Bola.com, Jakarta - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) diminta segera bergerak untuk menjadi sponsor Rio Haryanto yang musim ini berkiprah di ajang Formula 1 (F1) bersama tim Manor Racing. Pendanaan untuk Rio bisa menggunakan dana promosi program Wonderful Indonesia.
Hal itu diungkapkan Ketua Komisi X DPR RI, Teuku Riefky Harsya, saat dihubungi bola.com, Kamis (25/2/2016). Menurutnya, Kemenpar harus mengambil langkah cepat supaya tak ada pihak asing berpromosi melalui mobil Manor Racing yang dikendarai Rio. Hal itu terkait kabar pihak Kementerian Pariwisata Malaysia berminat menjadi sponsor Rio melalui program Visit Malaysia.
Baca Juga
“Kalau sampai Visit Malaysia yang menjadi sponsor Rio, kami akan kecewa sekali. Rio kan pebalap Indonesia, jangan sampai disponsori Visit Malaysia. Bisa mencoreng nama Indonesia,” ujar Riefky.
Riefky mengaku sudah berulangkali mengingatkan bahwa Kemenpar bisa membantu pendanaan Rio, melalui program Wonderful Indonesia. Dari sisi hitungan bisnis, dana yang akan dikeluarkan oleh Kemenpar untuk promosi melalui pebalap asal Solo itu bakal ada timbal baliknya.
“Di Kemenpar kan ada program menyosialisasikan Wonderful Indonesia di level internasional. Jumlah penonton F1 itu sangat banyak, jadi bisa untuk mempromosikan pariwisata di Indonesia,” beber Riefky.
“Jika promosi berhasil, bisa menambah devisa karena wisatawan akan datang. Bisa untuk membantu untuk APBN juga,” imbuh dia.
Rio Haryanto masih kekurangan dana sekitar 7 juta euro atau sekitar Rp 103 miliar yang harus dibayarkan ke Manor. Saat ini, Rio baru menyetor sebesar 3 juta euro dari uang pribadi keluarga, sedangkan Pertamina membantu senilai 5 juta euro.
Riefky menyarankan Kemenpar tidak perlu menutup seluruh kekurangan Rp 103 miliar tersebut. “Pembayaran ke Manor kan ada termin-terminnya. Jadi bisa mengambil salah satu terminnya. Bagaimanapun ini bisa mengharumkan nama negara. Presiden bisa menginstruksikan Kemenpar membantu Rio lewat program Wonderful Indonesia,” beber dia.
Mensponsori Rio Haryanto dengan menggunakan dana promosi Kemenpar, menurut Riefky lebih mudah dibanding harus menggunakan dana lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
“Apalagi jika akan mengajukan lewat APBN-P baru bisa pada Mei. Padahal katanya pembayaran ke Manor paling lambat Mei,” ujar Riefky.