9 Pebalap Asia yang Pernah Membalap Satu Musim Penuh di F1

oleh Muhammad Wirawan Kusuma diperbarui 30 Apr 2016, 09:20 WIB
9 Pebalap Asia yang pernah membalap satu musim penuh di ajang Formula 1. (Guardian/Epson/Responsejp/Grandprix20/f1 Fanatic)

Bola.com, Jakarta - Pebalap Indonesia, Rio Haryanto, terancam tak bisa membalap semusim penuh di ajang Formula 1 (F1) 2016. Kiprah Rio bisa terhenti di tengah musim jika tak bisa melunasi kekurangan dana setoran ke Manor Racing senilai 7 juta euro (Rp 104 miliar).

Advertisement

Rio Haryanto merupakan pebalap Indonesia pertama yang tampil pada ajang balap jet darat paling bergengsi di dunia tersebut. Dia merupakan driver Asia ke sekian yang pernah mengecap persaingan di F1.

Keikutsertaan pebalap Asia di balapan F1 sudah terjadi sejak lama. Pebalap Thailand, Birabongse Bhanudej Bhanubandh, menjadi pria Asia pertama yang tampil di ajang F1, yaitu pada tahun 1950.

Meski banyak pebalap Asia yang pernah mengecap balapan F1, tak semuanya menjalani selama satu musim penuh. Beberapa di antaranya bahkan melewati satu atau dua balapan saja. Jika ingin masuk pebalap mampu tampil satu musim penuh di ajang Formula 1, Rio harus segera menemukan solusi terkait pembayaran dana ke Manor Racing. 

Berikut ini 9 pebalap Asia yang pernah membalap di F1 satu musim penuh:

2 dari 6 halaman

2

Taki Inoue (Autosport)

1. Taki Inoue (Jepang)

Taki Inoue pertama kali merasakan pengalaman membalap di F1 pada musim 1994. Namun, ketika itu dia hanya menjalani satu balapan, yaitu di GP Jepang.

Baru pada musim 1995, pria kelahiran 5 September 1963 ini tampil satu musim penuh bersama tim Footwork Hart. Sayangnya, dari 17 balapan, hanya lima kali Inoue mampu finis. Sisanya, pebalap asal Jepang ini selalu gagal melewati garis akhir.

Ukyo Katayama (SKY)

2. Ukyo Katayama (Jepang)

Ukyo Katayama terbilang kenyang pengalaman di F1. Dia mulai ikut balapan jet darat pada musim 1992 bersama tim Central Park Venturi Larrouse.

Meski demikian, Katayama baru benar-benar merasakan satu musim penuh di F1 ketika membela Tyrrell Racing Organisation pada musim 1994. Hebatnya lagi, dia mampu meraup lima poin kala itu.

Capaian itulah yang membuat Katayama mulai rajin tampil di F1. Terakhir, dia membalap bersama tim Minardi pada musim 1997.

3 dari 6 halaman

3

Shinji Nakano (Tumblr)

3. Shinji Nakano (Jepang)

Shinji Nakano membuat debut di F1 pada musim 1997 bersama Porst Gauloises Blondes. Ketika itu, dia langsung membalap satu musim penuh.

Sayang prestasinya tak begitu menggembirakan. Dari 17 kali seri, pebalap kelahiran, Osaka, Jepang ini hanya meraup 2 poin.

Pada musim 1998, dia pindah ke Fondmetal Minardi Team. Namun lagi-lagi dia gagal meraup prestasi dalam 16 kali balapan.

Narain Karthikeyan (Guardian)

4. Narain Karthikeyan (India)

Narain Karthikeyan menjadi pebalap India pertama yang tampil di ajang F1. Dia mengawali karier bersama tim Jordan GP pada musim 2005.

Ketika itu, Karthikeyan sukses meraup 5 poin dari 19 balapan yang dilakoni pada musim perdananya. Setelah pindah ke Hispania Racing F1 Team pada musim 2011, pria kelahiran 14 January 1977 ini hanya melakoni beberapa balapan.

Baru pada musim 2012, dia kembali membalap satu musim penuh di F1. Kali ini bersama HRT Formula 1 Team. Sayangnya, hasil yang diraih sungguh mengecewakan. Capaian terbaiknya hanya finis di posisi ke-15.

4 dari 6 halaman

4

Satoru Nakajima (Epson)

5. Satoru Nakajima (Jepang)

Satoru Nakajima membuat publik Jepang bangga saat bergabung dengan Camel Team Lotus Honda pada 1987. Apalagi pada musim perdananya itu Nakajima mampu meraup 7 poin dari 16 balapan yang dilalui.

Sejak itu hingga musim 1991, Nakajima selalu melakoni balapan satu musim penuh meski berganti-ganti tim. Pada tahun 1991, dia mengakhiri kiprahnya di ajang balap jet darat tersebut bersama Braun Tyrrell Honda.

Aguri Suzuki (responsejp.com)

6. Aguri Suzuki (Jepang)

Mengalami kiprah di F1 pada musim 1988 bersama Larrousse Calmels, Aguri Suzuki baru merasakan balapan satu musim penuh pada tahun 1990 bersama Espo Larraousse F1.

Debutnya berjalan cukup manis. Dari 16 kali balapan, Suzuki mampu meraup 6 poin dan finis keenam pada klasemen akhir.

Setelah tiga tahun menjalani balapan F1 semusim penuh, Suzuki akhirnya mulai kehilangan taji. Pada musim 1994, dia hanya melakoni satu balapan bersama Sasol Jordan. Sedangkan pada musim 1995, Suzuki yang bergabung dengan Ligier Gitanes Blondes, hanya menjalani lima balapan.

5 dari 6 halaman

5

Takuma Sato (grandprix20.com)

7. Takuma Sato (Jepang)

Takuma Sato memulai debutnya di ajang F1 pada musim 2002 bersama DHL Jordan Honda. Namun, namanya mulai mencuri perhatian saat membela Lucky Strike BAR Honda pada musim 2004.

Ketika itu, Sato finis ke-8 pada klasemen akhir pebalap dengan torehan 34 poin. Itu merupakan satu di antara pencapaian terbaik pebalap Jepang di ajang F1.

Toranosuke Takagi (panorama-auto.it)

8. Toranosuke Takagi (Jepang)

Toranosuke Takagi hanya dua musim membalap di ajang F1. Pertama bersama PIAA Tayrrell Ford pada musim 1998. Ketika itu, dia membalap di 16 seri. Hanya delapan kali pebalap yang lahir di Shizuoka, Jepang, itu mampu finis. Capaian terbaiknya adalah finis ke-9 di GP Inggris dan Italia.

Pada musim 1999, Takagi bergabung dengan Repsol Arrows F1 Team. Pada balapan pertama, dia cukup menjanjikan dengan finis ke-7 di GP Austria. Di GP Brasil, Takagi mampu finis ke-8. Sayangnya, setelah itu dia tak mampu lagi menembus 10 Besar. Bahkan, pria kelahiran 12 February 1974 tersebut lebih banyak gagal finis.

6 dari 6 halaman

6

Kamui Kobayashi (F1 Fanatic)

 9. Kamui Kobayashi (Jepang)

Kamui Kobayashi pertama kali mengecap persaingan balapan F1 pada musim 2009. Ketika itu dia mendapat jatah dua balapan dari Panasonic Toyota Racing. Hasilnya cukup lumayan. Kobayashi finis ke-9 di GP Brasil dan ke-6 di GP Abu Dhabi.

Baru pada musim 2010, pebalap yang kini berusia 29 tahun tersebut tampil semusim penuh. Saat itu, Kobayashi menjadi pebalap BMW Sauber F1 Team. Dari 19 balapan, dia sukses meraup 32 poin.

Atas prestasinya itu, Sauber mempertahankan Kobayashi selama dua musim berikutnya. Bahkan pada musim 2012, dia mencapai hasil yang luar biasa. Dalam 20 kali balapan, Kobayashi mampu meraup 60 poin. Namun, capaian tersebut ternyata tak memuaskan Sauber yang kemudian mendepaknya.

Pada 2014, pebalap kebanggaan Jepang ini kemudian pindah ke Caterham setelah sempat vakum beberapa musim. Tapi, dia gagal mengulang prestasi seperti di Sauber.