih yang akrab disapa Banur itu selalu memberikan hukuman bagi setiap pemain yang gagal menjalankan instruksinya. Hukuman yang diberikan pelatih Persija Jakarta di Piala Jenderal Sudirman, mulai dari push up hingga koprol.

Pada sesi latihan di lapangan Mako Brimob, Cimanggis, Depok, Rabu (17/2/2016), beberapa pemain PS Polri jadi ‘korban’ aturan Banur. Tak terkecuali, dua pemain yang dipinjamkan oleh Surabaya United, Fatchurohman dan Muhammad Hargianto.

Advertisement

Fatchu melakukan gerakan koprol gara-gara salah dalam melakukan umpan silang ke dalam kotak penalti dalam simulasi pertandingan. Sedangkan Hargi mendapatkan hukuman yang sama karena salah dalam mengambil keputusan saat berada di daerah pertahanan lawan.

“Hargi, ayo koprol,” ucap Banur dengan nada lantang. Setelah itu, Banur memberikan contoh soal keputusan yang harus dilakukan Hargi saat berada di area penalti lawan.

Selain push-up dan gerakan koprol, seluruh pemain PS Polri juga wajib berbaris ala militer setelah latihan beres. Hal itu juga harus diikuti tiga mantan pemain Persipura Jayapura, Dominggus Fakdawer, Bio Paulin, dan pemain asing, Robertino Pugliara.

Dua mantan pemain Persipura Jayapura, Bio Paulin dan Robertino Pugliara pertama kalinya mengikuti baris-berbaris selama berkarier sebagai pesepak bola di Indonesia. (Bola.com/Juprianto Alexander)

Ketiganya harus mengikuti pendekatan ala militer yang ada di PS Polri. Meski terlihat canggung, trio pemain Persipura itu terlihat mulai bisa beradaptasi dengan latihan PS Polri yang agak sedikit berbeda tersebut.

Robertino mengakui berbaris ala militer menjadi sesuatu yang baru bagi dirinya sejak berkarier di Indonesia tahun 2007. “Kalau push-up saya sudah biasa tapi berbaris setelah latihan memang baru pertama. Sebuah pengalaman yang menarik juga,” kata mantan pemain Persija Jakarta itu seraya tersenyum.

Komentar serupa juga dilontarkan Bio Paulin. Pemain yang resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada Maret 2015 itu mengaku bisa beradaptasi dengan pendekatan latihan PS Polri yang berbeda dengan tim lain. 

“Buat saya pribadi tidak ada masalah. Sejauh ini saya bisa mengikuti pendekatan latihan yang diterapkan pelatih,” kata pemain berdarah Kamerun ini.