Bola.com, Semarang - Laga perdana kualifikasi sepak bola PON Jabar dimulai 20 Maret 2016 di Stadion Jalak Harupat Bandung serta Lapangan Pusdik Armed. Namun, pembagian jadwal tersebut dikeluhkan tim pra PON Jateng.
Pasalnya, Septian David Maulana dkk. harus bertanding dengan jadwal yang tidak beraturan. Usai melawan Pra-PON Banten di partai pertama, 20 Maret 2016, mereka langsung berhadapan dengan Pra PON Jatim, sehari berselang.
"Bermain dua kali dalam tempo dua hari jelas tidak ideal untuk sebuah event sepak bola. Jadwal yang tidak beraturan membuat pemain rentan ditempa cedera," ungkap asisten pelatih Jateng, Anjar Jambore Widagdo.
Dari jadwal yang diberikan, Pra PON Jateng mendapat waktu istirahat tiga hari usai bersua Pra PON Jatim. Mereka baru akan kembali bertanding kembali melawan Pra PON Yogyakarta, 24 Maret 2016, dan melawan Pra PON DKI Jakarta, 27 Maret 2016, di laga pamungkas.
Baca Juga
Mantan pelatih Persijap Jepara itu menjelaskan, protes jadwal padat tersebut sebenarnya sudah diajukan manajemen dalam temu teknik. Namun, tim lain baik DKI Jakarta, Jatim dan DI Yogyakarta juga menjalani jadwal padat, pada laga ketiga dan keempat sehingga protes tersebut tidak diterima.
Meski berat, Anjar memilih tak mau berlebihan menanggapi jadwal tersebut dan berharap para pemain tampil all-out di setiap pertandingan. Untuk itu, tim pelatih merancang berbagai program latihan dan uji coba yang disesuaikan dengan jadwal kualifikasi.
Tiga uji coba telah dirancang menghadapi PSIS Semarang, Jumat (26/2/2016) dan Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) Jateng, Minggu (28/2/2016), di Stadion Jatidiri, Semarang. Lalu mereka juga menghadapi Persiku Kudus di Stadion Wergu Wetan, Kamis (2/3/2016).
"Kami akan memaksimalkan waktu yang ada untuk mematangkan tim. Fisik pemain juga kami tempa agar maksimal menghadapi jadwal padat di kualifikasi," ucap Anjar.