Bola.com, Samarinda - Polda Kaltim memberlakukan larangan membawa minuman dalam kemasan botol bagi penonton yang menyaksikan pertandingan Piala Gubernur Kaltim di semua stadion. Suporter juga tak diperbolehkan mengusung perkusi ke dalam stadion. Pedagang asongan pun tak boleh berjualan di tribune penonton.
Panpel harus mematuhi dan menerapkan aturan ini bila hajatan yang memperebutkan hadiah total Rp 3,65 miliar ini berjalan lancar. Namun, kebijakan ini mendapat protes dari para pedagang dan suporter. Maklum, selama ini pedagang bebas berjualan saat digelar pertandingan sepak bola.
Bahkan momen itu dimanfaatkan pengasong untuk mencari nafkah secara halal. Sementara perkusi adalah alat yang dipakai suporter untuk memberi semangat tempur para pemain di lapangan.
"Tujuan pihak kepolisian bagus. Terutama soal membawa minuman dalam kemasan botol karena aparat kemanan tak ingin benda-benda itu dilemparkan ke lapangan atau penonton yang bisa menimbulkan keributan. Tapi soal larangan perkusi dan pedagang asongan, saya kira kurang tepat," sebut Tommy Ermanto, Ketua Panpel Grup A yang bertanggung jawab penyelenggaraan di Stadion Utama Palaran dan Segiri Samarinda.
Tommy menjelaskan turnamen sepak bola di Kaltim ini telah ditunggu semua lapisan masyarakat yang haus hiburan dan mereka yang ingin mendapatkan nafkah.
"Pedagang asongan sudah terbiasa berjualan di stadion. Mereka juga punya paguyuban resmi yang diketahui panpel. Jadi mereka juga tahu aturan di lapangan. Kasihan bila tak boleh jualan. Apalagi hampir setahun mereka tak berjualan di stadion sejak sepak bola nasional vakum," ujar Tommy Ermanto.
Baca Juga
Yang lebih aneh dan lucu menurut Tommy adalah larangan mengusung perkusi ke dalam stadion. "Yang namanya suporter sepak bola identik dengan genderang. Di Piala Dunia saja tak dilarang membawa dan membunyikan perkusi. Sepak bola tanpa suara perkusi terasa hambar," katanya.
Gara-gara aturan ini pula kelompok suporter Pusamania Borneo FC akan menemui pihak kepolisian agar aturan larangan membawa perkusi dihapus.
"Teman-teman Pusamania akan meminta baik-baik. Jika tak diizinkan, mereka tak akan menonton di dalam stadion tapi menyebar di beberapa tempat yang menggelar nonton bareng karena pertandingan Piala Gubernur Kaltim akan disiarkan langsung televisi swasta nasional," ungkapnya.
Jika rencana para suporter itu dilakukan, panpel Piala Gubernur Kaltim harus siap-siap menanggung kerugian akibat tak ada pemasukan dari tiket penonton.
"Imbasnya pemasukan panpel akan berkurang karena selama ini suporter dan penonton merupakan sumber pendapatan panpel. Sebagai ketua panpel Grup A Piala Gubernur Kaltim, saya ikut saja kebijakan panpel pusat. Tapi bila ingin sukses, saya tetap menyarankan agar ada permakluman untuk hal-hal yang selama ini dilakukan di kompetisi resmi," papar Tommy.