Bola.com, Bandung - Sebagai tim jebolan kompetisi perserikatan Persib Bandung, dikenal amat kental berbau kedaerahan. Saat juara kompetisi Liga Indonesia edisi perdana musim 1995-1996, Tim Maung Bandung mengandalkan pemain dengan citra rasa lokal Jawa Barat. Namun, nuansa kedaerahan kian terkikis 10 tahun terakhir. Kehadiran Dejan Antonic diharapkan bisa mengembalikan jati diri Tim Pangeran Biru.
Persib menjelma menjadi tim besar di Indonesia setelah pengelolaannya diambil alih PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) delapan tahun silam. Sejak itu, persib Bandung menjadi tim yang kuat bertabur bintang dan sehat secara finansial.
Baca Juga
Namun, ironisnya para pemain lokal di Jabar pelan-pelan mulai tergerus dari skuad Maung Bandung. Persib lebih senang membelanjakan uang buat memboyong pemain bintang berbanderol mahal dari berbagai daerah. Saat juara Indonesia Super League 2014, hanya sedikit pemain asal Jabar yang jadi pemain inti.
Praktis hanya Atep atau Dedi Kusnandar yang jadi pelanggan skuat inti. Nama-nama lain macam Yandi Sofyan, Rudiana, M. Agung Pribadi, Jajang Sukmara, atau M. Natsir, lebih banyak jadi cadangan.
Saat Dejan Antonic datang menggantikan Djadjang Nurdjaman awal Februari 2016 ini, pelatih asal Serbia itu pun langsung memboyong pemain-pemain bekas klubnya Persipasi Bandung Raya (PBR), layaknya: David Laly, Rahmat Hidayat, Kim Kurniawan dan Hermawan. Terakhir, sang mentor pun menggaet Samsul Arif, Purwaka Yudi (Arema Cronus), dan Ricky Kayame (Persipura Jayapura).
Menurut mantan pemain Persib Bandung, Suwita Pata, kebijakan Dejan Antonic memboyong para pemain dari luar Jawa Barat tak bisa disalahkan."Sepak bola kan sudah ke arah industri, jadi kewenang pelatih ya merekrut pemain sesuai dengan strategi yang akan ia terapkan. Wajar-wajar saja, meski pemain itu dari luar Jawa Barat. Berbeda dengan dulu, di mana pemain Persib dipenuhi para pemain lokal," kata Suwita yang dijumpai bola.com pada Sabtu (27/2/2016).
Bukan hanya itu, kebijakan pemerintah yang melarang klub-klub papan atas memakai dana APBD menjadi faktor lainnya Persib memakai pemain dari luar Jawa Barat. Salah satu perundangan yang melarang adalah Permendagri No. 22/2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2012.
"Kalau dulu kan masih pakai APBD, jadi perekrutan pemain di Persib itu tak bisa dilepaskan dari pembinaan daerah. Kalau sekarang sudah berbeda, Persib benar-benar klub profesional sehingga kemenangan dan prestasi menjadi target utama yang dicanangkan manajemen yang menginvestasikan dana besar di Persib. Kehadiran pemain bintang hukumnya pun jadi wajib buat kepentingan marketing memancing sponsor," ungkap Suwita Pata.
Namun, pemain yang mulai meniti karier profesional di Persikab Bandung pada musim 1992 itu menilai, kebijakan Dejan Antonic yang sangat fokus untuk pemain muda, memberi harapan akan muncul bintang-bintang baru Tim Maung Bandung asal Bandung serta Jawa Barat.
Saat ini ada lima pemain muda Jawa barat jebolan Diklat Persib yang sedang mengadu nasib di tim senior. "Dejan sangat suka dengan pemain muda, tentu ini sangat menguntungkan bagi para pemain muda. Dan sekarang ini kan ada lima pemain muda dari diklat yang ada di Persib. Pemain-pemain belia tersebut harus memanfaatkan benar kesempatan membela tim senior Persib. Jika mereka tampil bagus kesempatan jadi pemain andalan ke depannya amat besar," ucap Suwita.
Dejan Antonic sendiri secara tegas mengungkapkan bahwaPersib Bandung di era kepemimpinannya tidak akan terlalu jorjoran membeli pemain bintang berharga selangit. "Konsep saya memaksimalkan pemain-pemain belia disetujui manajemen Persib. Saya ingin suatu saat nanti Persib memiliki pemain-pemain andalan hasil binaan sendiri. Ya memang butuh proses, saya tidak bisa langsung melakukan perubahan ekstrem. Tapi saya jamin visi saya tidak akan berubah," ucap Dejan.