Bola.com, Jakarta - Dua venue, Emirates Stadium dan Juventus Stadium, Rabu (24/2/2016) dini hari WIB, menyajikan pertarungan menarik dengan empat tim raksasa saling berjibaku untuk menaklukkan lawan masing-masing. Hasilnya, enam gol tercipta, plus sajian pertarungan ketat dan menarik.
Tak hanya skor, hal lain yang mencuat adalah keberadaan dua nama penting yang sukses mencuat bersamaan, sekaligus membuktikan kapasitas mereka sebagai bintang. Hebatnya, dua nama tersebut berasal dari negara yang sama, yakni Argentina.
Di London, sosok Lionel Messi menjadi senjata mematikan Barcelona. Bukti ada di lapangan, karena berkat dua golnya pada menit ke-71 dan 83' melalui titik penalti, membuat El Barca pulang dengan membawa keunggulan 2-0. Situasi tersebut membuat kerja Barcelona lebih ringan pada Leg 2 Babak 16 Besar Liga Champions.
Baca Juga
Terbang ke kawasan selatan Eropa , tepatnya di kota Turin, ada rekan senegara Messi, yakni Paulo Dybala, yang tampil menawan meski timnya hanya bermain imbang 2-2 kontra Bayern Munchen. Namun bagi Juventus, sosok eks pemain Palermo tersebut menjadi motor kebangkitan La Vecchia Signora, sehingga terhindar dari kekalahan.
Dybala menjadi penggugah Lo Spirito ala Juventus setelah merobek jala Bayern Munchen pada menit ke-63. Sebelumnya, tuan rumah tertinggal dua gol usai Thomas Mueller merobek jala Gianluigi Buffon pada menit ke-43 dan aksi Arjen Robben (55').
Seusai dua pertarungan pada fase Leg 1 babak 16 besar tersebut, beberapa media, terutama di kawasan Amerika Selatan, membahas aksi Messi dan Dybala. Seperti dirilis O Globo dan Buenos Aires Daily News, nama terakhir dianggap semakin memenuhi syarat untuk menggantikan sang senior, Lionel Messi.
Dua laman tersebut membahas tentang pergerakan dan proses gol ala Dybala, yang dianggap memiliki kemiripan dengan gol pertama Messi ke gawang Petr Cech. Akselerasi dan penetrasi ke area pertahanan lawan, terutama daerah penalti, memiliki kesamaan. Sepanjang pertandingan, pergerakan keduanya juga selalu dimirip-miripkan, yakni berasal dari sisi kiri pertahanan musuh.
Peran Dybala di Juventus juga dianggap nyaris sama dengan apa yang dilakukan Messi bersama Barcelona. Berani melakukan aksi individu, kekuatan kaki kiri yang tajam dan kemampuan dribel di atas rata-rata, menjadi karakter Dybala yang hampir identik dengan Sang Messiah.
Analisa O Globo mengungkapkan, meski tak bermain penuh 90 menit, Dybala punya area jelajah sama dengan Messi. Itulah yang membuat Dybala semakin mendekati, dan dianggap sebagai penerus Messi.
Dua pemain asal Argentina tersebut memang tergolong moncer sepanjang musim ini, meski belum maksimal. Lionel Messi harus absen dalam beberapa pertandingan karena cedera, sementara Dybala cenderung masih dalam proses adaptasi dengan rekan-rekan barunya di Juventus.
Namun setelah semuanya tak menjadi resistensi, kualitas Dybala dan Messi sudah mulai keluar maksimal. Tak heran jika keduanya sama-sama menonjol di liga domestik, turnamen domestik ataupun Liga Champions. Tak hanya soal gol, melainkan juga kontribusi terhadap permainan tim. Statistik mengungkapkan, level sumbangsih kedua tim hampir sama, yakni Messi mencapai 84 persen, sedangkan Dybala ada di angka 81 persen.
Dybala memang tak bisa menunjukkan produktivitas gol, namun dalam tujuh penampilan di Liga Champions bersama Juventus, ia sanggup tampil konsisten. Pemuda berusia 22 tahun ini bisa memainkan peran sebagai pendobrak saat bersua Sevilla, Gladbach ataupun Manchester City.
Sedangkan Messi, selain menjadi sumber masalah bagi lini pertahanan lawan, juga berstatus pencetak gol andal. Permainan La Pulga semakin efisien, karena ia mencetak lima gol dalam empat partai.
Permainan menawan yang diperlihatkan duo Argentina tersebut pada Leg 1 Babak 16 Besar Liga Champions, dini hari tadi, semakin memberi sinyal kalau Dybala pantas menggantikan peran Messi, baik di Barcelona maupun timnas.
Apalagi bukan rahasia lagi, Barcelona sejak musim lalu berhasrat tinggi untuk mendatangkan Dybala. Tujuannya agar bisa lebih cepat beradaptasi dan nyetel dengan karakter permainan tim asal Catalunya tersebut.
Di luar itu, ternyata keduanya juga saling memuji. Jika Dybala sudah menyatakan Messi adalah role model permainannya, sang idola juga sudah melontarkan rasa kagum terhadap permainan pemuda kelahiran 15 November tersebut.
Seperti dirilis Squawka, beberapa waktu lalu Messi sudah mengirim pujian pada sang junior. Ia percaya Dybala bakal menjadi pesepakbola besar dan berstatus satu di antara pemain terbaik di dunia.
Di level timnas, Dybala sudah melakukan debut saat Argentina bersua Ekuador, di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2018, tahun lalu. "Dybala pemain yang luar biasa, dan dia memiliki masa depan cerah. Saya tak heran jika banyak orang yang membicarakan dirinya pada beberapa tahun mendatang," ujar Messi.
Nama Dybala kali pertama mencuat musim lalu kala bergabung dengan Palermo. Ia mencetak 13 gol dan mampu mengkreasi 61 peluang. Setelah banyak spekulasi, pemilik tinggi 177 cm ini memutuskan bergabung dengan Juventus, dan langsung mencetak tiga gol dalam enam laga pertama bersama The Old Lady.
Beberapa pihak kabarnya sudah tak sabar ingin melihat secara kontinyu jika Dybala berpasangan dengan Lionel Messi. Tak heran jika langkah pertama adalah berharap dua pemain tersebut bisa berada dalam satu tim.
Andai bisa bergabung ke dalam satu 'keluarga', komposisi lini depan tim yang memiliki keduanya bakal luar biasa. Meski punya karakter yang nyaris sama, permainan keduanya punya cara berbeda, terutama dalam mengeksekusi peluang di depan gawang lawan. Hal itulah yang membedakan hasil produktivitas sepanjang musim ini. Namun keduanya tetap berstatus pemilik rangkaian catatan statistik menawan.
Pada level Liga Champions 2015-2016, Messi sudah mencetak lima gol, sedangkan Dybala hanya sebiji. Selain itu, parameter permainan keduanya nyaris sama. Seperti kemampuan mengirim sepakan tepat sasaran, Messi melakukan 11 kali, sang rekan senegara 13 tendangan.
Di area akurasi umpan, pelayanan keduanya untuk target man terbilang seimbang yakni 84 persen untuk Messi dan Dybala (87 persen). Jarak jelajah rata-rata per partai juga seimbang. Messi melakukan 31,6 kilometer dalam empat partai, sementara Dybala ada di angka 54,4 kilometer pada tujuh laga.
Pada liga domestik, Messi dan Dybala juga tak berselisih jauh. Di La Liga, Messi sudah mencetak 15 gol dalam 20 partai, dengan lama bermain mencapai 1.623 menit. Dybala, bersama Juventus di Serie A juga sudah bermain 25 partai dengan koleksi 13 partai, plus 1.812 menit di lapangan.
Agresivitas kaki kiri keduanya juga tergolong dominan, yakni 14 gol (Messi) dan 13 gol (Dybala). Akurasi umpan juga relatif seimbang, yakni 80,9 persen (Messi) dan 84,7 persen (Dybala). Kompposisi statistik tersebut yang membuat publik memprediksi Dybala bakal memiliki masa depan yang tak jauh berbeda dengan sang senior.
Meski kemungkinan realitas itu bakal susah terjadi dalam rentang 4-5 tahun ke depan, namun dini hari tadi, Messi dan Dybala sukses memberi bukti. Aksi mereka sanggup memberi masalah besar bagi lini pertahanan lawan, dan tetap mampu membuka jalan bagi klub masing-masing untuk lolos ke fase perempatfinal Liga Champions 2015-2016.
Sumber: Berbagai sumber